DAFTAR BERITA

Senin, 29 Juni 2015

Toge Panyabungan Diburu Semua Etnis

Toge Panyabungan merupakan minuman khas yang berupa racikan beberapa bahan seperti lupis, cendil, pulut hitam, pukut tape putih, cendol, yang disiram dengan santan dan gula aren

INFO TABAGSEL.com-Mendengar namanya, banyak yang menyangka Toge Panyabungan merupakan sejenis sayuran. Padahal ini adalah minuman segar berupa racikan bahan lupis, candil, pulut hitam, tapai, cendol, yang disiram santan dan gula aren. Meski berasal dari Mandailing Natal (Madina) namun minuman ini menjadi pilihan berbuka bagi banyak suku di Medan.

Minuman khas ini banyak ditemukan saat Ramadan. Pedagang Toge Panyabungan, bisa Anda temukan, salah satunya di depan Masjid Perjuangan 45, Jalan HM Yamin, Jumat (26/6). Dari banyaknya pedagang makanan dan berbuka puasa di sini, sebagian menjual Toge Panyabungan. Biasanya, mereka berjualan sejak pukul 14.00 WIB hingga waktu berbuka.

Salah satu pedagang Toge Panyabungan, Nita Nasution mengungkapkan, ia telah berjualan Toge Panyabungan sejak 10 tahun lalu setiap bulan Ramadan. Ia memastikan Toge Panyabungan miliknya dibuat dari bahan berkualitas. Toge dibanderol Rp 10.000 per porsi.

"Toge Panyabungan itu gula arennya harus asli, santannya kental, candilnya jangan kebanyakan, pulut lupisnya juga berkualitas. Ya, kalau kakak, kualitas harus diutamakanlah, Dek. Orang juga bakalan tau mana yang enak, mana yang sekadar jualan bulan Ramadan," katanya.

Jika dilihat sepintas, minuman ini mirip es campur atau es cendol. Yang membedakannya, ragam kandungan di dalamnya. Tak hanya santan, gula merah dan cendol, namun ada pulut hitam, tapai pulu, candil, dan lupis yang menambah nikmat.

Dalam penyajiannya, Toge bisa ditambahkan es bagi penyuka minuman dingin. Namun tanpa es pun, Toge Panyabungan juga tak kalah nikmat dijadikan menu santap berbuka.
Nita mengaku, berjualan Toge sangat membantunya dalam urusan ekonomi keluarga. Sedangkan di luar Ramadan, ia bekerja sebagai wiraswasta.

Seorang pembeli, Citra yang sejak sore datang membeli mengaku, setiap Ramadan selalu menyempatkan diri berburu Toge Panyabungan. Baginya, ada kenikmatan berbeda saat berbuka dengan Toge. "Kalau nyari Toge itu harus gula aren yang asli (kental) bukan gula tebu. Santan dan lupisnya juga yang berkualitaslah," jelas Citra. Meski namanya Toge Panyabungan, penikmatnya tak hanya dari etnis Mandailing, namun dari banyak etnis di Medan seperti Melayu, Jawa, Padang, Tionghoa, Batak, dan lainnya.

Tidak ada komentar: