DAFTAR BERITA

Senin, 26 Mei 2014

Plt Sekda Paluta Kunjungi Pasien Diare di Pasar Matanggor

INFO TABAGSEL.com-Plt Sekdakab Tongku Palit Hasibuan SE Ak Msi didampingi Kadis Kesehatan Paluta dr Junaidah Harahap Mkes dan Camat Batang Onang Lairar Rusdi Nasution meninjau langsung kondisi kesehatan pasien penyakit diare di Puskesmas Pasar Matanggor, Kecamatan Batang Onang, Senin (25/5).

Rombongan disambut Kepala Puskesmas Pasar Matanggor Leli Asni Siregar bersama seluruh staf dan tim medis yang berjaga di ruangan.

Menurut Tongku Palit, pihaknya akan terus melakukan pemantauan langsung terkait KLB yang melanda 2 Kecamatan yang ada di Paluta ini. Saat ini pasien diare kini tengah ditangani secara intensif.

Tongku Palit menginstruksikan kepada tim medis agar mengoptimalkan penanganan kesehatan sehingga tidak menimbulkan korban jiwa yang banyak.

Selain itu, katanya juga akan tetap melakukan koordinasi ke semua pihak baik itu Dinkes, Camat maupun puskesmas agar wabah diare yang telah memakan korban 2 meninggal tidak terulang kembali.

Dalam kesempatan itu, dirinya juga akan mengusahakan untuk membantu para korban melalui Dinkes serta telah menginstruksikan kepada Dinkes untuk tetap memantau langsung serta tetap membuka posko diare di Kecamatan Batang Onang dan Hulu Sihapas.

Terpisah Penggiat Sosial Akhir S Rambe menyampaikan apresiasi atas kesigapan dari Pemkab Paluta melalui Dinkes dalam menyikapi wabah diare yang sudah masuk ke dalam kategori KLB tersebut.

4 Meninggal

Kepala Bidang Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut dr NG Hikmet melalui Miswar selaku koordinator tim ke Paluta mengatakan, untuk di Paluta ada 78 orang menderita diare. “Dari jumlah itu, 28 orang dirawat di puskesmas dan 32 orang rawat jalan dan 2 orang meninggal,” ujar Miswar, Selasa (27/5).

Sementara di Tapsel atau Sipirok, jelas Miswar, ada 12 orang yang sempat dirawat di Rumah Sakit Sipirok sejak kejadian pada 12 Mei lalu akibat diare dan banyak yang sudah sembuh. Namun saat ini jumlah yang dirawat hanya tinggal 8 orang lagi. Begitupun, 16 Mei lalu ada seorang meninggal yaitu perempuan usia 2,7 tahun dan pada 20 Mei seorang anak laki-laki usia 7 tahun meninggal.

“Jadi jumlah yang meninggal karena diare di Tapsel dan Paluta ada 4 orang, kemungkinan disebabkan dehidrasi berat. Tetapi situasinya sekarang ini sudah mulai bagus dan jumlah kasusnya menurun,” katanya.

Dari hasil investigasi, sambung Miswar, terjadinya kasus diare di Paluta indikasinya kemungkinan karena dua hal yaitu faktor air dan buah-buahan. “Di Paluta kan saat ini sedang musim buah mangga. Diduga kebiasaan makan mangga apalagi yang mentah dicampur dengan cabai, inikan bisa menyebabkan terjadinya daire,” terangnya.

Di samping itu juga faktor air, dimana sumber air minum dari air tanah yang dialirkan tercemar dengan saluran air yang besar, yang kemungkinan ada yang tidak dimasak terlebih dahulu sebelum diminum. “Kemungkinannya juga karena buang air besar (BAB) di sembarang tempat,” imbuhnya.

Sedangkan kasus diare di Sipirok, tambahnya, kemungkian karena di daerah itu sedang musim buah seperti jambu dan mangga. “Namun, untuk memastikan penyebab diare di dua daerah tersebut, menunggu hasil pemeriksaan rectal swab dan muntahan penderita dari laboratorium,” ucap Miswar.

DInkes Sumut, katanya lagi, terus melakukan upaya penangggulangan dan pencegahan penyakit termasuk Diare melalui penyuluhan dan pemberian obat diare.

“Kita melakukan penyuluhan dan memberi obat diare dan kasusnya sudah mulai turun,” ujar Miswar.

Tidak ada komentar: