DAFTAR BERITA

Senin, 26 Mei 2014

Wabah Diare di Paluta, 2 Meninggal Dunia,Puluhan Warga Dirawat

Salah seorang bocah yang mengalami diare mendapat perawatan intensif oleh petugas kesehatan di salah satu ruangan di Puskesmas Pasar Matanggor, Kecamatan Batang Onang.(Foto:Analisa/tohong p harahap


INFO TABAGSEL.com-Sedikitnya 76 warga dari berbagai desa di Kecamatan Batang Onang dan Kecamatan Hulu Sihapas terserang diare. Bahkan, dua warga di antaranya meninggal dunia akibat diduga akibat terlambat mendapatkan pertolongan.

Hingga Sabtu (24/5), belasan warga masih mendapat perawatan intensif di Puskesmas Pasar Matanggor, Kecamatan Batang Onang, dan 28 orang lagi dirawat di puskesmas Aek Godang, Kecamatan Hulu Sihapas.

Pantauan wartawan di Puskesmas Pasar Matanggor terlihat disesaki oleh para warga yang mengalami diare, lima ruangan di puskesmas tersebut dipenuhi pasien yang mengidap penyakit diare.

Pasien yang berdatangan pun silih datang berganti dari berbagai desa yang ada di Kecamatan Batang Onang. Dari 33 desa yang ada di Kecamatan Batang Onang diduga rata – rata desa terkena wabah penyakit diare.

Menurut Kepala Puskesmas (Kapus) Pasar Matanggor Leli Asni, penyakit diare pertama kali terjadi, Selasa (20/5) lalu, namun warga yang datang untuk berobat saat itu cuma 2 orang. Puncak merebaknya wabah diare terjadi, Jumat (23/5) malam.

Hingga berita ini diturunkan warga yang datang untuk berobat adalah sebanyak 48 orang yang datang dari berbagai desa dengan rincian jumlah pasien yang di rujuk ke RSUD Padang Sidimpuan 19 orang dan 29 orang rawat inap di puskesmas Pasar Matanggor sedangkan untuk korban meninggal dunia sebanyak 2 orang atasnama Maulana (4) Warga Batu Nanggar dan Rahmi (7) Warga Pangkal Dolok Julu.

Junaita (13) Warga Saba Siala, Kecamatan Batang Onang yang dirawat mengatakan kejadian bermula, Jumat (23/5) malam merasa mual dan muntah-muntah serta mengalami mencret.

Awalnya dia merasa itu hanyalah penyakit biasa namun karena sering mengalami muntah akhirnya dirinya mengadukan keluhan yang ia derita kepada ibunya Nursaida Siregar. “Awalnya mual dan muntah bang, karena tak tahan makanya saya ngadu ke mamak. Barulah mamak yang bawa saya berobat ke puskesmas,” ujar Junaita lemas.

Nursaida Siregar ibu dari Junaita pun membenarkan hal itu, karena merasa curiga dengan keluhan yang dialami putrinya itu lantas dirinya pun segera membawa putrinya itu untuk diperiksa ke puskesmas.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan dr Junaida Harahap MKes dikonfirmasi melalui Kasi Wabah Bencana Nurmaynides SKM mengaku telah menerima laporan tentang adanya wabah diare di dua kecamatan tersebut.

Nurmaynides mengatakan bahwa kasus yang menimpa warga di 2 kecamatan ini sudah dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi Sumut dan kasus ini termasuk dalam kategori kasus luar biasa (KLB).

“Kita telah membuka posko pengobatan diare yang bebas biaya serta akan tetap melakukan monitoring serta kontrol terkait dampak, pengendalian serta pencegahan penyakit yang telah memakan korban 2 orang meninggal dunia,” ungkapnya.

Senada dikatakan Kasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Dinkes Paluta dr Mahyuda Siregar, kasus yang telah terjadi di Kecamatan Batang Onang dan Hulu Sihapas akan segera ditanggulangi agar pengendalian dan pencegahan wabah penyakit diare ini bisa teratasi.

Kepala Bidang Penanggulangan Masalah kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Utara (Sumut) dr NG Hikmet MKes, Minggu (25/5) menambahkan, mereka sudah mengirimkan tim investigasi dan mengambil rectal swab para korban. “Hari ini kita mengirimkan tim yang berjumlah 5 orang dengan membawa obat-obatan yang diperlukan,” ujarnya.

Petugas yang dikirim dari program diare, Rosintan, dari Labkesda Sumut Miswar, surveilan Rosmaida, kesehatan lingkungan Dedi Lubis dan dari program wabah dan bencana alam Bambang Gunawan. “Mereka membawa selang dan cairan infus, obat diare dan lain-lainnya. Mereka akan mengambil swab penderita dan akan dilakukan pemeriksaan di Medan,” imbuhnya.(Analisa)

Tidak ada komentar: