DAFTAR BERITA

Jumat, 24 Agustus 2012

Pemerintah Optimis Pertumbuhan Tetap Positif

Presiden SBY  (foto: cahyo/presidensby.info)Add caption
INFO TABAGSEL.com-Pemerintah optimis bisa menjaga pertumbuhan di tengah resesi ekonomi global sebagaimana tahun 2008-2009 lalu. Hal ini juga dimungkinan mengingat pembangunan ekonomi Indonesia, seperti tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) 2010-2014, sudah pada jalur yang benar.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan hal ini dalam keterangan pers seusai rapat kerja kabinet di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (24/8) siang. Raker membahas langkah antisipasi penyelamatan, prospek, sekaligus respon kebijakan ekonomi nasional di tengah resesi perekonomian global sekarang ini.

“Langkah ke depan yang akan ditempuh pemerintah adalah menuntaskan dan mengelola perekonomian pada tahun 2012. Kami akan berusaha sekuat tenaga agar perekonomian di tahun ini mencapai sasaran yang diharapkan,” kata Presiden SBY.

Selain itu, pemerintah akan terus menjaga pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan tetap di atas 6 persen. Pengangguran dan kemiskinan juga akan terus ditekan, demikian pula inflasi, dan stabilitas harga.

Menyangkut pangan dan energi, Indonesia akan berupaya sekuat tenaga agar kedua komuditas itu tetap tersedia dengan harga yang terjangkau. "Manakala ada lonjakan yang amat tinggi, kita akan melakukan langkah stabilisasi harga ataupun langkah-langkah yang lain," Presiden menambahkan.

Indonesia pernah punya pengalaman menghadapi krisis tahun 1998-1999 dan 2008 lalu. Hingga saat ini resesi ekonomi akibat krisis di kawasan Eropa belum pulih. Negara-negara di zona Euro rata-rata tumbuh minus 0,3 persen. Kondisi yang hamper sama juga dialami Amerika Serikat. Pelambatan pertumbuhan juga terjadi di RRT dan India.

Harga minyak bumi, lanjut Presiden SBY, masih berfluktuasi. Sempat turun, tapi meningkat lagi pada Agustus ini. “Ini juga memberikan dampak yang cukup serius bagi hampir semua perekonomian dunia, kecuali negara-negara produsen minyak bumi dalam skala yang besar,” SBY menambahkan.

Harga pangan juga mengalami lonjakan. Kebutuhan pangan dunia meningkat sedangkan produksi sejumlah komuditas menurun akibat perubahan iklim.

Kepala Negara juga mengingatkan sekarang ini masih besar kemungkinan terjadinya financial shock. Letupan-letupan finansial yang terjadi di sebuah negara bisa mempberikan persoalan bagi negara lain karena sistem perbankan dunia saat ini sudah terintegrasi. “Kita punya pengalaman tahun 1998 dan dalam batas tertentu tahun 2008," SBY menjelaskan.

Atas gambaran tersebut, pemerintah bertekad mengelola perekonomian Indonesia saat ini dan dua tahun ke depan dengan baik. Perekonomian Indonesia, ujar Presiden SBY, sebenarnya ada pada jalur yang benar selama tiga tahun jika mengacu kepada RPJM 2010-2014. "Semua sasaran yang hendak kita capai, menurut kerangka waktu RPJM 2010-2014, bisa kita penuhi," Presiden SBY menegaskan. (Presiden RI)

Tidak ada komentar: