DAFTAR BERITA

Rabu, 05 November 2014

Masnawan Siregar Finalis Pahlawan untuk Indonesia 2014 dari Tapsel

INFO TABAGSEL.com-Berkaca pada Pengalaman pribadi, tidak tamat sekolah dasar karena permasalahan ekonomi orang tua, Masnawan Siregar, 53 tahun, justru menjadi pendiri sekolah setaraf SD di kampung halamannya di kelurahan Bintuju, Kabupaten Tapanuli Selatan..

Masnawan rela mengurungkan niatnya naik haji dan mengalokasikan tabungan haji tersebut untuk membangun sekolah yang diperuntukan bagi anak-anak kurang mampu.

Ia tidak ingin semakin banyak jumlah calon generasi muda yang putus sekolah. Hingga kini jumlah murid yang sekolah ditempat mencapai 250 siswa.

Dalam mendukung kegiatan operasional sekolah dan menggaji guru, Ia menggarap lahan tidur yang disulapnya menjadi perkebunan sayur bayam, kangkung, dan sawi. Dalam sebulannya, hasil yang diperoleh dari kebun sayur sebesar 3.500.000.

setelah berjuang mendirikan sekolah, selama 7 tahun, baru satu tahun terakhir mendapat bantuan dana BOS.
 

Dialah kandidat Pahlawan Untuk Indonesia versi MNCTV 2014, pengalaman pribadinya yang tak tamat sekolah dasar karena masalah ekonomi orang tua “Masnawan Siregar”, justru menjadi pendiri sekolah di kelurahan Bintuju, Kabupaten Tapanuli Selatan.

Demi kemajuan pendidikan di desanya, wanita 55 tahun ini rela merelakan ‘tabungan hajinya’ digunakan untuk membangun sekolah PAUD dan TK. Setelah empat tahun berjalan, Masnawan men-jual rumahnya di Padang sidempuan seharga Rp 145 juta. Dengan uang penjualan rumah lalu membeli tanah yang harganya lebih murah di Kelurahan Bintuju dan sisanya dibuatlah sekolah setaraf SD. Duh sungguh mulia sekali, rela menggorbankan mimpi dan kepentingan pribadinya demi orang banyak.

Wanita kelahiran sidempuan ini hanya tidak ingin melihat semakin banyak jumlah calon generasi muda yang putus sekolah.Semua pengorbanannya pun berbuah manis, jumlah murid yang sekolah ditempatnya mencapai 250 siswa yang berasal dari 2 kecamatan.

Perjuangannya tidak sampai disitu, demi kegiatan operasional sekolah, termasuk menggaji guru, Masnawan menjual sayur mayur dari kebun sayurnya. Setelah berjuang mendirikan sekolah sendiri, selama 7 tahun, baru satu tahun terakhir mendapat ban-tuan dana BOS. Agak miris sih, yang begini gak dilihat sama pemerintahan desa setempat. Well, apapun itu yang di dapatkan Masnawan memang tidak didapat karena sekolah, tapi karena Passion. Passion karena tidak mau melihat makin banyak generasi muda putus sekolah.