beINFO TABAGSEL.com-Pejabat Kedutaan Besar Republik Indonesia di Filipina memastikan tidak ada WNI yang menjadi korban topan Haiyan yang telah meluluhlantakkan sebagian Filipina dan diperkirakan menewaskan ribuan korban.
Minister Counselor Sosial Budaya KBRI Manila, Toto Waspodo mengatakan kepada wartawan BBC Indonesia, Arti Ekawati, seluruh WNI di Filipina sejauh ini dilaporkan selamat.
"Tidak ada korban jiwa dari WNI karena kebanyakan tinggal di Manila," kata Toto sambil menambahkan data KBRI menyebut sekitar 1.400 WNI kini tinggal di Manila sementara 9.000 lainnya di Filipina Selatan.
Sedangkan di kota Cebu, Filipina tengah, yang termasuk dalam jalur Haiyan terdapat sekitar 30 orang WNI.
"Sebelum topan terjadi, WNI di Cebu yang kebanyakan mahasiswa mengungsi ke hotel karena tidak ada listrik dan air. Mereka kini sudah kembali ke rumah masing-masing," tambah Toto.
WNI di Cebu kini membutuhkan air bersih, obat-obatan dan juga generator karena listrik masih belum menyala pasca bencana.
Namun KBRI masih menunggu kabar dari kota Tacloban, ibukota Provinsi Leyte, yang menjadi lokasi dengan kerusakan terparah tentang kemungkinan keberadaan WNI di sana. Namun belum ada kabar pasti karena jalur komunikasi yang belum pulih.
Sekitar 10.000 orang diperkirakan meninggal dunia akibat topan Haiyan di Tacloban saja.
Tidak mendekati Indonesia
Topan Haiyan sendiri tak berbahaya untuk warga yang tinggal di Indonesia karena tidak akan mendekati wilayah khatulistiwa kata juru bicara BMKG.
Juru bicara Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kukuh Ribudiyanto, mengatakan kepada Pinta Karana dari BBC Indonesia bahwa kekuatan Haiyan sudah jauh melemah.
"Haiyan sudah masuk ke Hanoi dan perkiraan kita itu sudah melemah, nanti malam bahkan tidak ada lagi," kata Kukuh.
"Kami tegaskan, topan itu tidak akan masuk ke wilayah ekuator di mana pun termasuk Indonesia... Haiyan kemarin sudah turun dari kategori 5 ke kategori 2 dan nanti malam diprediksi sudah hilang jadi tidak akan ada pengaruhnya," ujar Kukuh.
BMKG mengatakan teknologi memungkinkan sebuah badai atau topan terprediksi pembentukannya, kekuatan serta arah jalurnya tiga hari sebelum kejadian.
"Berdasarkan pemantauan kami, saat ini tidak ada badai yang akan masuk ke kawasan Asia dalam tiga hari. Cuma kami melihat ada dua bibit di utara Papua dan barat Sumatra tetapi belum ada tanda untuk menguat," tambahnya.
Porak poranda
Seorang ekspatriat asal Filipina di Jakarta, yang keluarganya tinggal di kota Leyte, Filipina tengah, mengatakan kepada BBC Indonesia ia baru mendengar kabar dari keluarganya, tiga hari setelah bencana .
"Rumah kakak saya hancur tetapi mereka sekeluarga selamat," kata Jet Damazo.
Beberapa hari terakhir Damazo mengatakan merasa sangat cemas dan menuding pemerintahnya belum melakukan cukup upaya untuk menolong para korban.
Kepala Palang Merah Filipina mengatakan kerusakan akibat Haiyan sebagai "kehancuran luar biasa."
Empat juta orang terkena dampak bencana itu dan mereka kini harus bertahan tanpa makanan, tempat tinggal atau air bersih.
Operasi pertolongan internasional sedang berlangsung tetapi regu penolong kesulitan mencapai kota-kota dan desa-desa yang aksesnya terputus sejak badai terjadi.
Minister Counselor Sosial Budaya KBRI Manila, Toto Waspodo mengatakan kepada wartawan BBC Indonesia, Arti Ekawati, seluruh WNI di Filipina sejauh ini dilaporkan selamat.
"Tidak ada korban jiwa dari WNI karena kebanyakan tinggal di Manila," kata Toto sambil menambahkan data KBRI menyebut sekitar 1.400 WNI kini tinggal di Manila sementara 9.000 lainnya di Filipina Selatan.
Sedangkan di kota Cebu, Filipina tengah, yang termasuk dalam jalur Haiyan terdapat sekitar 30 orang WNI.
"Sebelum topan terjadi, WNI di Cebu yang kebanyakan mahasiswa mengungsi ke hotel karena tidak ada listrik dan air. Mereka kini sudah kembali ke rumah masing-masing," tambah Toto.
WNI di Cebu kini membutuhkan air bersih, obat-obatan dan juga generator karena listrik masih belum menyala pasca bencana.
Namun KBRI masih menunggu kabar dari kota Tacloban, ibukota Provinsi Leyte, yang menjadi lokasi dengan kerusakan terparah tentang kemungkinan keberadaan WNI di sana. Namun belum ada kabar pasti karena jalur komunikasi yang belum pulih.
Sekitar 10.000 orang diperkirakan meninggal dunia akibat topan Haiyan di Tacloban saja.
Tidak mendekati Indonesia
Topan Haiyan sendiri tak berbahaya untuk warga yang tinggal di Indonesia karena tidak akan mendekati wilayah khatulistiwa kata juru bicara BMKG.
Juru bicara Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kukuh Ribudiyanto, mengatakan kepada Pinta Karana dari BBC Indonesia bahwa kekuatan Haiyan sudah jauh melemah.
"Haiyan sudah masuk ke Hanoi dan perkiraan kita itu sudah melemah, nanti malam bahkan tidak ada lagi," kata Kukuh.
"Kami tegaskan, topan itu tidak akan masuk ke wilayah ekuator di mana pun termasuk Indonesia... Haiyan kemarin sudah turun dari kategori 5 ke kategori 2 dan nanti malam diprediksi sudah hilang jadi tidak akan ada pengaruhnya," ujar Kukuh.
BMKG mengatakan teknologi memungkinkan sebuah badai atau topan terprediksi pembentukannya, kekuatan serta arah jalurnya tiga hari sebelum kejadian.
"Berdasarkan pemantauan kami, saat ini tidak ada badai yang akan masuk ke kawasan Asia dalam tiga hari. Cuma kami melihat ada dua bibit di utara Papua dan barat Sumatra tetapi belum ada tanda untuk menguat," tambahnya.
Porak poranda
Seorang ekspatriat asal Filipina di Jakarta, yang keluarganya tinggal di kota Leyte, Filipina tengah, mengatakan kepada BBC Indonesia ia baru mendengar kabar dari keluarganya, tiga hari setelah bencana .
"Rumah kakak saya hancur tetapi mereka sekeluarga selamat," kata Jet Damazo.
Beberapa hari terakhir Damazo mengatakan merasa sangat cemas dan menuding pemerintahnya belum melakukan cukup upaya untuk menolong para korban.
Kepala Palang Merah Filipina mengatakan kerusakan akibat Haiyan sebagai "kehancuran luar biasa."
Empat juta orang terkena dampak bencana itu dan mereka kini harus bertahan tanpa makanan, tempat tinggal atau air bersih.
Operasi pertolongan internasional sedang berlangsung tetapi regu penolong kesulitan mencapai kota-kota dan desa-desa yang aksesnya terputus sejak badai terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar