INFO TABAGSEL.com- Sejumlah pejabat negara, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, disadap Australia pada pertengahan 2009 lalu. Presiden bahkan disadap selama 15 hari.
Laporan penyadapan itu pertama kali dimuat di harian Sydney Morning Herald pada 31 Oktober 2013. Harian itu memberitakan tentang keberadaan dan penggunaan fasilitas penyadapan di Kedutaan Besar Australia di Jakarta dan negara-negara lain. Laporan juga menyebutkan penggunaan fasilitas penyadapan di Kedutaan AS di Jakarta.
Selain SBY, penyadapan dilakukan kepada Ibu Negara Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono, mantan wakil presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri. Kesemua laporan itu berdasarkan pada bocoran dokumen dari mantan intelijen AS, Edward Snowden.
Dalam dokumen rahasia yang bocor tak cuma disebut daftar pejabat tinggi Indonesia yang menjadi target penyadapan, tapi juga tipe telepon genggam mereka. Media Australia, abc.net.au merilis isi dari dokumen-dokumen rahasia yang bocor tersebut.
Pada salah satu slide dokumen tertulis judul "Indonesian President Voice Intercept'" tertanggal Agustus 2009. Slide lainnya berjudul "IA Leadership Targets + Handsets". Slide terakhir ini berisi daftar nama pejabat tinggi lengkap dengan ponsel yang digunakan saat itu.
SBY, misalnya, disebut menggunakan ponsel merek Nokia jenis E90-1. Begitu pula Ani Yudhoyono yang menggunakan telepon merek yang sama. Di bawah keduanya disebut Wakil Presiden Boediono dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Boediono disebut menggunakan Blackberry Bold 9000, sedangkan JK ditulis menggunakan Samsung SGH-Z370.
Dokumen itu juga menyebutkan penyadapan dilakukan terhadap rekaman panggilan telepon atau Call Data Records Presiden SBY dan para pejabat. CDR mencatat nomor telepon yang dihubungi dan menghubungi Presiden SBY. Pada slide "Indonesian President Voice Intercept", misalnya, ada telepon dari Thailand ke ponsel Presiden SBY. Namun panggilan tersebut tak berlangsung lama, hanya 1 menit. Intelijen Australia pun memutuskan tak menyadap isi percakapan.
Laporan penyadapan itu pertama kali dimuat di harian Sydney Morning Herald pada 31 Oktober 2013. Harian itu memberitakan tentang keberadaan dan penggunaan fasilitas penyadapan di Kedutaan Besar Australia di Jakarta dan negara-negara lain. Laporan juga menyebutkan penggunaan fasilitas penyadapan di Kedutaan AS di Jakarta.
Selain SBY, penyadapan dilakukan kepada Ibu Negara Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono, mantan wakil presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri. Kesemua laporan itu berdasarkan pada bocoran dokumen dari mantan intelijen AS, Edward Snowden.
Dalam dokumen rahasia yang bocor tak cuma disebut daftar pejabat tinggi Indonesia yang menjadi target penyadapan, tapi juga tipe telepon genggam mereka. Media Australia, abc.net.au merilis isi dari dokumen-dokumen rahasia yang bocor tersebut.
Pada salah satu slide dokumen tertulis judul "Indonesian President Voice Intercept'" tertanggal Agustus 2009. Slide lainnya berjudul "IA Leadership Targets + Handsets". Slide terakhir ini berisi daftar nama pejabat tinggi lengkap dengan ponsel yang digunakan saat itu.
SBY, misalnya, disebut menggunakan ponsel merek Nokia jenis E90-1. Begitu pula Ani Yudhoyono yang menggunakan telepon merek yang sama. Di bawah keduanya disebut Wakil Presiden Boediono dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Boediono disebut menggunakan Blackberry Bold 9000, sedangkan JK ditulis menggunakan Samsung SGH-Z370.
Dokumen itu juga menyebutkan penyadapan dilakukan terhadap rekaman panggilan telepon atau Call Data Records Presiden SBY dan para pejabat. CDR mencatat nomor telepon yang dihubungi dan menghubungi Presiden SBY. Pada slide "Indonesian President Voice Intercept", misalnya, ada telepon dari Thailand ke ponsel Presiden SBY. Namun panggilan tersebut tak berlangsung lama, hanya 1 menit. Intelijen Australia pun memutuskan tak menyadap isi percakapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar