Presiden SBY dan Ibu Ani menyaksikan Presiden RRT Xi Jinping mengisi buku tamu di Istana Merdeka, Rabu (2/10) sore. (foto: laily/presidenri.go.id) |
INFO TABAGSEL,com-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, pesatnya pertumbuhan ekonomi dan kemajuan bangsa Tiongkok saat ini, tentu membawa keinginan banyak negara untuk bekerjasama dengan negara tersebut, tidak terkecuali dengan Indonesia, yang juga memiliki keinginan yang sama.
Saat memberikan sambutan dalam jamuan santap malam kenegaraan atas kunjungan Presiden RRT Xi Jinping dan istrinya Peng Liyuan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (2/10) malam, Presiden SBY secara berkelakar mengatakan, dirinya mendengar bahwa di Tiongkok terdapat suatu pepatah yang terkenal: “Berbeda mimpi di satu tilam, tong cu-wang i meung”. Tetapi, Presiden SBY percaya bahwa Indonesia dan Tiongkok justru memiliki mimpi yang sama di tilam yang berbeda: “i cu-wang tong meung”.
“Walaupun cara dan jalan yang ditempuh berbeda dalam memajukan negara dan bangsa kita masing-masing, namun mimpi dan cita-cita yang ingin kita raih, saya yakin sama. Kita sama-sama memiliki komitmen yang kuat untuk terus memastikan bahwa keharmonisan, kedamaian, kesatuan, kesejahteraan dan kemakmuran akan terus tumbuh subur dan kokoh, di tengah kemajemukan yang ada di masyarakat kedua negara,” kata Kepala Negara.
Presiden SBY yang didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono mengungkapkan, kedua negara (RI-RRT) telah bersepakat untuk memperkuat kemitraan strategis dengan membawanya ke tataran yang lebih tinggi, yakni comprehensive strategic partnership. Melalui kemitraan strategis yang komprehensif ini, Presiden SBY meyakini bahwa ke depan akan terbentang peluang yang semakin besar bagi kedua negara untuk menjalin pengembangan kerjasama di berbagai bidang.
Menurut Kepala Negara, di bidang ekonomi dan pembangunan misalnya, RRT saat ini telah menjadi mitra dagang kedua terbesar Indonesia. Pada tahun 2012, nilai investasi RRT di Indonesia telah menempatkan negara tersebut pada peringkat 15 negara sumber investasi terbesar di Indonesia.
“Saya berharap, dalam waktu yang tidak terlalu lama, RRT dapat menjadi lima besar negara penyumbang investasi terbesar di Indonesia,” ujar SBY.
Presiden juga berharap adanya peningkatan partisipasi RRT pada berbagai program pembangunan infrastruktur dan industri di Indonesia, khususnya dalam kerangka Masterplan Percepatan dan Per-luasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Selain itu, Presiden juga berharap kesepakatan-kesepakatan baru yang telah ditandatangani kedua pemerintahan pada Rabu (2/10) sore dapat segera ditindak lanjuti secara nyata dan berkelanjutan.
Sebagai upaya meningkatkan kemitraan yang terjalin antara RI dan RRT, Presiden SBY juga mengingatkan pentingnya pemerintahan kedua negara (RI dan RRT) terus mendorong interaksi antar masyarakat baik melalui kunjungan wisata, kerjasama di bidang pendidikan, kebudayaan, dan industri kreatif.
Lebih jauh dari itu, Presiden SBY juga berharap kemitraan strategis komprehensif antara Indonesia dan Tiongkok akan berkontribusi dalam upaya memelihara serta membangun stabilitas dan keamanan di kawasan. “Kita meyakini, lingkungan keamanan kawasan yang stabil akan mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan rakyat, dan terciptanya perdamaian di kawasan,” pungkas Kepala Negara. Jamuan santap malam kenegaraan itu juga dihadiri oleh Menlu Marty Natalegawa dan Menlu RRT Wang Yi, Menteri Pembangunan Nasional dan Komisi Reformasi (NDRC) Xu Shaoshi, Mendag Gao Hucheng, Deputi Direktur NDRC Liu He, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Mendag Gita Wirjawan, dan Menparekraf Mari Elka Pangestu. Juga tampak hadir Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan Menko Polhukam Djoko Suyanto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar