INFO TABAGSEL.com-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan merasa terhormat dengan dipilihnya Indonesia sebagai negara pertama yang dikunjungi Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott dan Ibu Negara Margaret Aitken sejak dilantik menjadi PM Australia menggantikan Kevin Rudd, bulan September lalu.
“Kunjungan pertama yang bersejarah ini mencerminkan betapa erat dan dekatnya hubungan kedua negara,” kata Presiden SBY dalam jamuan santap malam menyambut kunjungan PM Australia Tony Abbott di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/9) malam.
Presiden SBY mengatakan, hubungan bilateral Indonesia - Australia, telah berlangsung sejak lama. Dalam hubungan itu, tentu pernah ada masa-masa pasang dan surutnya. Namun dalam beberapa dekade terakhir, menurut Presiden SBY, hubungan kedua negara kini tengah berada pada momentum terbaiknya dalam rentang sejarah kedua negara.
“Kita telah berhasil melampaui masa-masa yang penuh tantangan dalam kehidupan bertetangga dekat. Kita bersyukur pembentukan kemitraan kom-prehensif pada tahun 2005 serta Perjanjian Lombok pada tahun 2006, menandai era baru dalam hubung-an bilateral yang dilandasi oleh prinsip kesetaraan untuk kemajuan bersama,” ungkap Kepala Negara.
Momentum terbaik hubungan kedua Indonesia - Australia saat ini, lanjut Presiden SBY, tentu akan semakin erat jika jejaring kerjasama dan jalinan komunikasi pada berbagai tataran terus ditingkatkan. Ia meyakini, melalui kerjasama dan jalinan komunikasi yang erat, Indonesia dan Australia, akan dapat mengatasi berbagai tantangan seraya terus memperkokoh kemitraan kedua negara kita.
Presiden SBY menguraikan perkembangan kerjasama perdagangan dan investasi Indonesia – Australia yang terus mencatat berbagai kemajuan. Ia menyebutkan, pada 2012 lalu, volume perdagangan kedua negara telah mencapai 10,2 miliar dollar AS, dan diharapkan pada 2015 akan bisa menembus angka 15 miliar dollar AS.
Sementara dalam hal investasi, saat ini Australia merupakan satu dari sepuluh negara investor terbesar di Indonesia. “Pada 2012 lalu, volume investasi Australia di negeri kami meningkat 700 persen dibandingkan tahun 2011. Ini merupakan lonjakan yang luar biasa,” papar Kepala Negara.
Dukung New Colombo Plan
Menurut Presiden SBY, kemajuan kerjasama antara Indonesia dan Australia semakin diperkokoh oleh terus meningkatnya people-to-people contacts. ”Saya bergembira serta mensyukuri peningkatan ini. Sering saya katakan, bahwa kerjasama Indonesia-Australia perlu dilandasi oleh hubungan antar-masyarakat yang erat. It is all about the people,” tutur SBY.
Presiden SBY meyakini, hubungan antar masyarakat akan lebih erat apabila dapat memberi makna dan manfaat yang langsung dirasakan oleh masyarakat kedua negara. Sebagai contoh, pendidikan dan pariwisata telah mempererat hubungan di antara masyarakat kedua negara. Pada tahun 2012, tercatat lebih dari 17.000 pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di Australia. Sementara itu, pada tahun yang sama, sekitar 900 ribu wisatawan Australia berkunjung ke Indonesia untuk menikmati keindahan alam, budaya, dan tradisi bangsa kami yang khas dan unik.
Dalam kesempatan itu, Presiden SBY menyambut baik rencana pembentukan ”New Colombo Plan”, yang ditargetkan untuk mendorong semakin banyak mahasiswa Australia melakukan studi di negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Presiden SBY juga me-nyambut gembira rencana penyelenggaraan ”Aus-tralian Arts and Cultural Program” di beberapa kota besar di Indonesia tahun depan.
”Program-program seperti itulah, kiranya dapat menjadi ”meeting place” sekaligus sebagai tempat ”meeting of minds” atau wahana bagi masyarakat kedua negara untuk saling berbagi nilai-nilai kebu-dayaan masing-masing,” kata Kepala Negara.
Dengan semakin tumbuhnya persahabatan dan rasa saling percaya, Presiden SBY meyakini bahwa kedekatan hubungan antar-masyarakat ini akan menjadi landasan yang kuat bagi kelangsungan kemitraan komprehensif di antara kedua negara kita. Jamuan makan malam itu, selain dihadiri oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono, istri PM Australia Tony Abbott, Margaret Aitken, juga dihadiri oleh sejumlah menteri anggota Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II, dan sejumlah pimpinan lembaga negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar