INFO TABAGSEL.c0m-Hujan deras yang mengguyur
Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, selama tiga hari terakhir
mengakibatkan Sungai Aek Sibonta, Desa Tolang Jae, Kecamatan
Sayurmatinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan, meluap.
Akibatnya, sebuah rumah warga dan ratusan hektare sawah yang baru ditanami padi rusak diterjang luapan banjir bandang yang disertai material lumpur, batu, dan kayu.
Pengakuan warga setempat, banjir bandang dari Aek Sibontar menghanyutkan sebagian perkebunan warga yang berada di bantaran sungai. Sementara itu, material batu dan kayu loging bekas pembalakan liar di hulu sungai ikut memporak-porandakan berbagai fasilitas umum, seperti jembatan penghubung antar desa, sebuah rumah warga, bendungan irigasi, saluran air bersih, dan ratusan hektare sawah rusak.
Salah seorang korban banjir, Ali Umar Siregar mengaku banjir bandang ini diawali dengan datangnya suara gemuruh. Melihat kondisi tersebut, sejumlah warga langsung mengungsi di pegunungan meninggalkan areal perkampungan. "Baru kemudian setelah air surut kami kembali ke rumah masing-masing," kata Ali.
Meski tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, hingga saat ini cuaca ekstrem masih menyelimuti Tapanuli Selatan. Warga juga mengaku masih trauma ancaman bencana banjir susulan.
Akibatnya, sebuah rumah warga dan ratusan hektare sawah yang baru ditanami padi rusak diterjang luapan banjir bandang yang disertai material lumpur, batu, dan kayu.
Pengakuan warga setempat, banjir bandang dari Aek Sibontar menghanyutkan sebagian perkebunan warga yang berada di bantaran sungai. Sementara itu, material batu dan kayu loging bekas pembalakan liar di hulu sungai ikut memporak-porandakan berbagai fasilitas umum, seperti jembatan penghubung antar desa, sebuah rumah warga, bendungan irigasi, saluran air bersih, dan ratusan hektare sawah rusak.
Salah seorang korban banjir, Ali Umar Siregar mengaku banjir bandang ini diawali dengan datangnya suara gemuruh. Melihat kondisi tersebut, sejumlah warga langsung mengungsi di pegunungan meninggalkan areal perkampungan. "Baru kemudian setelah air surut kami kembali ke rumah masing-masing," kata Ali.
Meski tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, hingga saat ini cuaca ekstrem masih menyelimuti Tapanuli Selatan. Warga juga mengaku masih trauma ancaman bencana banjir susulan.