INFO TABAGSEL.com-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengajak peserta Forum Global ke-6 Aliansi Peradaban PBB (the United Nations Alliance of Civilizations -UNAOC) untuk membangun kembali kepercayaan di antara negara-negara dunia yang cenderung merosot.
"Aliansi ini dapat membantu mengembalikan kepercayaan antara negara-negara.Saya mengakui tidak mudah dan memang bisa sangat suli dan membutuhkan keberanian dan risiko," kata Presiden SBY dalam pidato kuncinya saat membuka The Sixth Global Forum of the United Nations Alliance of Civilizations (UNAOC), Jumat (29/8), di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali.
Presiden SBY memberi contoh bagimana INdonesia dan Timor-Leste telah berhasil membangun kepercayaan dari permusuhan. Bahkan Presiden SBY menyebut hubungan bilateral kedua negara itu kini yang terbaik di Asia.
Selain menyoroti adanya krisis kepercayaan, Presiden SBY prihatin melihat kecenderungan merosotnya keharmonisan. Presiden menyebut beberapa contoh:
* Hubungan antara negara-negara besar menurun pada tingkat yang mengkhawatirkan,
* Di beberapa bagian dunia, termasuk di Asia, persaingan meningkat.
* Di Eropa, krisis Ukraina telah mengubah persamaan geopolitik
* Dalam Timur Tengah juga terjadi pergeseran geopolitik yang pesat disertai kekacauan
* Fenomena Kebangkitan Dunia Arab melahirkan banyak konflik, bukan transisi demokrasi yang damai dan stabil,
* Kemerdekaan Palestina masih tetap jauh dari harapan
* Islam fobia berkembang di Barat.
* Radikalisme terus tumbuh, termasuk lahirnya ISIS
Semua itu, kata Presiden SBY, menjadi tantangan bagi UNAOC untuk memainkan perannya.
UNAOC Ke-6 dihadiri antara lain Sekjen PBB Ban Ki-moon, PM Timor Leste Xanana Gusmao, Menlu Spanyol Jose Manuel Garcia-Margallo, Wamenlu Turki Naci Koru, Dirjen UNESCO Irina Bokova, Presiden UNAOC Ke-6 John William , dan Perwakilan Tinggi UNAOC Nassir Abdulaziz Al-Naseer.
Jasa Ali Alatas
Presiden SBY secara khusus mengajak peserta untuk mengenang jasa mendiang Ali Alatas, yang turut membidani lahirnya aliansi ini.
Menurut Presiden, Ali Alatas telah menekankan bahwa aliansi ini bukan hanya fokus pada Islam dan dunia Barat, melainkan seluruh peradaban tanpa terkecuali.
UNAOC ke-6 mengambil tema 'Unity in Diversity: Celebrating Diversity for Common and Shared Values'. Indonesia telah aktif menghadiri Forum Global ini sejak diselenggarakan pertama kali pada tahun 2007 di Wina, Austria. Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah UNAOC ke-6 merupakan apreasiasi masyarakat internasional terhadap keberhasilan Indonesia menjadi model hubungan yang harmonis antara beragam etnis, ras, dan budaya
Forum ini ditujukan untuk mendorong terciptanya harmoni antarperadaban atau harmony among civilizations. Forum terutama menjembatani jurang antara peradaban termasuk antara Islam dan Barat serta untuk membangun kemauan politik dan memobilisasi kemauan bersama untuk menghadapi prasangka, salah persepsi, dan ekstrimisme dalam masyarakat.
Pembukaan acara Forum Global ke-6 Aliansi Peradaban PBB ke-6 itu dihadiri oleh Sekjen PBB Ban Ki-moon, Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, Menlu Marty Natalegawa, dan ratusan partisipan dari 106 negara.
"Aliansi ini dapat membantu mengembalikan kepercayaan antara negara-negara.Saya mengakui tidak mudah dan memang bisa sangat suli dan membutuhkan keberanian dan risiko," kata Presiden SBY dalam pidato kuncinya saat membuka The Sixth Global Forum of the United Nations Alliance of Civilizations (UNAOC), Jumat (29/8), di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali.
Presiden SBY memberi contoh bagimana INdonesia dan Timor-Leste telah berhasil membangun kepercayaan dari permusuhan. Bahkan Presiden SBY menyebut hubungan bilateral kedua negara itu kini yang terbaik di Asia.
Selain menyoroti adanya krisis kepercayaan, Presiden SBY prihatin melihat kecenderungan merosotnya keharmonisan. Presiden menyebut beberapa contoh:
* Hubungan antara negara-negara besar menurun pada tingkat yang mengkhawatirkan,
* Di beberapa bagian dunia, termasuk di Asia, persaingan meningkat.
* Di Eropa, krisis Ukraina telah mengubah persamaan geopolitik
* Dalam Timur Tengah juga terjadi pergeseran geopolitik yang pesat disertai kekacauan
* Fenomena Kebangkitan Dunia Arab melahirkan banyak konflik, bukan transisi demokrasi yang damai dan stabil,
* Kemerdekaan Palestina masih tetap jauh dari harapan
* Islam fobia berkembang di Barat.
* Radikalisme terus tumbuh, termasuk lahirnya ISIS
Semua itu, kata Presiden SBY, menjadi tantangan bagi UNAOC untuk memainkan perannya.
UNAOC Ke-6 dihadiri antara lain Sekjen PBB Ban Ki-moon, PM Timor Leste Xanana Gusmao, Menlu Spanyol Jose Manuel Garcia-Margallo, Wamenlu Turki Naci Koru, Dirjen UNESCO Irina Bokova, Presiden UNAOC Ke-6 John William , dan Perwakilan Tinggi UNAOC Nassir Abdulaziz Al-Naseer.
Jasa Ali Alatas
Presiden SBY secara khusus mengajak peserta untuk mengenang jasa mendiang Ali Alatas, yang turut membidani lahirnya aliansi ini.
Menurut Presiden, Ali Alatas telah menekankan bahwa aliansi ini bukan hanya fokus pada Islam dan dunia Barat, melainkan seluruh peradaban tanpa terkecuali.
UNAOC ke-6 mengambil tema 'Unity in Diversity: Celebrating Diversity for Common and Shared Values'. Indonesia telah aktif menghadiri Forum Global ini sejak diselenggarakan pertama kali pada tahun 2007 di Wina, Austria. Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah UNAOC ke-6 merupakan apreasiasi masyarakat internasional terhadap keberhasilan Indonesia menjadi model hubungan yang harmonis antara beragam etnis, ras, dan budaya
Forum ini ditujukan untuk mendorong terciptanya harmoni antarperadaban atau harmony among civilizations. Forum terutama menjembatani jurang antara peradaban termasuk antara Islam dan Barat serta untuk membangun kemauan politik dan memobilisasi kemauan bersama untuk menghadapi prasangka, salah persepsi, dan ekstrimisme dalam masyarakat.
Pembukaan acara Forum Global ke-6 Aliansi Peradaban PBB ke-6 itu dihadiri oleh Sekjen PBB Ban Ki-moon, Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, Menlu Marty Natalegawa, dan ratusan partisipan dari 106 negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar