Wakil Presiden Boediono bersalaman dengan Walikota Surabaya Tri Rismaharani, penerima penghargaan TEMPO 2012. (Foto : Jeri Wongiyanto) |
INFO TABAGSEL.com-Sejak Otonomi Daerah (Otda) digulirkan tahun 2001, Wakil Presiden Boediono mencatat adanya sejumlah kemajuan sekaligus masalah yang belum terselesaikan dari pelaksanaan otonomi daerah (otda). “Tetapi dalam suasana yang tidak sempurna itu, kita masih dapat menjumpai inisiatif baru dan segar yang muncul dari berbagai daerah, dan prestasi yang bisa dikatakan gemilang, bahkan indeks pelayanan pemerintahan yang meningkat di berbagai daerah,” ucap Wapres saat berbicara pada Penghargaan Tokoh TEMPO 2012 di Kartika Chandra Jakarta, Selasa 12 Februari 2013.
Prestasi gemilang itu dapat dihasilkan karena adanya orang-orang yang kapabel dalam menghadapi tantangan dan hambatan. “Sistem otda tujuan utamanya adalah mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Oleh sebab itu kepada tokoh-tokoh yang mampu mengatasi tantangan dan hambatan, kita harus memberikan penghargaan yang tinggi,” ujar Wapres.
Wapres menyebutkan beberapa masalah yang masih sering dijumpai dalam pelaksanaan otda, antara lain belanja pegawai dan rutin yang sangat besar sehingga ruang untuk belanja pembangunan dan pelayanan publik menjadi kecil. “Ini adalah karakteristik sistemik yang perlu diperbaiki,” ujar Wapres.
Ia juga melihat standar pelayanan kepada masyarakat yang secara minimal belum bisa dipenuhi oleh banyak daerah. “Variasi antar daerah sangat besar. Kita menginginkan setiap masyarakat menerima pelayanan pemerintah secara seragam,” ucap Wapres.
Beberapa hal lainnya yang diingatkan Wapres adalah kapasitas pengelola pemerintah daerah yang sangat bervariasi, munculnya peraturan daerah (perda) yang bertabrakan satu dan lainnya. “Bahkan ada perda yang mengganggu iklim investasi karena bertentangan dengan perundangan yang lebih tinggi,” ucap Wapres.
Dalam pandangan Wapres, penghargaan yang diberikan TEMPO kepada tujuh kepala daerah memiliki nilai khusus dan berbobot karena diberikan oleh pihak yang benar-benar objektif dan independen. “TEMPO adalah kelompok media di mata masyarakat sebagai yang top dalam investigative journalism. Kriteria dan seleksi yang dipilih dilaksanakan dengan cermat dan sumber yang dapat dipercaya,” puji Wapres.
Wapres mengatakan bahwa pemerintah pun dari waktu ke waktu memberikan penghargaan di berbagai bidang kepada mereka yang berprestasi. “Tetapi saya merasakan penghargaan yang diberikan TEMPO memiliki nilai tersendiri. Komplementer dengan yang dilakukan pemerintah,” ujar Wapres.
Untuk itu, Wapres memberikan apresiasi kepada TEMPO yang telah menyelenggarakan kegiatan seperti ini sejak tahun 2007. Ia pun memberikan apresiasi kepada kepala daerah yang memperoleh penghargaan. Sebelum menutup sambutannya, ia berpesan sebuah kata yang sering didengar 4 tahun yang lalu kepada penerima penghargaan, penyelenggara, dan calon penerima penghargaan, yaitu,”Lanjutkan!”
Corporate Chief Editor PT Tempo Inti Media Toriq Hadad menyampaikan bahwa sejak tahun 2007 TEMPO memilih tokoh-tokoh yang menjadi inspirasi bagi masyarakat luas yang berasal dari berbagai bidang, seperti regu penolong bencana, dan para penegak hukum. “Kali ini TEMPO memilih 7 kepala daerah yang layak mendapat penghargaan,” ucap Toriq.
Toriq menjelaskan bahwa penghargaan ini diberikan TEMPO tidak luput dari kekhasan tempo sebagai media yang melakukan investigasi terhadap kasus korupsi. “Sehingga tokoh-tokoh yang dipilih kali ini bebas dari korupsi dan turunannya,” ucap Toriq.
Walaupun telah banyak bupati/walikota yang terlibat dalam kasus hukum, tetapi Toriq meyakini dari 497 kabupaten/kota masih terdapat pemimpin yang cakap, bersih dan tulus bekerja untuk masyarakat. “Masih banyak pemimpin yang tidak bekerja untuk kepentingan pribadi, tetapi bekerja untuk masyarakatnya. Menciptakan terobosan guna kemajuan wilayahnya,” ujar Toriq.
Pada tahun 2012 ini, penghargaan TEMPO diberikan kepada tujuh kepala daerah terbaik. “Ketujuh kepala daerah itu berasal dari tujuh mata angin,” ujar Toriq. Karena mereka berasal dari tiga dari Pulau Jawa, serta masing-masing satu di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, Di Jawa pun tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Sejumlah nama dari tujuh daerah telah terjaring memenuhi kriteria, yaitu Tri Rismaharani (Walikota Surabaya), A. Kholiq Arif (Bupati Wonosobo), Yusuf Wally (Bupati Keerom, Papua), Muda Mahendrawan (Bupati Kubu Raya), Amran Nur (Walikota Sawahlunto), Herman Sutrisno (Walikota Banjar), dan La Tinro La Tunrun (Bupati Enrekang).
Bila kepala daerah ini sanggup mempertahankan prestasi dan reputasinya, Toriq optimis bahwa ketujuh kepala daerah ini harus siap untuk menapaki jenjang jabatan yang lebih tinggi. “Mereka akan berkontribusi kepada masa depan Indonesia yang lebih baik. Seperti tokoh TEMPO 2008 yang menjadi Gubernur DKI Jakarta saat ini, Jokowi,” ucap Toriq.
Pada tahun 2007, TEMPO mengusung tema Birokrat Anti Korupsi; tahun 2008 Kepala Daerah Terbaik, tahun 2010 Pahlawan Tanah Bencana, tahun 2011 Lembaga Nirlaba Anti Korupsi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar