DAFTAR BERITA

Senin, 12 November 2012

Marty Natalegawa: Ali Alatas Sosok Pemimpin Inspiratif, Diplomat Sesungguhnya

INFO TABAGSEL.com-Ali Alatas, mantan Menlu RI pada 1988-1999, tidak dapat dipungkiri, merupakan sosok yang tidak luput dimakan waktu. Kontribusi almarhum tidak hanya terbatas pada politik luar negeri Indonesia namun juga bagi kawasan dan dunia internasional secara luas. Hal ini disampaikan Menlu Marty M. Natalegawa saat membuka seminar “Tribute to Ali Alatas” di Pejambon, pagi hari ini (12/11/2012).

Kemlu menggelar seminar bertema  “Tribute to Ali Alatas: Peran dan Kontribusi Ali Alatas Dalam Politik Luar Negeri RI” tersebut sebagai wujud penghargaan dan penghormatan kepada almarhum Ali Alatas.

Contoh nyata kontribusi besar Almarhum Ali Alatas bagi kawasan, menurut Marty, adalah pembentukan ASEAN 10 dimana ASEAN mampu mencangkup seluruh kawasan Asia Tenggara. Diketahui pada saat itu, Asia Tenggara terpecah-pecah, khususnya karena berbagai konflik di kawasan, termasuk konflik Kamboja.

“Melanjutkan yang telah digagas Menlu Mochtar Kusumaatmadja, Menlu Ali Alatas menyempurnakan gagasan penyelesaian konflik di kawasan,” ungkap Marty. Penyelesaian konflik dalam tataran regional, adalah buah pemikiran dan kerja keras Almarhum. Ali Alatas yang kita rasakan hingga kini.
 
Bahkan, sambungnya, forum diskusi dalam menyelesaikan konflik di Laut China Selatan, melalui “Workshop on the South China Sea”, tidak lepas dari peran Menlu Ali Alatas. Workshop yang sudah berusia 22 tahun ini masih terus dipandang sebagai forum yang relevan bagi penyelesaian konflik di Laut Cina Selatan.

Berbicara mengenai peran Ali Alatas di tingkat global, Menlu Marty bahkan menuturkan bahwa tidak ada satu isu multilateral, kala itu, yang lepas dari perhatian almarhum Ali Alatas.
Masalah pelucutan senjata, pelucutan senjata di lautan, GNB dan OKI adalah segelintir isu yang pernah ditangani oleh Menlu Ali Alatas kala itu.

“Kontribusinya sangat nyata dirasakan dalam berbagai forum internasional,” jelas Menlu Marty yang kala itu pernah bekerja di bawah bimbingan almarhum Ali Alatas.

Dalam pandangan Marty, almarhum juga sosok yang mengkaitkan pendekatan isu domestik dengan internasional. “Beliau pula lah yang menggagas Komnas HAM di Indonesia untuk mengaitkan pendekatan isu yang berkembang di dunia internasional dengan situasi di domestik,” jelasnya.
 
Pemimpin yang Inspiratif

Di luar sekian banyaknya peran dan kontribusi nyata almarhum Ali Alatas, Marty memiliki kesan tersendiri.  Yang paling dirasakan dari seorang Ali Alatas adalah kepribadian dan sosoknya sebagai seorang pemimpin.

“Beliau adalah sosok pemimpin yang dekat dan sangat inspiratif,” kesannya yang dituturkan di depan seluruh peserta dan undangan yang hadir, termasuk Ibu Yunisa Alatas dan keluarga.
 
Marty pun menceritakan pengalaman berkesannya dengan almarhum yang selalu terbuka untuk menerima masukan. “Pada saat mengikuti Sidang Umum PBB, saya ingat sekali. Saya sebagai Sekretaris III memberikan perkembangan situasi di Sidang Umum. Kala itu beliau sebagai Menlu tidak sungkan untuk mencatat semua masukan secara rapih dan runut di notes kecil miliknya.”

Ditambah lagi, tutur kata yang sopan, jelas dan terperinci membuat hal yang kompleks menjadi sangat jelas dan cerah. “Beliau merupakan sosok diplomat seutuhnya”, tutup Menlu.

Sebelum dilanjutkan dengan pemaparan oleh pembicara, Menlu Marty bersama Ibu Sranya Natalegawa memberikan tanda kasih berupa lukisan besar Menlu Ali Alatas kepada Ibu Yunisa Alatas.

Dubes Hamid Al Hadad, rekan dan sahabat almarhum turut membacakan puisi yang menambah hikmadnya acara tersebut. “Salah satu putra terbaik bangsa yang mampu mengubah permusuhan menjadi persahabatan, Ali Alatas”.

Seminar menghadirkan lima pembicara yang mewakili perspektif media, pakar hubungan internasional dan para pelaku diplomasi yang dipandang cukup mengetahui perjalanan karir mantan Menlu Ali Alatas dalam pelaksanaan diplomasi dan politik luar negeri Indonesia di berbagai forum internasional seperti, Duta Besar Dian Triansyah Djani, Parni Hadi, Duta Besar Sabam Siagian, Prof. Dr. Ikrar Nusa Bhakti, dan Duta Besar Makarim Wibisono menyampaikan. Sementara itu, bertindak sebagai moderator pada seminar ini adalah Duta Besar Soemadi Brotodiningrat.

Kepala Badan Pengembangan dan Pengkajian Kebijakan Kemlu Duta Besar Pitono dalam sambutan laporan mengenai seminat tersebut menuturkan sekitar 120 undangan hadir, diantaranya dari kalangan akademisi, media, para Duta Besar dan staf di lingkungan Kemlu. (Sumber: BPPK/Dit. Infomed/Yo2k/PY)

Tidak ada komentar: