DAFTAR BERITA

Kamis, 29 Desember 2011

KRONOLOGI LENGKAP BIMA BERDARAH

Bentrokan antara polisi dengan warga terjadi di Pelabuhan Sape, Nusa Tenggara Barat.
Bentrokan antara polisi dan warga ini tak terhindarkan lagi saat polisi berusaha membubarkan aksi protes warga yang melakukan protes untuk menolak Izin Usaha Pertambangan yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Bima.

Dalam video yang diambil dari SCTV ini terlihat polisi yang melepaskan tembakan untuk membubarkan warga. Polisi sendiri beralasan melepaskan tembakan karena warga enggan dibubarkan.

Akibat bentrokan ini, korban jiwa pun tak dapat dihindarkan. Polisi menyebut dua korban tewas akibat bentrokan ini. Sedangkan versi sejumlah LSM lingkungan seperti Walhi dan Jatam menyebut setidaknya ada tiga korban jiwa yang tewas akibat bentrokan ini.

Tak hanya itu, buntut bentrokan pun menyebabkan warga yang marah kemudian membakar Polsek Lambu dan sejumlah kantor instansi pemerintah.

Kronologis Bentrok Berdarah di Bima 2011 Versi Polri

Mabes Polri membeberkan bentrokan berdarah warga dengan aparat keamanan di Pelabukan Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). 2 Nyawa melayang saat bentrokan maut itu.

Berikut ini kronologi bentrokan warga dan aparat keamanan di Bima seperti yang disampaikan Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Saud Usman Nasution, dalam rilis yang diterima detikcom, Sabtu (24/12/2011).


Selasa 20 Desember 2011

Ada kegiatan unjuk rasa massa yang menamakan diri Kelompok Front Reformasi Anti Tambang berupa menduduki dan melarang aktivitas jembatan penyeberangan Ferry Sape.

Massa menuntut agar SK Bupati Bima nomor 188 tahun 2010 yang memberikan izin pertambangan kepada PT Sumber Mineral Nusantara dicabut.

Kedua, massa menuntut agar tersangka atas nama AS yang sudah diserahkan ke jaksa penuntut umum supaya dilepaskan (terkait provokator pembakaran kantor Camat Lumbu pada 10 Maret 2011).

Perempuan dan anak-anak dijadikan tameng oleh massa di penyeberangan ferry.

Bupati dan kapolda sudah melaksanakan negosiasi secara berulang-ulang. Tetapi massa tidak bergeming sepanjang kedua tuntutannya tidak terpenuhi.

Dalam rangka pelaksanaan operasi lilin 2011 dan juga terganggunya aktivitas masyarakat sebagai akibat dari jembatan penyeberangan tidak bisa digunakan sehingga terjadi keresahan masyarakat, kemudian dilakukan tindakan penegakan hukum untuk pembebasan jembatan penyeberangan ferry dari pendudukan massa.

Sabtul 24 Desember 2011 pukul 08.00 WITA

Dilakukan tindakan penegakan hukum terhadap massa yang bertahan di jembatan penyeberangan ferry Sape dipimpin Kapolda NTB.

Kemudian dilakukan penangkapan terhadap provokator dan masyarakat yang masih bertahan. Mereka diangkut keseluruhan ke Polres Bima untuk diambil keterangannya.

Provokator yang ditangkap yaitu : 1. atas nama H (DPO Polda NTB), A alias O, dan Sy.
Jumlah massa yang diamankan dan diambil keter di Polres Bima 31 org (25 dewasa dan 6 anak).

Korban meninggal dunia: Arief Rachman (18) dan Syaiful (17).
Bara bukti yang disita: parang 10, sabit 4, tombak 1, bom molotov 1, bensin 2 botol dan lain-lain.

Polsek Lambu terbakar bersama beberapa kantor pemerintah dan sedang didata.

Tidak ada komentar: