DAFTAR BERITA

Kamis, 06 November 2014

Sniper Buatan Indonesia, Ditakuti Banyak Negara


INFO TABAGSEL.com-PT Pindad (Persero) merupakan produsen alat pertahanan kebanggaan dalam negeri. Ternyata Pindad memiliki senapan sniper yang ditakuti oleh banyak negara termasuk negara-negara maju.

Senapan sniper SPR-2 dipamerkan di Indo Defense 2014 Expo&Forum yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan di JIExpo Kemayoran, Rabu (5/11). Senjata ini ditakuti karena memiliki peluru yang mampu menembus lapis baja termasuk ranpur tank.

“Sniper SPR-2 jaraknya bisa sampai 2 km, sangat diketahui oleh banyak negara, termasuk negara maju. Pelurunya yang ditakuti namanya 12,7 mm anti material,” ujar Humas Pindad, Sena Maulana di stan Pindad di lokasi pameran.

Peluru anti material ini bisa menembus lapis baja. Saat peluru ditembakkan dan menembus material, peluru tersebut akan terbakar dan meledak di lokasi sasaran tembak.

“Banyak dipakai pasukan kita seperti Kopassus, Kavaleri. Hampir semua pengunjung dari asing yang datang melihatnya senjata ini karena sudah didengar di dunia Pindad punya unggulan ini,” kata Sena.

Pameran alutsista internasional ini digelar hingga tanggal 8 November mendatang. Namun pameran ini baru dibuka untuk umum di hari terakhir, dan untuk hari ini hingga tanggal 7 November, pengunjung yang hadir merupakan stake holder industri alat pertahanan. “Kita peserta pameran saling mengunjungi untuk melihat produk masing-masing,” ucap Sena.

Seorang peneliti dari Universitas Indonesia yang hadir di pameran, Egalita mengaku kagum dengan teknologi alat pertahanan dari dalam dan luar negeri yang dipamerkan dalam acara ini. Ia pun berharap agar ke depan Pindad sebagai salah satu produsen dalam negeri bisa lebih maju lagi. “Teknologi oke banget tapi saya berharap agar Pindad lebih besar lagi. Supaya industri dalam negerinya maju,” tuka Ega di lokasi yang sama.

Menurut Desain Ghrapic Divisi Senjata PT Pindad, Dede Tasiri, produksi SPR-2 harga lebih murah dan fungsi sama hebatnya, apalagi jika dibandingkan Black Arrow M93 yang harganya di atas Rp 1miliar per pucuk dan diketahui banyak yang sudah rusak.

Senjata sniper buatan pindad ini dibuat dalam 3 versi yaitu SPR1, SPR2, dan SPR3. Untuk SPR-2, jarak tembak efektif mampu menembus lapisan baja dengan ketebalan sampai 2 cm pada jarak 500 meter. Pengoperasian dengan sistem bolt action bukan berarti SPR-2 kalah modern, namun diharapkan memiliki kelebihan karena akurasi biasanya lebih jitu.

Pamerkan Pesawat Tempur Kerjasama Indonesia-Korea
Wapres Jusuf Kalla (JK) saat membuka pameran industri pertahanan Indo Defence 2014 Expo di Jakarta International Expo mengatakan, jaman sekarang, perang tidak lagi identik dengan tembak-menembak, melainkan adu kuat teknologi. Menurut dia, pemenang perang adalah pihak yang memiliki teknologi tinggi. Namun, JK mengakui teknologi tersebut bukan hal mudah dan membutuhkan biaya besar.

JK melanjutkan, pihaknya berharap ke depan, Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara lain, terkait produksi alutsista berteknologi tinggi. Wapres asal Makassar itu mencontohkan, PT Pindad yang awalnya berupa industri panci namun bisa dikonversi menjadi industri senjata, dengan adanya kerjasama antara industri mesin dan mobil.

Indo Defence 2014 diikuti 671 perusahaan dari 50 negara. Indonesia sendiri menampilkan BUMN-BUMN dan perusahaan swasta yang bergerak di Industri pertahanan. Seperti PT Pindad, PT PAL, PT DI, dan sejumlah perusahaan lainnya. PT Pindad misalnya, menampilkan Panser Anoa dan Rantis Komodo, hingga senjata-senjata terbaru.

Salah satu alutsista terbaru andalan PT Pindad adalah Panser Badak. Adalah JK yang menamai panser anyar tersebut. Panser tersebut dilengkapi Turret canon 90 mm, yang menjadikannya Canon terbesar yang diproduksi di Indonesia. PT Pindad akan memproduksi Panser Badak Secara massal mulai tahun depan.

Sementara itu, korea Selatan memamerkan pesawat tempur terbaru mereka hasil kerjasama dengan Indonesia, yakni KFX. Pemerintah kedua negara sepakat pesawat tempur generasi 4.5 itu akan diproduksi mulai 2015. (jpnn)