DAFTAR BERITA

Minggu, 30 November 2014

Bukan Dharma Indra Siregar kalau Tak Membentak

Dharma Indra Siregar.(medanbisnis/diur)


INFO TABAGSEL.com-Ruangan VIP Room Rumah Makan Family di Jalan SM Raja,Medan siang itu terasa ramai. Meski yang hadir berkisar 25 orang, namun bagaikan 100 orang. Penyebabnya tak lain karena dialog-dialog yang muncul terdengar keras di telinga. Berulang kali pula meja dipukul kuat-kuat. Namun tak ada yang terkejut. Begitu juga ketika masing-masing yang hadir bersuara dengan nada keras dan menggema ke seluruh ruangan, malah disambut tawa berderai. Ada yang berdiri waktu bicara, ada juga yang sambil duduk.

Siang itu tokoh-tokoh Angkatan 66 berkumpul disana. Kendati umummya sudah sepuh -dengan rentang usia 70-an sampai 80, tapi ketika diberi kesempatan berbicara , suara mereka meledak-ledak seperti menyiratkan semangat mereka saat 49 tahun lalu berdemo meneriakkan yel yel Tri Tuntutan Rakyat yang dikenal sebagai Tritura.

Lalu, siapakah yang memukul mukul meja setiap kali bicara? Tak lain "tuan rumah" yang sedang berulangtahun hari itu, yaitu DR (Phil) Dharma Indra Siregar, The Crown Prince from Sipirok Bagas Godang. Ya, hari itu tokoh masyarakat Batak Angkola Sipirok (Tapanuli Selatan), Dharma Indra Siregar Gelar Baginda Raja Gorga Pinayungan Sipirok Bagas Godang yang dikenal sebagai politikus dan pengusaha ini sengaja mengumpulkan kawan-kawan seperjuangannya untuk merayakan hari jadinya.

Sebenarnya Dharma Indra lahir pada 17 Desember 1937 tetapi syukuran dan perayaan hari jadinya dipercepat karena dalam pekan-pekan di awal Desember ini ia sibuk menyiapkan Peringatan Tritura secara nasional di Jakarta yang mengharuskannya bolak balik Medan-Jakarta.

Dengan peci merah yang jadi khasnya selama ini, dibalut jas hitam dan sepotong dasi, tokoh pendiri Golkar Sumatera Utara itu tampak sehat dan penuh semangat merayakan ulangtahunnya yang ke-77. "Banyak yang kuundang, tapi 15 ini yang datang," katanya sambil menunjuk kawan kawannya sesama Eksponen 66 antara lain Mas Soetarjo, Afifuddin Lubis, Usman Lubis, Asfan Gaffar, Prof Munaf Siregar, Syarif Koto SH, Drs Sabam Isodourus Sihotang MM, Dr Wijoyo , Dr Surana, Prof Dr Usman Pelly, Abu Sofyan dan lain-lain.

Sebuah kue tart pun disiapkan oleh Emak, panggilan akrab istri Dharma Indra Siregar. Lengkap dengan dua buah lilin berangka 77. "Tiup lilin..tiup lilin.." kata hadirin. Hupsss…Dharma Indrapun meniupkan lilin tersebut kemudian membagi-bagikan kue tar kepada seluruh yang hadir, keluarga dan rekan rekan.

Sekalipun sudah berumur 77 tahun, namun tak ada yang berubah dari mantan Sekber Golkar ini. Suaranya keras dan sekali sekali sambil bicara memukul mukul meja untuk menegaskan pernyataannya. Tak jarang bicara dibarengi bahasa Belanda dan Inggris yang fasih. "What about nations?" tanya Dharma Indra menyuarakan kegelisahannya melihat kondisi republik ini.

Di bagian lain ia menyebutkan dirinya sebagai Siantar Man. "Saya ini Siantar Man. Tak lama kemudian ia menambahkan, "Saya ini Suhatsyah dalam satu nafas. Tau kelen? Gabungan dari Sukarno, Hatta, Syahrir!" ujarnya serius tapi kemudian mencair tawa.

Dharma Indra lalu melanjutkan joke-nya, "80 persen diri saya untuk idealisme dan hanya 20 persen untuk istri" sambil melirik ke istrinya. Anak-anak beliau, sepeti Didi, Toga dan Raja hanya senyum-senyum, memaklumi gaya khas bapaknya.

Afifuddin Lubis yang mantan Plt Walikota Medan dalam sambutannya menyebutkan bukan Dharma Indra Siregar kalau tidak membentak-bentak dan bersuara keras. "Memang itulah ciri khasnya," kata Afifuddin yang kini berjanggut panjang. "Kalau sampai Dharma Indra nguyo nguyo dan banyak diam, itu patut dicurigai kenapa berubah," ujarnya lagi.

Di mata Afifuddin umur 77 tahun itu suatu rahmat yang sangat besar dari Allah. "Apalagi di usia 77 tetap berfikir, tidak sakit, masih bisa bawa mobil sendiri dan… masih mampu membentak orang lain," ujarnya.

Sementara itu, tokoh Dairi Drs Is Sihotang yang didaulat Dharma Indra ikut bersuara menyisipkan sambutannya dengan pantun pendek: "Tujuh kali tujuh empatpuluh sembilan. Setuju tak setuju yang penting penampilan." Tak ayal, ruangan pun meledak oleh tawa hadirin.(Medanbisnis)