DAFTAR BERITA

Rabu, 16 Januari 2013

Jakarta Banjir,Ini Titik-titik Terparah

Ilustrasi banjir. ANTARA/Irsan Mulyadi

INFO TABAGSEL.com-Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugruho, memperkirakan hujan deras melanda Jakarta setidaknya ada 62 titik  Terparah   banjir.

Daerah itu di antaranya adalah Kapuk Kamal, Tegal Alur, Kapuk Muara Teluk Gong, Kapuk Kedaung, Cengkareng, Rawa Buaya, Kembangan, Green Garden, Pesing, dan Komplek IKPN Bintaro.

Juga Pondok Pinang, Cirendau, Pluit, Kerendeng Duri Utara, Tomang Rawa Kepa, Jati Pulo, Jati Pingir, Teluk Betung; KB Kacang; Bundaran Hotel Indonesia, Pejompongan, Kebalen Mampang Prapatan, Petogogan, Pondok Karya, Darma Jaya, Pulo Raya, Setia Budi Barat, Pinangsia, Mangga Besar, Mangga Dua, Karang Anyar, Pademangan Barat, Pademangan Timur, Kali Pasar Kwitang, dan Matraman Dalam.

Menurut Sutopo, dimensi dan masalah banjir di Jakarta terus meningkat. Selain faktor alam, faktor antropogenik berperan menyebabkan banjir. Pada periode sebelum 1970-an faktor alam penyebab dominan.

Sesudah itu, penyebab banjir menjadi lebih komplek. Kombinasi alam dan antropogenik menjadi penyebab banjir. Jakarta tak akan bebas banjir secara mutlak. Berbagai upaya penanganan selalu kalah cepat dibanding dengan faktor penyebab. Saat ini, kemampuan sungai yang ada hanya mampu mengalirkan banjir sekitar 20-80 persen dari banjir. Kali Ciliwung hilir, Angke, Pesanggrahan dan Krukut hanya mampu mengalirkan kurang dari 30 persen banjir yang ada. Tidak heran jika selalu banjir.

Upaya struktur pengendalian banjir hingga 2014 pun ternyata tidak akan menuntaskan titik banjir yang ada. Total ada 78 titik banjir di DKI Jakarta. Pembangunan Kanal Banjir Timur mampu mengurangi 15 titik banjir. "Setelah pembangunan kanal Banjir Timur dibangun, sekarang tersisa 62 titik banjir di Jakarta," kata dia ketika dihubungi Tempo, Selasa, 15 Januari 2013.

Sutopo berharap jika dilakukan normalisasi sungai di Kanal Banjir Barat akan mengurangi 6 titik banjir. Jika proyek normalisasi sungai Pesanggrahaan, Angke, dan Sunter pada 2011-2014 dengan dana Rp 2,3 triliun hanya mengurangi 10 titik.

Demikian pula proyek pengerukan sungai Jakarta Emergency Dredging Initiative di Cengkareng Drain, Kali Sunter, Cideng, Angke, dan lainnya pada 2013-2014 rampung akan mengurangi 20 titik banjir. Masih ada 27 titik yang belum dibebaskan. Ini pun jika tidak ada penambahan titik banjir baru.

Kenyataannya, dia menambahkan, banjir yang terjadi di jalan protokol Thamrin, Sudirman, Gatot Subroto, dan lainnya bukan termasuk dalam 78 titik banjir yang ada. Artinya, ada penambahan titik banjir baru.
TEMPO.CO 

Tidak ada komentar: