DAFTAR BERITA

Minggu, 11 Mei 2014

Presiden SBY berpamitan dengan kepala negara ASEAN

INFO TABAGSEL.com-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Minggu, mengaku banyak memperoleh pengalaman berharga selama bekerja sama dengan para pemimpin Asia Tenggara guna merumuskan kebijakan-kebijakan penting kawasan dalam 10 tahun terakhir.

Hal itu disampaikan oleh Presiden Yudhoyono saat berpamitan pada para mitranya di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dalam sidang pleno Pertemuan Puncak ke-24 ASEAN di Nay Pyi Taw, Myanmar yang dihadiri para pemimpin negara-negara Asia Tenggara.

"Terima kasih atas seluruh apresiasi yang disampaikan kepada saya. Ini akan menjadi kehadiran saya yang terakhir dalam 10 tahun terakhir. Dan saya telah belajar banyak dari rekan-rekan saya di sini," katanya.

Pertemuan Puncak ke-25 ASEAN yang berbarengan dengan Pertemuan Puncak Asia Timur akan berlangsung pada November 2014 sementara itu masa jabatan Presiden Yudhoyono akan berakhir pada Oktober 2014.

Secara jujur, Presiden Yudhoyono menyebutkan bahwa perbedaan mendasar antara ASEAN dengan organisasi-organisasi internasional yang lain adalah nilai-nilai dan budaya Asia Tenggara yang kuat mengikat seluruh anggotanya.

Presiden Yudhoyono yang berbicara setelah Perdana Menteri Kamboja mengatakan bahwa ASEAN adalah sebuah komunitas yang saling berbagi dan peduli satu sama lain.

"Kita membangun konsensus bersama," katanya. Itulah sebabnya, menurut Presiden Yudhoyono, saat sejumlah kepentingan negara-negara anggota ASEAN saling bersinggungan tetap dapat dicapai kesepakatan bersama melalui dialog.

"Ini adalah keindahan dari ASEAN," katanya.

Presiden Yudhoyono kemudian menyebutkan sengketa wilayah antara Kamboja dan Thailand beberapa waktu lalu yang dapat diselesaikan dengan dialog. Ia juga mencontohkan dukungan kuat negara-negara ASEAN saat Myanmar memperoleh embargo dari negara-negara barat.

"Kita (ASEAN) selalu menemukan cara untuk mencari penyelesaian," katanya seraya menambahkan bahwa dengan penghormatan atas nilai-nilai itu Asia Tenggara tidak dapat dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lain misalnya Tiongkok ataupun Amerika Serikat.

ASEAN, kata Presiden, mampu untuk selalu mendorong diplomasi dan menekankan untuk menghindari penggunaan solusi militer.

"Itu kekuatan ASEAN," katanya.

Presiden Yudhoyono juga menyampaikan harapannya agar di masa depan negara-negara Asia Tenggara yang kini telah memiliki dasar hukum yang jelas tidak melupakan nilai-nilainya sebagai komunitas yang saling berbagi dan penuh perhatian.

"Meskipun ASEAN telah menjadi organisasi yang lebih berdasarkan hukum...ingatlah bahwa kita tidak boleh melupakan semangat sebagai sebuah komunitas yang saling berbagi dan peduli," katanya.

Pada kesempatan itu Presiden Yudhoyono juga meminta maaf apabila dalam sepuluh tahun kebersamaannya dengan ASEAN telah melakukan hal-hal yang tidak berkenan di mata rekan-rekannya.

Pertemuan Puncak ke-24 ASEAN itu dihadiri oleh Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, PM Kamboja, Presiden Yudhoyono, PM Laos Thongsing Thamavong, PM Malaysia Najib Tun Razak, PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Vietnam Nguyen Tan Dung, Presiden Filipina Benigno Aquino III dan utusan khusus Thailand yaitu Wakil Perdana Menteri Thailand Phongthepth Epkanjana.

Tidak ada komentar: