INFO TABAGASEL.com-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membuka secara resmi Forum Budaya Dunia atau World Culture Forum (WCF) di Hotel Westin, Bali, Senin (25/11/2013). Pembukaan ditandai dengan pemukulan Kul-Kul diikuti dengan tabuhan Bali.
Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah pada ajang yang baru pertama
kali diadakan di dunia ini. Kegiatan yang berlangsung mulai 24-27
November ini dihadiri sebanyak 800 peserta dari 65 negara.
Acara pembukaan WCF diawali dengan tari Saman Gayo dari Aceh oleh 13
penari laki-laki. Tari ini dinobatkan sebagai warisan budaya tak benda
oleh UNESCO.
Presiden SBY mengawali sambutan dengan mengemukakan pertanyaan mengapa
memerlukan WCF?. Saat ini, kata SBY, sudah ada ajang World Economic
Forum di Davos, Swiss dan World Environment Forum di Rio de Janeiro,
Brazil.
"Saya yakin ini waktunya bagi kita untuk membuat platform saling pengertian dan menghargai keragaman budaya," katanya.
Budaya, kata Presiden, merupakan komponen penting dalam pembangunan
manusia. "Forum ini memberikan kesempatan bagaimana budaya membantu
pembangunan berkelanjutan," katanya.
Presiden mengatakan, budaya dapat dijadikan unsur penggerak dan
menambah nilai. "Kita harus bisa melakukan kerja sama budaya dalam
aspek kehidupan termasuk perdamaian," katanya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh
menyampaikan, ajang ini digagas oleh Presiden SBY delapan tahun silam
sebagai upaya menjalin dialog kebudayaan dan menjadikan budaya sebagai
kekuatan guna mendukung pembangunan berkelanjutan. "Output dari kegiatan
ini adalah Bali Promise," katanya.
Pembicara utama WCF adalah peraih Nobel Ekonomi tahun 1998 Amartya Sen
dan jurnalis CNN Fareed Zakaria. WCF 2013 akan diisi dengan enam
simposium internasional yang akan berlangsung secara paralel.
Masing-masing simposium akan menghadirkan enam pembicara dari berbagai
negara.
Tema keenam simposium tersebut yaitu Holistic Approaches to Culture in
Development; Civil Society and Cultural Democracy; Creativity and
Cultural Economics; Culture in Environment Sustainability;
Sustainability Urban Development; dan Inter-faith Dialogue and Community
Building.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar