DAFTAR BERITA

Sabtu, 08 Juni 2013

Dimulai pertemuan puncak AS-Cina dalam 'area ketegangan'

Pertemuan Xi Jinping dan Obama diatur dalam suasana yang tidak resmi.

INFO TABAGSEL.com-Presiden Amerika Serikat, Baracak Obama, dan Presiden Cina, Xi Jinping, sudah memulai pertemuan puncak kedua negara selama dua hari di California.

Kedua pemimpin akan membahas perbedaan antara kedua pemerintahan dan upaya membangun hubungan yang baru.


Presiden Obama mengatakan hal yang disebutnya sebagai 'area ketegangan' dan persaingan di Pasifik, ambisi nuklur Korea Utara, maupun kegiatan mata-mata di internet.

Pertemuan ini merupakan yang pertama kali sejak Xi Jinping menjabat Presiden Cina, Maret tahun ini.

"Keputusan kami untuk bertemu amat cepat menekankan pentingnya hubungan Amerika Serikat-Cina," tutur Presiden Obama.

Dia menambahkan Amerika Serikat menyambut kebangkitan  Cina yang damai dan menginginkan tata perekonomian dengan 'semua negara bermain dalam peraturan yang sama.'

"Sayangnya, ada wilayah-wiyalah ketegangan antar negara kita."
 

Berbagai masalah

Suasana pertemuan yang dibuat tidak resmi di Palm Springs dilhat sebagai upaya dari dua negara besar dunia untuk menjalin hubungan di tengah-tengah sejumlah masalah yang serius.

Sementara itu Presiden Xi mengatakan bahwa pertemuan dengan Obama akan menyusun masa depan hubungan Cina-AS dan menggambar cetak biru hubungan itu.

"Lautan Pasifik yang luas memiliki ruang yang cukup untuk dua negara besar seperti Amerika Serikat dan Cina."
 

Kunjungan Presiden Xi ke Amerikat Serikat ini merupakan lawatan ke luar negerinya yang keempat setelah ke Trinidad dan Tobago, Kosta Rika, dan Meksiko.

Pertemuan Obama dan Xi berlangsung berbulan-belun lebih cepat dari perkiraan bahwa keduanya akan bertemu dalam konferensi tingat tinggi ekonomi di Rusia pada bulan September.

"Saya mendapat kesan bahwa kedua pihak ingin untuk mengkaji posisi mereka dan melihat apakah mereka bisa mencapai sebuah hubungan yang didasarkan pada perspektif yang melampaui momen saat ini, dengan kata lain lebih dari pemecahan masalah secara mendesak," tutur mantan Menteri Luar Negeri AS, Henry Kissinger, kepada BBC.

Pertemuan memang berlangsung di bawah bayang-bayang masalah antara kedua negara, antara lain tuduhan bahwa peretas komputer Cina 'mencuri' rancangan sistem persenjataan AS.

Selain itu, program rudal dan nuklir Korea Utara juga muncul ke permukaan walau Cina -sebagai sekutu erat Korut- juga mulai menekan Korut untuk membuka kembali jalan perundingan.

Cina memgungkapkan pula keprihatinan atas rencana Amerika Serikat untuk meningkatkan kehadiran militernya di kawasan Pasifik, yang ditujukan untuk mengimbangi pengaruh Cina di kawasan.

Tidak ada komentar: