DAFTAR BERITA

Jumat, 31 Mei 2013

SBY Jelaskan `Kemitraan Baru Global` dalam Sidang Majelis Umum PBB



INFO TABAGSEL.com- Panel Tingkat Tinggi untuk Agenda Pembangunan Pasca 2015 telah menyelesaikan tugasnya. Sejak dibentuk pada September 2012, Panel telah melakukan empat kali pertemuan, berdiskusi dengan lebih dari 5000 organisasi dari lebih 120 negara. Ada lebih dari 850 usulan dan kometar tertulis diterima, sebelum akhirnya laporan akhir yang diberi judul 'Kemitraan Baru Global' tersebut diserahkan kepada Sekjen PBB.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal ini dalam penjelasannya kepada Sidang Majelis Umum (MU) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Kamis (29/5) siang waktu setempat atau malam hari di Indonesia. Sidang ini dibuka oleh Presiden MU Vuc Jeremic dan dihadiri Sekjen PB B Ban Ki-moon serta seluruh negara anggota PBB.


Dalam sidang ini, Presiden SBY menjelaskan proses penyusunan laporan dan substansinya. Laporan akhir ini diberi judul ‘Kemitraan Baru Global’ atau New Global Partnership.


“Hari ini, atas nama Panel dan dua ketua besama lainnya, saya senang untuk memberitahu kepada Anda bahwa Panel telah berhasil menyelesaikan mandatnya. Dan pagi ini saya telah menyerahkan laporan kepada Sekjen PBB,” kata Presiden SBY.


Agenda ini intinya adalah bagaimana semua negara berbagi tanggung jawab, berjuang melawan kemiskinan, dan pembangunan berkelanjutan.


Dibandingkan dengan panel-panel lainnya yang pernah dibentuk oleh Sekjen PBB lain, masa kerja Panel untuk Agenda Pembangunan Pasca 2015 ini relatif singkat. Dibentuk pada September 2012, Panel berhasil mengadakan lima pertemuan berturut-turut, di New York, London, Monrovia, Bali, dan kembali ke New York sekarang ini untuk secara resmi menyerahkan laporannya.


“Kami juga telah melakukan konsultasi terbuka dan inklusif, tidak hanya melibatkan sistem PBB, tetapi juga pemangku kepentingan yang luas. Dari kelompok masyarakat sipil, anggota parlemen, sektor swasta, akademisi, lembaga penelitian, perempuan, dan pemuda dari seluruh kawasan,” Presiden SBY menuturkan.


Panel juga mendengarkan mendengarkan kepentingan petani, pekerja sektor informal, migran, penyandang cacat, pemilik usaha kecil, perempuan, kaum muda dan anak-anak, dan banyak lagi. “Perspektif yang beragam telah memberi kontribusi pada kedalaman dan kekayaan Laporan,” ujar SBY.


“Melalui konsultasi yang luas, kami percaya bahwa laporan Panel bukan hanya produk dari 27 anggotanya. Ini juga merupakan refleksi dari kepentingan berbagai pemangku kepentingan yang ingin membebaskan orang dari belenggu dan setan kemiskinan,” SBY menegaskan.


Dua ketua bersama lainnya, Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf dan PM Inggris David Cameron, berhalangan hadir. Ellen Johnson diwakili Menteri Pertanian Florence Chenoweth, sedangkan Cameron diwakili Menteri Pembangunan Internasional Justine Greening.


Seusai menyampaikan laporan akhir Panel, Presiden SBY kembali melakukan pertemuan dengan Sekjen PBB, di tempat yang sama.

Tidak ada komentar: