INFO TABAGSEL.com-Alternate Member APEC Business Advisory Council (ABAC) Gatot Suwondo mengatakan, Dewan Penasehat Bisnis APEC menyerukan kepada para pemimpin Ekonomi APEC untuk memperluas pertumbuhan sektor perbankan maupun lembaga keuangan non bank serta UKM.
"Kami dari sektor perbankan memberikan usul kepada pemimpin APEC untuk meningkatkan peluang bagi UKM guna mendapatkan peluang dari pengembangan dan penerapan teknologi informasi melalui penyederhanaan hukum dan peraturan," kata Gatot.
Menurut Gatot, keberadaan usaha kecil menengah (UKM) sangat diperlukan untuk menopang ketahanan ekonomi setiap negara dari krisis, sesuai dengan tema APEC CEO Summit Indonesia 2013 yaitu? "Towards Resilience and Growth: Reshaping Priorities for Global Economy".
ABAC meminta agar seluruh Ekonomi APEC lebih mendukung pengembangan UKM serta mengambil langkah dalam mengatasi masalah ketahanan energi. Itu dilakukan dengan menciptakan lingkungan usaha yang memiliki pijakan hukum dan peraturan yang kondusif bagi perdagangan dan energi.
Jiwa wirausaha
Dewan Penasehat Bisnis juga meminta agar Ekonomi APEC membuat kebijakan yang mampu meningkatkan jiwa kewirausahaan dan memunculkan bisnis-bisnis baru serta kebijakan yang mendorong inovasi berbagai bisnis.
"Ekonomi APEC juga harus mendorong penggunaan perangkat teknologi seperti internet untuk meningkatkan akses UKM ke pasar internasional," kata Gatot.
Dia menambahkan, kemajuan sektor UKM dan kewirausahaan dapat dikembangkan melalui berbagai cara, yaitu, mempromosikan penemuan bisnis baru dan model bisnis baru, mempromosikan bisnis yang berkelanjutan, terutama dalam pembiayaan serta memfasilitasi penggunaan teknologi informasi.
Gatot menambahkan, kalangan perbankan juga mendorong para pemimpin negara APEC untuk meningkatkan kerjasama antarbank, menetapkan standar tata kelola, serta kebijakan keuangan yang baik.
Selain membahas tentang perlunya pengembangan UKM, APEC juga perlu mengembangkan program "financial inclusion" dan "financial literacy" antara lain melalui program "branchless banking".
"Perbankan harus menjadi motor penggerak inklusi keuangan (keuangan untuk semua) untuk memberi kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan transaksi keuangan melalui program sosialisasi dan edukasi masyarakat terhadap layanan perbankan," kata Gatot.
Kalangan perbankan, lanjut dia, juga harus melakukan sinergi antarbank dan antar lembaga keuangan mikro dengan lembaga non-keuangan, termasuk asosiasi dan komunitas dalam rangka pemberdayaan masyarakat untuk berhubungan dengan lembaga keuangan formal.
Rekomendasi yang disampaikan Gatot merupakan hasil "Sustainable Development Working Group" pada pertemuan ABAC yang berlangsung beberapa hari sebelum penyelenggaraan KTT Tingkat Pemimpin APEC 2013, yaitu pada 1-5 Oktober 2013.
Pertemuan ini juga merumuskan rencana kerja mengenai perlunya keterlibatan sektor swasta dan pemerintah, termasuk BUMN, dalam kegiatan ekonomi dan urgensi pengembangan modal manusia yang unggul dan kompeten.
"Kami siap untuk dilibatkan dalam meningkatkan kegiatan ekonomi dan sebagai 'agent of development', berpartisipasi dan mendukung pemerintah untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi," kata Gatot.
Bahkan, ia menambahkan, untuk meningkatkan layanan prima dengan sumber daya manusia yang berkompeten, telah dilakukan transformasi bisnis melalui pembagian fokus layanan "consumer banking" dan "business banking". Itu dapat memberikan layanan lebih tepat dan cepat. (Antara)
"Kami dari sektor perbankan memberikan usul kepada pemimpin APEC untuk meningkatkan peluang bagi UKM guna mendapatkan peluang dari pengembangan dan penerapan teknologi informasi melalui penyederhanaan hukum dan peraturan," kata Gatot.
Menurut Gatot, keberadaan usaha kecil menengah (UKM) sangat diperlukan untuk menopang ketahanan ekonomi setiap negara dari krisis, sesuai dengan tema APEC CEO Summit Indonesia 2013 yaitu? "Towards Resilience and Growth: Reshaping Priorities for Global Economy".
ABAC meminta agar seluruh Ekonomi APEC lebih mendukung pengembangan UKM serta mengambil langkah dalam mengatasi masalah ketahanan energi. Itu dilakukan dengan menciptakan lingkungan usaha yang memiliki pijakan hukum dan peraturan yang kondusif bagi perdagangan dan energi.
Jiwa wirausaha
Dewan Penasehat Bisnis juga meminta agar Ekonomi APEC membuat kebijakan yang mampu meningkatkan jiwa kewirausahaan dan memunculkan bisnis-bisnis baru serta kebijakan yang mendorong inovasi berbagai bisnis.
"Ekonomi APEC juga harus mendorong penggunaan perangkat teknologi seperti internet untuk meningkatkan akses UKM ke pasar internasional," kata Gatot.
Dia menambahkan, kemajuan sektor UKM dan kewirausahaan dapat dikembangkan melalui berbagai cara, yaitu, mempromosikan penemuan bisnis baru dan model bisnis baru, mempromosikan bisnis yang berkelanjutan, terutama dalam pembiayaan serta memfasilitasi penggunaan teknologi informasi.
Gatot menambahkan, kalangan perbankan juga mendorong para pemimpin negara APEC untuk meningkatkan kerjasama antarbank, menetapkan standar tata kelola, serta kebijakan keuangan yang baik.
Selain membahas tentang perlunya pengembangan UKM, APEC juga perlu mengembangkan program "financial inclusion" dan "financial literacy" antara lain melalui program "branchless banking".
"Perbankan harus menjadi motor penggerak inklusi keuangan (keuangan untuk semua) untuk memberi kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan transaksi keuangan melalui program sosialisasi dan edukasi masyarakat terhadap layanan perbankan," kata Gatot.
Kalangan perbankan, lanjut dia, juga harus melakukan sinergi antarbank dan antar lembaga keuangan mikro dengan lembaga non-keuangan, termasuk asosiasi dan komunitas dalam rangka pemberdayaan masyarakat untuk berhubungan dengan lembaga keuangan formal.
Rekomendasi yang disampaikan Gatot merupakan hasil "Sustainable Development Working Group" pada pertemuan ABAC yang berlangsung beberapa hari sebelum penyelenggaraan KTT Tingkat Pemimpin APEC 2013, yaitu pada 1-5 Oktober 2013.
Pertemuan ini juga merumuskan rencana kerja mengenai perlunya keterlibatan sektor swasta dan pemerintah, termasuk BUMN, dalam kegiatan ekonomi dan urgensi pengembangan modal manusia yang unggul dan kompeten.
"Kami siap untuk dilibatkan dalam meningkatkan kegiatan ekonomi dan sebagai 'agent of development', berpartisipasi dan mendukung pemerintah untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi," kata Gatot.
Bahkan, ia menambahkan, untuk meningkatkan layanan prima dengan sumber daya manusia yang berkompeten, telah dilakukan transformasi bisnis melalui pembagian fokus layanan "consumer banking" dan "business banking". Itu dapat memberikan layanan lebih tepat dan cepat. (Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar