Semua perempuan menginginkan bersalin dengan normal |
Sebuah riset terbaru mengungkapkan bahwa wanita yang melahirkan bayi berukuran kecil mungkin berisiko mengalami gangguan pada fungsi jantung dalam jangka waktu lama di kemudian hari. Temuan ini dipublikasikan pada 26 Juni 2012 dalam Journal of Hypertension.
Penelitian ini melibatkan 29 wanita dengan kondisi yang dikenal fetal growth restriction (di mana janin lebih kecil 90 persen dari janin pada usia kehamilan lainnya), 25 wanita dengan preeklampsia (tekanan darah tinggi selama kehamilan) dan 58 wanita dengan kehamilan normal.
"Perempuan yang kehamilannya dipengaruhi fetal growth restriction diketahui memiliki risiko tinggi menderita penyakit kardiovaskular dan kematian pada beberapa dekade ke depan," kata peneliti studi, Dr Basky Thilaganathan, direktur Fetal Maternal Medicine Unit di St George University of London, dalam sebuah rilis berita.
"Dokter harus menyadari kerentanan ibu untuk mengalami gagal jantung saat kehamilan. Perubahan gaya hidup dan intervensi medis di awal kehidupan dapat membantu para wanita mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler dan kematian di kemudian hari," tambahnya.
Dalam kajiannya, peneliti mengukur partisipan yang memiliki tekanan darah dan meminta mereka untuk menjalani pemeriksaan Echocardiograms (usg bagian dalam jantung) dan electrocardiograms (mengukur aktivitas listrik detak jantung) serta tes lain untuk memeriksa fungsi jantung.
Para peneliti mengatakan beberapa wanita yang melahirkan bayi kecil mungkin memiliki gangguan kondisi jantung yang menyebabkan jantung mereka bekerja kurang efisien yang disebut diastolik, atau fase relaksasi. Kondisi ini, kata peneliti, meningkatkan resiko mereka untuk gagal jantung.
Para penulis juga menemukan wanita yang melahirkan bayi lebih kecil dari rata-rata memiliki indeks massa tubuh (BMI) lebih tinggi ketimbang wanita lain. Peneliti berpendapat, kondisi ini bisa menjadi salah satu alasan kenapa fungsi jantung mereka cenderung abnormal.
"Temuan kami membantu menjelaskan bagaimana risiko ini berkembang sehingga para wanita dapat diidentifikasi dan menerima pengobatan pencegahan," jelas Thilaganathan.
Sumber :healthdaynews,Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar