DAFTAR BERITA

Jumat, 31 Oktober 2014

Harga Karet di Madina dan Tapteng Berangsur Naik


INFO TABAGSEL.com-Beberapa hari terakhir harga getah karet di Mandailing Natal (Madina) dan Tapanuli Tengah (Tapteng) mulai berangsur naik. Di Madina harga karet di tingkat petani naik antara Rp 800/kg hingga Rp 1.000/kg. Sementara di Tapteng naik hingga Rp 2.700/kg. Pantauan MedanBisnis di Kecamatan Kotanopan, Panyabungan dan Kecamatan Panyabungan Timur harga karet bergerak naik membuat para petani mulai gembira meskipun tidak begitu signifikan kenaikannya. "Melihat kondisi harga yang bergerak naik kita bersyukur setelah sekian lama tidak pernah naik" ujar Najamuddin petani karet di Panyabungan kepada Medan Bisnis, Kamis (30/10).

Katanya, harga karet masih berada di bawah Rp 10.000/kg, namun begitupun keresahan mereka sebagai petani sedikit terobati dengan adanya pergerakan harga karet tersebut. "Kita menjual karet hari ini Rp 7.200/kg dari sebelumnya Rp 6.200/kg" ujarnya.

Senada juga disampaikan H Nasution petani dari Panyabungan Timur. Disebutkan harga mengalami kenaikan antara Rp 800/kg hingga Rp 1.000/kg dari Rp 4.000/kg menjadi Rp 5.000/kg. "Harga itu bervariasi melihat dari kualitas getah yang kita jual kepada pengumpul/toke. Memang harga di sini lebih rendah dari daerah lain, karena hasil sadapan langsung kita jula, tidak seperti lainnya ditunggu dulu beberapa hari baru dijual," ujarnya.

Sementara di Kecamatan Kotanopan dan sekitarnya juga mengalami trend naik dari Rp 7.500/kg menjadi Rp 8.300/kg. Harga karet di daerah ini lebih mahal jika dibandingkan kecamatan lain, karena kualitas kadar air dalam getah lebih bagus.

"Dengan kondisi harga getah karet yang naik tentunya membuat harapan baru terhadap masyarakat akan adanya perubahan eknomi. Sebab dampak harga salah satu komoditas unggulan masyarakat ini terus bertahan di level Rp 7.000/kg tentunya membuat ekonomi di masyarakat tersedat, dan setelah ini adalah gairah kembali," ujar Lokot Husda Lubis seorang pemerhati pembangunan di Madina.

Di Tapanuli Tengah (Tapteng) harga karet alam terpantau mengalami kenaikan dari Rp 5.000/kg menjadi Rp 7.300/kg. Meski demikian, harga tebus getah karet di tingkat petani tersebut belum mampu membuat petani dan buruh deres tersenyum lebar. "Harga tebus karet pada posisi penjualan pekan ini, Kamis (30/10) di Kecamatan Tukka, Tapteng, mengalami kenaikan menjadi Rp 7.300/kg. Sementara, sepekan yang lalu harga di tingkat petani hanya bertahan di posisi Rp 5.000/kg," ungkap Rahman Sitompul, toke getah dan pekebun karet di Tapteng, kepada MedanBisnis, Kamis (30/10).

Rahman mengaku, dirinya terus memantau perkembangan harga karet dari sejumlah relasi bisnisnya. Pada, Rabu (29/10) kemarin, dirinya mengetahui bahwa harga karet alam mengalami kenaikan di pasaran internasional. "Begitu mendengar kenaikan harga, saya langsung mengabarkannya kepada para petani. Sebagian ada yang gembira mendengar kenaikan harga itu, tetapi sebagian lainnya terlihat biasa-biasa saja," sebut Rahman.

Pria paruh baya yang telah puluhan tahun menggeluti usaha jual beli karet itu menambahkan, pihaknya paham betul dengan kondisi yang dihadapi petani karet saat ini. "Secara pibadi, saya sangat prihatin, karena banyak petani dan buruh deres yang terlilit utang akibat harga karet terjun bebas di level Rp 4.000-Rp 5.000/kg beberapa waktu lalu. Tetapi saya tidak dapat berbuat apa-apa, karena kita juga selalu mengikuti harga pasaran," tegasnya.

Fatana Hutagalung, pekebun karet juga mengemukakan hal senada, seraya mengaku prihatin melihat kondisi perekonomian petani karet dan buruh deres di Tapteng yang menderita akibat anjloknya harga jual karet alam. "Sudah dua minggu lebih saya tidak menjual karet, karena menunggu harganya naik. Daripada menjual dengan harga rendah lebih baik, karet itu saya simpan dulu," ungkapnya.