INFO TABAGSEL.com- China kemarin meminta Malaysia meningkatkan intensitas pencarian pesawat Malaysia Airlines (MAS) yang hilang pada Sabtu (8/3).
Mereka menilai negeri jiran itu melalaikan tanggung jawab karena belum ada perkembangan apa pun atas insiden hilangnya pesawat tersebut. Gusarnya China terhadap Malaysia memang cukup beralasan. Karena dua pertiga dari 239 orang yang ada di dalam pesawat tersebut merupakan warga negara China. Beijing telah mengirimkan agen keamanan untuk membantu penyidikan dan mengirimkan kapal serta pesawat untuk membantu pencarian pesawat.
Negeri Panda itu meminta penjelasan Malaysia mengenai kemungkinan apakah pengeboman, pembajakan atau aksi terorisme setelah Interpol mengonfirmasi dua penumpang MAS menggunakan paspor curian. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Qin Gang mengungkapkan terlalu diniuntukmengetahuipenyebabpesawat tersebut hilang, tetapi keluarga penumpang membutuhkan penjelasan secepatnya. ”Insideninitelahberlangsungselama lebihdari duahari.
KitaberharapMalaysia dapat mengerti kepentingan China, khususnya anggotakeluarga,”kataQinseperti dikutip Reuters. China juga meminta Malaysia melakukan penyidikan dengan cepat dan meningkatkan upaya pencarian dan penyelamatan. Mengenai penggunaan dua paspor palsu, Kementerian Keamanan Publik China telah mengirimkan tim untuk membantu penyidikan. ”Kita tidak mengonfirmasisiapayangmenggunakan paspor itu, tetapi insiden ini menarik perhatian kita,” papar Qin. Dua paspor curian itu digunakan atas nama warga Austria Christian Kozel dan warga Italia Luigi Maraldi.
Padahal, kedua orang tersebut tidak berada di dalam pesawat itu. Warga Italia dan Austria tidak perlu visa untuk tinggal di Beijing jika tidak lebih dari 72 jam. Namun China enggan berspekulasi atas skenario jahat di belakang hilangnya pesawat tersebut. Keluarga penumpang pesawat MAS yang hilang itu kemarin menggelar pertemuan dengan otoritas penerbangan sipil China dan pejabat pemerintahan. Menurut salah satu keluarga penumpang, Zhou, mereka sudah tidak sabar.
”Anggota keluarga sangat tidak senang. Mereka menunggu terlalu lama,”kata Zhou. Media di China kemarin bahkan menyalahkan Malaysia dan MAS atas penanganan pesawat yang hilang. ”Pihak Malaysia melalaikan tanggung jawabnya, ”demikian editorial Global Times yang berafiliasi dengan Partai Komunis China. Laporan sementara itu menunjukkan Malaysia tidak bergerak maju. Diungkapkan Global Times, jika ada kesalahan teknis atau kesalahan pilot, MAS harus dipersalahkan.
Jika memang ada serangan teroris, proses keamanandiBandaraKualaLumpur dan penerbangan itu perlu dipertanyakan. Harian China Daily kemarin mengkritik bagaimana dua penumpang dapat naik pesawat dengan paspor curian. ”Siapa mereka dan kenapa mereka menggunakan paspor palsu?” tanya harian tersebut. Keamanan Bandara Kuala Lumpur langsung disorot.
Sementara mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad menganggap permainan saling menyalahkan atas hilangnya pesawat MAS itu tidak akan membantu penyelesaian misteri insiden tersebut. Setiap kali peristiwa yang tidak menguntungkan terjadi, pasti terdapat sebuah pelajaran di dalamnya. ”Saya percaya otoritas telah melakukan hal terbaik dalam pencarian pesawat,”kata Mahathir kepada New Straits Times.
Malaysia Kelimpungan
Malaysia telah meluncurkan penyidikan terorisme atas dua penumpang yang menggunakan paspor curian. Salah satu penumpang itu telah diidentifikasi berdasarkan rekaman video di Bandara Kuala Lumpur. Kepala Kepolisian Malaysia Khalid Abu Bakar mengatakan salah satu pria itu bukan warga Malaysia. Menteri Dalam Negeri Malaysia Zahid Hamidi mengungkapkan dua penumpang yang menggunakan paspor curian itu berwajah Asia. ”Saya masih menduga bagaimana bisa (petugas imigrasi) tidak berpikir: seorang Italia atau Australia, tetapi memiliki wajah Asia,” katanya seperti dikutip kantor berita Bernama.
Mengenai spekulasi tentang terorisme, Kepala Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia Azharuddin Abdul Rahman kemarin tidak mau menjawab atas kemungkinan pesawat itu dibajak atau meledak di udara. ”Kita akan melihat dari setiap sudut pandangan. Kita akan melihat setiap aspek mengenai apa saja yang terjadi,”katanya. Dia hanya mengupayakan segala cara untuk melakukan apa pun yang dapat dilakukan Pemerintah Malaysia. ”Hilangnya pesawat ini masih misteri,” imbuhnya.
Amerika Serikat (AS) telah mengirimkan tim penyidik FBI untuk membantu penyidikan penumpang. Tapi, para pejabat AS menekankan tidak ada bukti terorisme dalam insiden tersebut. Namun, seorang diplomat Eropa di Kuala Lumpur memperingatkan ibu kota Malaysia merupakan penghubung Asia bagi imigran gelap. Mereka menggunakan dokumen palsu dan rute yang kompleks via Beijing atau Afrika Barat untuk mencapai tujuan akhir di Eropa. ”Anda seharusnya tidak otomatis berpikir bahwa faktanya ada dua orang di pesawat dengan paspor curian yang terkait dengan hilangnya pesawat,”kata diplomat yang enggan disebutkan namanya kepada Reuters. ”Anda lebih tahu peranan Kuala Lumpur dalam lingkaran ini,” lanjutnya.
Pencarian Nihil
Perihal misteri nasib pesawat MAS kemarin belum mencapai titik terang setelah 3 hari pencarian. Sebanyak 34 pesawat dan 40 kapal laut dari 10 negara termasuk Indonesia ikut dilibatkan dalam pencarian tersebut. Pencarian difokuskan di perairan di sekitar Pulau Vietnam Tho Chu. Di sekitar pulau tersebut ditemukan dua tumpahan minyak dan pecahan yang mengambangdilautan. Pengujianoli hingga pecahan ternyata tidak menunjukkan adanya keterkaitan dengan pesawat MAS. Analisis laboratorium menyatakan sampel oli itu bukan dari pesawat MAS, tetapi oli yang biasa digunakan oleh kapal. Malaysia juga mengirimkan kapalnya untuk menginvestigasi rakit yang dilihat kapal Vietnam.
Ternyata, rakit itu hanya pecahan muatan kapal. ”Ketika kita mencapai lokasi, kita hanya menemukan gulungan kabel,” kata Deputi Kepala Staf Angkatan Bersenjata Vietnam, Vo Vo Tuan, kepada AFP. Kepala Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia Azharuddin Abdul Rahman menegaskan pencarian kapal telah diperluas ke Laut China Selatan. Selain difokuskan di lautan, pencarian juga dilakukan di daratan. Para pelaut dari enam angkatan laut dan awak kabin dari puluhan pesawat yang ikut dalam pencarian itu kemarin terlihat frustrasi.
”Tantangan utama yang kita hadapi selama pencarian ini adalah kita melihat ke laut dari ketinggian,”kata Kapten Vu Duc Long dari Skuadron 918 Vietnam. Mereka mengirimkan tiga pesawat, tetapi belum menemukan tanda apa pun atas pesawat MAS. Armada Ketujuh AS yang berbasis di Okinawa, Jepang, telah mengirimkan pesawat pengintai P-3C Orion dan kapal perusak USS Pinckney yang dilengkapi dengan dua helikopter MH-60R Seahawk. Orion dilengkapi dengan APS-147, radar yang mampu mendeteksi bola mengambang di lautan. Adapun Seahawk menggunakan kamera inframerah untuk pencarian di malam hari.
”Banyak sekali tantangan dalam pencarian ini,”kata Juru bicara Armada Ketujuh AS, William Marks. ”Pertama seharusnya ada titik pusat komunikasi terakhir atau kontak radar. Kemudian harus menghitung angin dan kondisi terbaru. Setiap jam selalu berubah karena wilayahnya terlalu luas,” imbuhnya. Selain militer berteknologi tinggi, banyak pihak lain yang juga diminta terlibat dalam pencarian pesawat itu. ”Kita memerintahkan semua kapal nelayan untuk mengecek wilayah yang dicurigai sebagai lokasi kontak terakhir,”kata Pham Thanh Tuoi, Kepala Komite Rakyat Vietnam di Provinsi Ca Mau. Dia mengungkapkan semua warga telah membantu pencarian di laut, tetapi belum menemukan hasil apa pun.
Indonesia Ikut Mencari
Malaysia secara resmi meminta bantuan Pemerintah Indonesia melalui TNI untuk mencari jejak pesawat MAS bernomor penerbangan MH 370 yang hilang kontak dan belum diketahui jejaknya sejak akhir pekan lalu. Menko Polhukam Djoko Suyanto menuturkan TNI AL mengerahkan lima KRI dan satu pesawat intai maritim. Selain itu, jika dirasa masih kurang, Indonesia menyiapkan dua kapal Badan SAR Nasional untuk ikut dilibatkan dalam pencarian. ”Hari ini menyusul pesawat Angkatan Udara patroli maritim berangkat,”kata Djoko di Jakarta kemarin.
Dalam operasi ini, tim Indonesia di bawah koordinasi otoritas Malaysia. Bantuan dari Indonesia masih sebatas pencarian fisik, belum sampai penyidikan dan intelijen untuk memastikan adanya dugaan terorisme dalam hilangnya pesawat komersial yang membawa 239 penumpang tersebut. KRI yang dilibatkan untuk pencarian adalah KRI Sutanto, KRI Metapura, KRI Kait, KRI Siribua, dan KRI Staiper. Kapal perang ini sudah sejak Minggu (9/2) beroperasi mencari jejak pesawat MAS.
Sementara itu Kapolri Jenderal Pol Sutarman mengatakan Polri masuk dalam bagian Interpol untuk menelisik lebih jauh keterlibatan kelompok terorisme dalam insiden ini. Spekulasi terkait keterlibatan terorisme adalah adanya penumpang yang diduga masuk ke pesawat dengan menggunakan paspor curian. Apabila dibutuhkan, kata Sutarman, Polri siap memberikan informasi. ”Kita punyakerjasamaInterpolapabila dibutuhkan, masuknya ke mana dan dari mana, apakah pernah masuk ke wilayah kita, itu akan kita lakukan,”ungkap Sutarman.
DirekturEksekutifDVIKombes Pol Anton Castilani menambahkan, pihaknya sudah mengantongi data-data fisik sebagian WNI yang terdaftar sebagai penumpang MAS. Datadata itu meliputi sidik jari, gigi, dan sampel DNA dari keluarga terdekat. Selain itu petugas DVI juga mendata properti penumpang WNI seperti cincin, kalung atau pakaian. Anton menjelaskan, data-data ini dikumpulkan agar proses identifikasi bisa cepat dilakukan jika para penumpang itu ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. andika hendra m / krisiandi sacawisastra
Mereka menilai negeri jiran itu melalaikan tanggung jawab karena belum ada perkembangan apa pun atas insiden hilangnya pesawat tersebut. Gusarnya China terhadap Malaysia memang cukup beralasan. Karena dua pertiga dari 239 orang yang ada di dalam pesawat tersebut merupakan warga negara China. Beijing telah mengirimkan agen keamanan untuk membantu penyidikan dan mengirimkan kapal serta pesawat untuk membantu pencarian pesawat.
Negeri Panda itu meminta penjelasan Malaysia mengenai kemungkinan apakah pengeboman, pembajakan atau aksi terorisme setelah Interpol mengonfirmasi dua penumpang MAS menggunakan paspor curian. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Qin Gang mengungkapkan terlalu diniuntukmengetahuipenyebabpesawat tersebut hilang, tetapi keluarga penumpang membutuhkan penjelasan secepatnya. ”Insideninitelahberlangsungselama lebihdari duahari.
KitaberharapMalaysia dapat mengerti kepentingan China, khususnya anggotakeluarga,”kataQinseperti dikutip Reuters. China juga meminta Malaysia melakukan penyidikan dengan cepat dan meningkatkan upaya pencarian dan penyelamatan. Mengenai penggunaan dua paspor palsu, Kementerian Keamanan Publik China telah mengirimkan tim untuk membantu penyidikan. ”Kita tidak mengonfirmasisiapayangmenggunakan paspor itu, tetapi insiden ini menarik perhatian kita,” papar Qin. Dua paspor curian itu digunakan atas nama warga Austria Christian Kozel dan warga Italia Luigi Maraldi.
Padahal, kedua orang tersebut tidak berada di dalam pesawat itu. Warga Italia dan Austria tidak perlu visa untuk tinggal di Beijing jika tidak lebih dari 72 jam. Namun China enggan berspekulasi atas skenario jahat di belakang hilangnya pesawat tersebut. Keluarga penumpang pesawat MAS yang hilang itu kemarin menggelar pertemuan dengan otoritas penerbangan sipil China dan pejabat pemerintahan. Menurut salah satu keluarga penumpang, Zhou, mereka sudah tidak sabar.
”Anggota keluarga sangat tidak senang. Mereka menunggu terlalu lama,”kata Zhou. Media di China kemarin bahkan menyalahkan Malaysia dan MAS atas penanganan pesawat yang hilang. ”Pihak Malaysia melalaikan tanggung jawabnya, ”demikian editorial Global Times yang berafiliasi dengan Partai Komunis China. Laporan sementara itu menunjukkan Malaysia tidak bergerak maju. Diungkapkan Global Times, jika ada kesalahan teknis atau kesalahan pilot, MAS harus dipersalahkan.
Jika memang ada serangan teroris, proses keamanandiBandaraKualaLumpur dan penerbangan itu perlu dipertanyakan. Harian China Daily kemarin mengkritik bagaimana dua penumpang dapat naik pesawat dengan paspor curian. ”Siapa mereka dan kenapa mereka menggunakan paspor palsu?” tanya harian tersebut. Keamanan Bandara Kuala Lumpur langsung disorot.
Sementara mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad menganggap permainan saling menyalahkan atas hilangnya pesawat MAS itu tidak akan membantu penyelesaian misteri insiden tersebut. Setiap kali peristiwa yang tidak menguntungkan terjadi, pasti terdapat sebuah pelajaran di dalamnya. ”Saya percaya otoritas telah melakukan hal terbaik dalam pencarian pesawat,”kata Mahathir kepada New Straits Times.
Malaysia Kelimpungan
Malaysia telah meluncurkan penyidikan terorisme atas dua penumpang yang menggunakan paspor curian. Salah satu penumpang itu telah diidentifikasi berdasarkan rekaman video di Bandara Kuala Lumpur. Kepala Kepolisian Malaysia Khalid Abu Bakar mengatakan salah satu pria itu bukan warga Malaysia. Menteri Dalam Negeri Malaysia Zahid Hamidi mengungkapkan dua penumpang yang menggunakan paspor curian itu berwajah Asia. ”Saya masih menduga bagaimana bisa (petugas imigrasi) tidak berpikir: seorang Italia atau Australia, tetapi memiliki wajah Asia,” katanya seperti dikutip kantor berita Bernama.
Mengenai spekulasi tentang terorisme, Kepala Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia Azharuddin Abdul Rahman kemarin tidak mau menjawab atas kemungkinan pesawat itu dibajak atau meledak di udara. ”Kita akan melihat dari setiap sudut pandangan. Kita akan melihat setiap aspek mengenai apa saja yang terjadi,”katanya. Dia hanya mengupayakan segala cara untuk melakukan apa pun yang dapat dilakukan Pemerintah Malaysia. ”Hilangnya pesawat ini masih misteri,” imbuhnya.
Amerika Serikat (AS) telah mengirimkan tim penyidik FBI untuk membantu penyidikan penumpang. Tapi, para pejabat AS menekankan tidak ada bukti terorisme dalam insiden tersebut. Namun, seorang diplomat Eropa di Kuala Lumpur memperingatkan ibu kota Malaysia merupakan penghubung Asia bagi imigran gelap. Mereka menggunakan dokumen palsu dan rute yang kompleks via Beijing atau Afrika Barat untuk mencapai tujuan akhir di Eropa. ”Anda seharusnya tidak otomatis berpikir bahwa faktanya ada dua orang di pesawat dengan paspor curian yang terkait dengan hilangnya pesawat,”kata diplomat yang enggan disebutkan namanya kepada Reuters. ”Anda lebih tahu peranan Kuala Lumpur dalam lingkaran ini,” lanjutnya.
Pencarian Nihil
Perihal misteri nasib pesawat MAS kemarin belum mencapai titik terang setelah 3 hari pencarian. Sebanyak 34 pesawat dan 40 kapal laut dari 10 negara termasuk Indonesia ikut dilibatkan dalam pencarian tersebut. Pencarian difokuskan di perairan di sekitar Pulau Vietnam Tho Chu. Di sekitar pulau tersebut ditemukan dua tumpahan minyak dan pecahan yang mengambangdilautan. Pengujianoli hingga pecahan ternyata tidak menunjukkan adanya keterkaitan dengan pesawat MAS. Analisis laboratorium menyatakan sampel oli itu bukan dari pesawat MAS, tetapi oli yang biasa digunakan oleh kapal. Malaysia juga mengirimkan kapalnya untuk menginvestigasi rakit yang dilihat kapal Vietnam.
Ternyata, rakit itu hanya pecahan muatan kapal. ”Ketika kita mencapai lokasi, kita hanya menemukan gulungan kabel,” kata Deputi Kepala Staf Angkatan Bersenjata Vietnam, Vo Vo Tuan, kepada AFP. Kepala Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia Azharuddin Abdul Rahman menegaskan pencarian kapal telah diperluas ke Laut China Selatan. Selain difokuskan di lautan, pencarian juga dilakukan di daratan. Para pelaut dari enam angkatan laut dan awak kabin dari puluhan pesawat yang ikut dalam pencarian itu kemarin terlihat frustrasi.
”Tantangan utama yang kita hadapi selama pencarian ini adalah kita melihat ke laut dari ketinggian,”kata Kapten Vu Duc Long dari Skuadron 918 Vietnam. Mereka mengirimkan tiga pesawat, tetapi belum menemukan tanda apa pun atas pesawat MAS. Armada Ketujuh AS yang berbasis di Okinawa, Jepang, telah mengirimkan pesawat pengintai P-3C Orion dan kapal perusak USS Pinckney yang dilengkapi dengan dua helikopter MH-60R Seahawk. Orion dilengkapi dengan APS-147, radar yang mampu mendeteksi bola mengambang di lautan. Adapun Seahawk menggunakan kamera inframerah untuk pencarian di malam hari.
”Banyak sekali tantangan dalam pencarian ini,”kata Juru bicara Armada Ketujuh AS, William Marks. ”Pertama seharusnya ada titik pusat komunikasi terakhir atau kontak radar. Kemudian harus menghitung angin dan kondisi terbaru. Setiap jam selalu berubah karena wilayahnya terlalu luas,” imbuhnya. Selain militer berteknologi tinggi, banyak pihak lain yang juga diminta terlibat dalam pencarian pesawat itu. ”Kita memerintahkan semua kapal nelayan untuk mengecek wilayah yang dicurigai sebagai lokasi kontak terakhir,”kata Pham Thanh Tuoi, Kepala Komite Rakyat Vietnam di Provinsi Ca Mau. Dia mengungkapkan semua warga telah membantu pencarian di laut, tetapi belum menemukan hasil apa pun.
Indonesia Ikut Mencari
Malaysia secara resmi meminta bantuan Pemerintah Indonesia melalui TNI untuk mencari jejak pesawat MAS bernomor penerbangan MH 370 yang hilang kontak dan belum diketahui jejaknya sejak akhir pekan lalu. Menko Polhukam Djoko Suyanto menuturkan TNI AL mengerahkan lima KRI dan satu pesawat intai maritim. Selain itu, jika dirasa masih kurang, Indonesia menyiapkan dua kapal Badan SAR Nasional untuk ikut dilibatkan dalam pencarian. ”Hari ini menyusul pesawat Angkatan Udara patroli maritim berangkat,”kata Djoko di Jakarta kemarin.
Dalam operasi ini, tim Indonesia di bawah koordinasi otoritas Malaysia. Bantuan dari Indonesia masih sebatas pencarian fisik, belum sampai penyidikan dan intelijen untuk memastikan adanya dugaan terorisme dalam hilangnya pesawat komersial yang membawa 239 penumpang tersebut. KRI yang dilibatkan untuk pencarian adalah KRI Sutanto, KRI Metapura, KRI Kait, KRI Siribua, dan KRI Staiper. Kapal perang ini sudah sejak Minggu (9/2) beroperasi mencari jejak pesawat MAS.
Sementara itu Kapolri Jenderal Pol Sutarman mengatakan Polri masuk dalam bagian Interpol untuk menelisik lebih jauh keterlibatan kelompok terorisme dalam insiden ini. Spekulasi terkait keterlibatan terorisme adalah adanya penumpang yang diduga masuk ke pesawat dengan menggunakan paspor curian. Apabila dibutuhkan, kata Sutarman, Polri siap memberikan informasi. ”Kita punyakerjasamaInterpolapabila dibutuhkan, masuknya ke mana dan dari mana, apakah pernah masuk ke wilayah kita, itu akan kita lakukan,”ungkap Sutarman.
DirekturEksekutifDVIKombes Pol Anton Castilani menambahkan, pihaknya sudah mengantongi data-data fisik sebagian WNI yang terdaftar sebagai penumpang MAS. Datadata itu meliputi sidik jari, gigi, dan sampel DNA dari keluarga terdekat. Selain itu petugas DVI juga mendata properti penumpang WNI seperti cincin, kalung atau pakaian. Anton menjelaskan, data-data ini dikumpulkan agar proses identifikasi bisa cepat dilakukan jika para penumpang itu ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. andika hendra m / krisiandi sacawisastra







Tidak ada komentar:
Posting Komentar