DAFTAR BERITA

Senin, 06 Januari 2014

Revisi harga Elpiji dipuji, tapi juga 'memusingkan'

INFO TABAGSEL.com-Keputusan pemerintah mengurangi kenaikan harga Elpiji Pertama tipe tabung 12kg disambut positif tetapi juga mengundang kritik karena dianggap merugikan pedagang dan agen.

Pertamina mulanya memberlakukan kenaikan harga Elpiji sebesar hampir Rp4.000 per kg mulai 1 Januari 2014.
 Pengumuman ini dianulir setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan 'pengkajian kembali' dan harga baru Elpiji 12kg ditetapkan  hanya naik Rp1.000 per kg-nya.

A Cih yang menyediakan gas Elpiji kemasan tabung 12kg dan subsidi 3kg di Pasar Boplo, Gondangdia Jakarta Pusat mengaku pusing oleh perubahan kebijakan hanya dalam tempo kurang dari sepekan ini.

"Masih puyeng ini, mau telepon agennya dulu tanya bisa enggak duitnya dibalikin," serunya dengan muka ditekuk mengingat 100 tabung gas 12kg yang terlanjur dibelinya dari agen besar Elpiji Pertamina.

Ia khawatir karena gas sudah datang dengan harga yang terlanjur naik, sementara masyarakat sudah tahu harga sudah diturunkan pemerintah.

"Pertamina bikin pusing aja," gerutunya kesal.
Kritik pemerintah

Sejumlah pembaca BBC Indonesia turut mengecam kebijakan yang kontroversial ini.

Ananda Putry menuliskan di baris komentar halaman Facebook BBC Indonesia ia berterimakasih mendengar berita ini, "kalau harganya benar-benar turun".

Sementara Gigih Mifta menyarankan agar berpindah pada pemakaian gas 3kg yang disubsidi, yang menurutnya harganya telah merangkak naik menjadi Rp18 ribu.

Vick Dhasvick Khirivick menyatakan dua minggu terakhir warga di kampungnya menunda membeli gas dan memilih mengganti bahan bakar untuk memasak dengan kayu bakar.

"... Banyak warga dikampung saya terjun ke hutan cari kayu bakar sambil mnnggu kepastian harga elpiji dari pemerintah," tulis Vick Dhasvick Khirivick.

Pemerintah juga mendapat kritik pedas terkait koordinasi yang dianggap kacau karena kebijakan Elpiji yang berubah-ubah.

Hajah Kokom di Kebon Kacang, Jakpus menunda belanja Elpiji baru sampai kebijakan jelas.


"Menko sama presiden sering main catur di bwah pohon di blakang istana, jdi lupa nasib rakyat," tulis Pupuy Pratiwi, juga di halaman Facebook BBC Indonesia.

Prsiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri yang lebih dulu menyebut tentang kebijakan yang "tidak dikoordinasikan dengan baik dan persiapannya pun juga kurang",  dalam cuitan di Twitter (04/01).

Dengan penurunan harga, diperkirakan Elpiji 12kg akan berkisar antara Rp110-120 ribu.


"Ini harusnya tidak boleh terjadi," tegur Presiden melalui Twitter.

Ia kemudian memberi tenggat waktu hingga malam nanti agar Pertamina dan pejabat kementrian terkait melakukan koordinasi meninjau ulang harga Elpiji ini.

Tidak ada komentar: