INFO TABAGSEL.com-Salah satu kerabat
terduga teroris yang datang ke Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I R Said
Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur mengungkapkan perasaannya secara
emosional saat ditemui wartawan seusai tes DNA pada Jumat.
"Tidak ada teroris di Indonesia. Demokrasi ajaran. Pancasila ajaran. Tapi yang benar adalah ajaran Allah, ajaran Islam. Tidak ada syariat Islam dalam Pancasila," demikian beberapa perkataan laki-laki berjaket hitam dan berpeci putih itu sesekali diselipi pekik takbir.
Laki-laki itu juga sempat menyebutkan polisi sebagai "thogut" dan musuh Islam. Dia mengajak umat Islam untuk terus berjuang menegakkan ajaran Islam.
Saat ditanya lebih lanjut, laki-laki tersebut mengaku bernama Jamal dan berasal dari Mujahiddin Indonesia.
Sebelumnya, laki-laki tersebut juga sempat menyuruh salah seorang perempuan bercadar yang ditanya wartawan untuk diam dan tidak menyampaikan apa-apa.
"Diam. Diam saja. Tidak ada media yang mau membela, ujarnya.
Namun, meskipun dilarang perempuan tersebut sempat menjawab pertanyaan wartawan.
"Sedikit saja ya. Tadi tes DNA," jawabnya singkat.
Laki-laki lain yang juga ada dalam rombongan tersebut juga sempat mengatakan kepada beberapa wartawan supaya memberitakan secara berimbang.
"Media berani tidak memberitakan ini?" tanyanya.
Sejumlah keluarga terduga teroris Ciputat kembali menjalani tes DNA di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I R Said Sukanto, Kramatjati, Jakarta, Jumat.
12 orang
Menurut informasi yang diperoleh Antara di Rumah Sakit Bhayangkara, hingga Jumat siang terdapat 12 orang yang menjalani tes DNA. Mereka terdiri atas enam orang pria dewasa, satu anak perempuan, empat perempuan dewasa dan satu orang perempuan lanjut usia.
Humas Rumah Sakit Bhayangkara Kramatjati Kombespol Sarwoto membenarkan bahwa yang datang tersebut adalah keluarga terduga teroris. Namun, dia belum bisa memastikan mereka keluarga dari siapa saja.
Sehari sebelumnya beberapa orang yang mengaku keluarga terduga teroris juga sempat datang ke rumah sakit dan menjalani tes DNA. Salah seorang perempuan dalam rombongan itu mengaku berasal dari Ciputat dan mengenal keenam terduga teroris yang tewas.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Pusdokkes Polri memerlukan kehadiran dan keterangan serta DNA keluarga para terduga teroris untuk mengidentifikasi keenam jenazah yang tewas dalam penggerebekan di Ciputat.
Sebelumnya, sejak Selasa (31/12) sore hingga Rabu (1/1) pagi tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri dan Polda Metro Jaya melakukan penggerebekan di sebuah rumah kontrakan di Kelurahan Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan.
Dalam penggerebekan yang disertai baku tembak itu, enam terduga teroris yang diduga bagian dari kelompok Abu Roban tewas.
Terduga teroris yang tewas adalah Nurul Haq alias Dirman, Ozi alias Tomo, Rizal alias Hendi, Edo alias Ando, dan Amril.
Sementara satu orang sebelumnya tewas ditembak di ujung Gang Hasan ketika mengendarai motor adalah Daeng alias Dayat.
"Tidak ada teroris di Indonesia. Demokrasi ajaran. Pancasila ajaran. Tapi yang benar adalah ajaran Allah, ajaran Islam. Tidak ada syariat Islam dalam Pancasila," demikian beberapa perkataan laki-laki berjaket hitam dan berpeci putih itu sesekali diselipi pekik takbir.
Laki-laki itu juga sempat menyebutkan polisi sebagai "thogut" dan musuh Islam. Dia mengajak umat Islam untuk terus berjuang menegakkan ajaran Islam.
Saat ditanya lebih lanjut, laki-laki tersebut mengaku bernama Jamal dan berasal dari Mujahiddin Indonesia.
Sebelumnya, laki-laki tersebut juga sempat menyuruh salah seorang perempuan bercadar yang ditanya wartawan untuk diam dan tidak menyampaikan apa-apa.
"Diam. Diam saja. Tidak ada media yang mau membela, ujarnya.
Namun, meskipun dilarang perempuan tersebut sempat menjawab pertanyaan wartawan.
"Sedikit saja ya. Tadi tes DNA," jawabnya singkat.
Laki-laki lain yang juga ada dalam rombongan tersebut juga sempat mengatakan kepada beberapa wartawan supaya memberitakan secara berimbang.
"Media berani tidak memberitakan ini?" tanyanya.
Sejumlah keluarga terduga teroris Ciputat kembali menjalani tes DNA di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I R Said Sukanto, Kramatjati, Jakarta, Jumat.
12 orang
Menurut informasi yang diperoleh Antara di Rumah Sakit Bhayangkara, hingga Jumat siang terdapat 12 orang yang menjalani tes DNA. Mereka terdiri atas enam orang pria dewasa, satu anak perempuan, empat perempuan dewasa dan satu orang perempuan lanjut usia.
Humas Rumah Sakit Bhayangkara Kramatjati Kombespol Sarwoto membenarkan bahwa yang datang tersebut adalah keluarga terduga teroris. Namun, dia belum bisa memastikan mereka keluarga dari siapa saja.
Sehari sebelumnya beberapa orang yang mengaku keluarga terduga teroris juga sempat datang ke rumah sakit dan menjalani tes DNA. Salah seorang perempuan dalam rombongan itu mengaku berasal dari Ciputat dan mengenal keenam terduga teroris yang tewas.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Pusdokkes Polri memerlukan kehadiran dan keterangan serta DNA keluarga para terduga teroris untuk mengidentifikasi keenam jenazah yang tewas dalam penggerebekan di Ciputat.
Sebelumnya, sejak Selasa (31/12) sore hingga Rabu (1/1) pagi tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri dan Polda Metro Jaya melakukan penggerebekan di sebuah rumah kontrakan di Kelurahan Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan.
Dalam penggerebekan yang disertai baku tembak itu, enam terduga teroris yang diduga bagian dari kelompok Abu Roban tewas.
Terduga teroris yang tewas adalah Nurul Haq alias Dirman, Ozi alias Tomo, Rizal alias Hendi, Edo alias Ando, dan Amril.
Sementara satu orang sebelumnya tewas ditembak di ujung Gang Hasan ketika mengendarai motor adalah Daeng alias Dayat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar