INFO TABAGSEL.com-Peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat Dahlan Iskan mengaku duetnya dengan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD tidaklah salah.
Pasalnya, menurut Menteri BUMN itu, Mahfud MD dan dirinya menempati posisi dua teratas dalam survei intelektual yang diprakarsai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu.
“Ada 200 intelektual yang disurvei soal siapa yang mampu pimpin Indonesia. Hasilnya, ada 10 nama di situ, nomor satunya Pak Mahfud, nomor duanya saya. Kalau dari hasil itu, saya rasa nggak salah-salah amat,” kata Dahlan dalam diskusi bersama Mahfud MD di Jakarta, Selasa.
Dahlan mengatakan meski namanya bersanding dengan Mahfud MD di survei itu, keduanya belum tentu juga bisa terpilih menjadi calon presiden dan calon wakil presiden.
“Kan belum tentu terpilih. Pak Mahfud belum tentu dapat partai. Saya juga belum menang konvensi. Walaupun rasanya ga salah-salah amat. Gimana takdirnya,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Mahfud MD juga mengungkapkan isyarat persetujuannya untuk dipinang Dahlan jika lolos dalam Pemilu Presiden 2014.
Menurut mantan hakim konstitusi itu, ia dan Dahlan bagai dua pendekar dalam cerita Kho Ping Ho yang tidak mungkin berperang satu sama lain.
Sebagai “pendekar”, keduanya justru harus melawan penjahat dan bukan bertarung satu sama lain. “Saya enggak merasa Pak Dahlan rival saya. Bahkan ketika mau ikut konvensi, saya ikut dorong dia, ‘Pak Dahlan maju saja. Mungkin kita bisa ketemu di ujung’, begitu,” katanya.
Pasalnya, menurut Menteri BUMN itu, Mahfud MD dan dirinya menempati posisi dua teratas dalam survei intelektual yang diprakarsai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu.
“Ada 200 intelektual yang disurvei soal siapa yang mampu pimpin Indonesia. Hasilnya, ada 10 nama di situ, nomor satunya Pak Mahfud, nomor duanya saya. Kalau dari hasil itu, saya rasa nggak salah-salah amat,” kata Dahlan dalam diskusi bersama Mahfud MD di Jakarta, Selasa.
Dahlan mengatakan meski namanya bersanding dengan Mahfud MD di survei itu, keduanya belum tentu juga bisa terpilih menjadi calon presiden dan calon wakil presiden.
“Kan belum tentu terpilih. Pak Mahfud belum tentu dapat partai. Saya juga belum menang konvensi. Walaupun rasanya ga salah-salah amat. Gimana takdirnya,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Mahfud MD juga mengungkapkan isyarat persetujuannya untuk dipinang Dahlan jika lolos dalam Pemilu Presiden 2014.
Menurut mantan hakim konstitusi itu, ia dan Dahlan bagai dua pendekar dalam cerita Kho Ping Ho yang tidak mungkin berperang satu sama lain.
Sebagai “pendekar”, keduanya justru harus melawan penjahat dan bukan bertarung satu sama lain. “Saya enggak merasa Pak Dahlan rival saya. Bahkan ketika mau ikut konvensi, saya ikut dorong dia, ‘Pak Dahlan maju saja. Mungkin kita bisa ketemu di ujung’, begitu,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar