INFO TABAGSEL.com-Rektor Institut Seni
Indonesia (ISI) Denpasar I Gede Arya Sugiartha mengundang para delegasi
Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (KTT APEC)
2013 untuk hadir dalam suguhan kreasi seni “Art Summit Indonesia” yang
digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf), Selasa (8/10) malam.
Festival
dan seminar internasional, kata Sugiartha, akan berlangsung di empat
kota: Bali, Jakarta, Yogyakarta dan Surakarta. Pembukaannya akan
dilakukan di Bali. namun tanpa disertai dengan kegiatan seminar seperti
tiga kota lainnya. Rangkaian “Art Summit Indonesia” akan berlangsung
selama 17 hari hingga 25 Oktober 2013.
"Kegiatan
di tiga kota lainnya melibatkan lima tim kesenian mancanegara, enam
grup kesenian dalam negeri, dan enam perguruan tinggi seni di
Indonesia," ujar Arya Sugiartha di Denpasar, Selasa (8/10).
Untuk
perhelatan kreasi seni di Bali, imbuh dia, akan menyuguhkan lima
garapan seni tabuh dan tari. Tiga kreasi hasil garapan mahasiswa ISI
Denpasar dan dua garapan lainnya dari ISI Bandung.
Garapan
seni itu antara lain karya I Wayan Sutirta dengan iringan musik yang
dikemas oleh I Nyoman Kariyasa, musik Cakra Esa Galura dan Lorong Masa
ciptaan Dody Satya dan karya musik Manihot
karya Oya Yukarya. Penampilan yang tidak kalah menarik, kata Sugiartha,
adalah suguhan musik dengan judul "Ku Tak Sabar" ciptaan Agus Teja
Sentosa serta tari Jay Sita karya I Gede Oka Surya Negara.
“Ibu
Menteri Mari Elka yang akan membuka festival dan seminar internasional.
Beliau telah mengundang para delagasi untuk hadir,” lanjut Sugihartha.
Pasarkan Industri Kreatif Indonesia
Sementara
itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu
mengatakan, festival seni kontemporer dunia ini mengusung tema
Contemporary Art and the Making of Its Market. Acara ini, kata dia,
untuk menciptakan pasar pertunjukan seni kontemporer dan memberi edukasi
masyarakat mengenai nilai tambah seni.
Pelaku
kreatif Indonesia, kata Menteri Mari memiliki kreatifitas yang tinggi,
sehingga harus diberi nilai layak bagi pihak yang mendukungnya. Selain
itu, pasar pertunjukan di Indonesia juga terbilang tinggi. Bila
dihubungkan, maka akan bernilai ekonomi tinggi.
"Bukan
menjadikan komersialnya, supaya orang kreatif di seni pertunjukan bisa
mendapat pendapatan yang layak dari berkarya dan berkreasi. Tidak hanya
pementasan reguler, tapi juga harus tampil di acara -acara bertaraf
nasional hingga internasional,” kata dia.
Sektor
ini, lanjut Mari, juga dapat menyerab banyak tenaga kerja. Karenanya
untuk membuat pertunjukan yang bagus, perlu meningkatkan manajemen dan
pemasaran seni pertunjukan. Ujungnya, kata dia, karena nilainya layak,
akan memacu orang lebih kreatif.
Secara
total di empat kota, ada 300 seniman akan tampil pada pergelaran seni
pertunjukan tiga tahunan ini. Ada banyak seniman, termasuk dari Ekonomi
APEC semisal Korea Selatan, Cina, Amerika Serikat, Austria, Jerman,
Inggris.
Sementara
dari Indonesia akan melibatkan enam perguruan tinggi seni, ISI Solo,
ISI Denpasar, ISI Yogyakarta, ISI Padang Panjang, STSI Bandung, Institut
Kesenian Jakarta, serta kelompok seni pertunjukan lainnya, seperti
Teater Tetas, teater CCL, Suarasama Irwansyah, Vera Siak Dance, Dedek
Wahyudi, Oya Yukarya, dan Dody Satya Ekagustiman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar