INFO TABAGSEL.com-Wakil Presiden Mesir bentukan militer, Muhammad ElBaradei menyatakan keprihatinannya pada penggunaan pasukan berlebihan di Mesir setelah bentrokan pecah antara pendukung presiden terguling, Muhammad Mursi dengan pasukan keamanan.
"Saya mengutuk keras penggunaan pasukan berlebihan dan kematian, dan saya bekerja keras serta setiap perintah untuk mengakhiri konfrontasi dengan cara yang damai," ujarnya dalam akun twitter yang dikutip Al-Jazeera.
Keprihatinan juga datang dari ulama Al-Azzar. "Ulama Al-Azhar menyesalkan dan mengutuk kematian sejumlah martir yang menjadi korban kejadian," kata Ahmed al-Tayyeb, yang memimpin Al-Azhar dalam sebuah pernyataan.
Uni Eropa juga mengatakan menyesalkan hilangnya nyawa di Mesir. Mereka mengikuti perkembangan di Mesir dengan keprihatinan setelah bentrokan mematikan.
Kepala urusan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton mengatakan pemerintah Mesir harus memastikan transisi cepat ke kekuasaan sipil dan adanya bagi tahanan politik termasuk Presiden Muhammad Mursi harus dibebaskan.
Seorang juru bicara mengatakan, Ashton sangat menyesalkan hilangnya nyawa. Ashton meminta semua pihak untuk menghindari kekerasan. Dia menambahkan, semua kelompok politik termasuk Ikhwanul Muslimin harus dilibatkan dalam proses transformasi.
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengutuk kekerasan di Mesir. "Di Mesir, demokrasi dibantai, asipirasi nasional dibantai, dan sekarang bangsa sedang dibantai," ujarnya.
Keprihatinan tersebut datang setelah puluhan pendukung Mursi tewas dalam bentronkan Sabtu dini hari. Saksi menuduh pasukan keamanan menggunakan peluru tajam, namun kementerian dalam negeri mengatakan hanya menggunakan gas air mata.
Pihak pendukung Mursi mengatakan lebih dari 100 orang tewas, sementara kementrian kesehatan mengatakan 72 orang tewas, sementara 292 orang terluka di Nasr City.
"Saya mengutuk keras penggunaan pasukan berlebihan dan kematian, dan saya bekerja keras serta setiap perintah untuk mengakhiri konfrontasi dengan cara yang damai," ujarnya dalam akun twitter yang dikutip Al-Jazeera.
Keprihatinan juga datang dari ulama Al-Azzar. "Ulama Al-Azhar menyesalkan dan mengutuk kematian sejumlah martir yang menjadi korban kejadian," kata Ahmed al-Tayyeb, yang memimpin Al-Azhar dalam sebuah pernyataan.
Uni Eropa juga mengatakan menyesalkan hilangnya nyawa di Mesir. Mereka mengikuti perkembangan di Mesir dengan keprihatinan setelah bentrokan mematikan.
Kepala urusan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton mengatakan pemerintah Mesir harus memastikan transisi cepat ke kekuasaan sipil dan adanya bagi tahanan politik termasuk Presiden Muhammad Mursi harus dibebaskan.
Seorang juru bicara mengatakan, Ashton sangat menyesalkan hilangnya nyawa. Ashton meminta semua pihak untuk menghindari kekerasan. Dia menambahkan, semua kelompok politik termasuk Ikhwanul Muslimin harus dilibatkan dalam proses transformasi.
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengutuk kekerasan di Mesir. "Di Mesir, demokrasi dibantai, asipirasi nasional dibantai, dan sekarang bangsa sedang dibantai," ujarnya.
Keprihatinan tersebut datang setelah puluhan pendukung Mursi tewas dalam bentronkan Sabtu dini hari. Saksi menuduh pasukan keamanan menggunakan peluru tajam, namun kementerian dalam negeri mengatakan hanya menggunakan gas air mata.
Pihak pendukung Mursi mengatakan lebih dari 100 orang tewas, sementara kementrian kesehatan mengatakan 72 orang tewas, sementara 292 orang terluka di Nasr City.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar