INFO TABAGSEL.com-Komite Ekonomi Nasional (KEN) mengusulkan kepada pemerintah untuk menyalurkan bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) melalui perbankan agar sekaligus mendukung program inklusi finansial.
“Jadi untuk mendukung inklusi finansial, lebih baik BLSM disalurkan melalui bank, warga penerima dibukakan rekening ‘by name by address’,” kata Sekretaris KEN Aviliani di Bandung, Minggu.
Aviliani menjadi salah satu pembicara dalam acara pelatihan wartawan ekonomi dengan tema Mengupas Ketentuan “Multilicense” Perbankan di Bandung.
Menurut dia, inklusi finansial akan mendorong masyarakat untuk menabung atau berhemat walaupun dalam kondisi susah atau untuk makan saja susah.
Dia mengatakan selain BLSM, dana-dana bantuan lain seperti misalnya bantuan bagi program padat karya, juga dapat disalurkan melalui perbankan.
Hal ini menurut dia, perlu dilakukan sebab masyarakat kelas bawah tidak bisa serta-merta didorong menyimpan dana BLSM-nya di bank.
“Tidak bisa ‘ujug-ujug’ suruh masyarakat ke bank. Karena masyarakat yang tidak mengerti akan berpikir biaya banknya jangan-jangan malah lebih mahal, ini perlu dipikirkan,” ujar dia.
Dia juga mengatakan bahwa pemerintah perlu mendorong guru sebagai “ujung tombak” pendidikan untuk mengenalkan kegiatan menabung pada anak didik sejak dini. Sebab, kata aviliani, uang saku anak saat ini relatif cukup besar untuk bisa disisihkan dalam tabungan di bank.
Pemerintah memberikan BLSM berupa uang tunai Rp150.000 kepada 15,5 juta kepala keluarga dan bantuan pada sektor lain kepada masyarakat miskin selama empat bulan, sebagai bentuk kompensasi atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar. Bantuan itu disalurkan melalui PT Pos Indonesia.
“Jadi untuk mendukung inklusi finansial, lebih baik BLSM disalurkan melalui bank, warga penerima dibukakan rekening ‘by name by address’,” kata Sekretaris KEN Aviliani di Bandung, Minggu.
Aviliani menjadi salah satu pembicara dalam acara pelatihan wartawan ekonomi dengan tema Mengupas Ketentuan “Multilicense” Perbankan di Bandung.
Menurut dia, inklusi finansial akan mendorong masyarakat untuk menabung atau berhemat walaupun dalam kondisi susah atau untuk makan saja susah.
Dia mengatakan selain BLSM, dana-dana bantuan lain seperti misalnya bantuan bagi program padat karya, juga dapat disalurkan melalui perbankan.
Hal ini menurut dia, perlu dilakukan sebab masyarakat kelas bawah tidak bisa serta-merta didorong menyimpan dana BLSM-nya di bank.
“Tidak bisa ‘ujug-ujug’ suruh masyarakat ke bank. Karena masyarakat yang tidak mengerti akan berpikir biaya banknya jangan-jangan malah lebih mahal, ini perlu dipikirkan,” ujar dia.
Dia juga mengatakan bahwa pemerintah perlu mendorong guru sebagai “ujung tombak” pendidikan untuk mengenalkan kegiatan menabung pada anak didik sejak dini. Sebab, kata aviliani, uang saku anak saat ini relatif cukup besar untuk bisa disisihkan dalam tabungan di bank.
Pemerintah memberikan BLSM berupa uang tunai Rp150.000 kepada 15,5 juta kepala keluarga dan bantuan pada sektor lain kepada masyarakat miskin selama empat bulan, sebagai bentuk kompensasi atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar. Bantuan itu disalurkan melalui PT Pos Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar