INFO TABAGSEL.com-Presiden kembali menegaskan bahwa keputusan terkait bahan bakar minyak (BBM) adalah keputusan yang paling berat. "Karena saya tahu persis akibat yg harus ditanggung oleh masyarakat," kata Presiden melalui akun twitter @SBYudhoyono, Kamis (18/4) malam.
Pilihan yang diambil adalah pilihan dengan konsekuensi beban minimal bagi masyarakat. "Itulah mengapa keputusan ini memerlukan waktu," Presiden SBY menambahkan.
Dalam twitter yang ditulis langsung oleh Presiden tersebut, Presiden menjelaskan bahwa apapun pilihan yang diambil harus menjadikan ekonomi kita lebih kuat dan tidak membebani pemerintahan berikutnya.
Saat membuka Munas IX Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di Bali, 8 April lalu, SBY menjelaskan bahwa pemerintah sedang melakukan finalisasi kebijakan untuk mengurangi beban subsidi BBM ini. Ada sejumlah opsi yang dipertimbangkan, antara lain menaikkan harga BBM secara pukul rata atau berlaku bagi semua. Bisa juga yang naik BBM untuk kelompok yang tidak patut mendapatkan subsidi, yakni orang kaya dan mampu.
Selama memimpin pemerintahan, SBY tiga kali menaikan harga BBM bersubsidi, juga tiga kali menurunkan harha BBM. Tahun 2005 dua kali dan tahun 2008 satu kali. Pada saat kenaikan, harga-harga kebutuhan melambung tinggi. Tetapi ketika harga BBM diturunkan tiga kali pada tahun 2008, dari Rp 6 ribu menjadi Rp 5500, turun lagi menjadi Rp 5 ribu, kemudian Rp 4.500, ternyata harga-harga tiduk ikut turun.
"Bila harga BBM harus dinaikkan, maka akan adil bila rakyat tidak mampu mendapatkan kompensasi. Persoalan ini harus dibicarakan secara terbuka," ujar Presiden SBY.Berikut twit SBY di akun twitternya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar