DAFTAR BERITA

Sabtu, 19 Januari 2013

Wapres Buka Konvensi Kampus Ke-9 dan Temu Tahunan Ke-15 Forum Rektor Indonesia

Wapres Boediono memberikan sambutan pada Pembukaan 
Konvensi Kampus Ke-9 dan Temu Tahunan Ke-15
 Forum Rektor Indonesia (foto: Mukhlis).
INFO TABAGSEL.com-Saat ini telah tersedia secara luas bahan ajaran dan proses pengajaran online yang komplit, untuk hampir semua matakuliah yang diwajibkan oleh lembaga pendidikan tinggi. Materi dan proses pengajaran itu umumnya disusun dan diolah oleh pendidik dan pengajar dari lembaga-lembaga pendidikan tinggi ternama di luar negeri. Oleh karena itu standarnya dijamin memenuhi standar internasional.

Dengan mengambil matakuliah online tersebut, Wakil Presiden Boediono mengusulkan, mahasiswa mendapatkan kredit yang diakui secara internasional. Dengan pemilihan matakuliah-matakuliah online yang tepat sebagai suplemen bagi sistem pengajaran yang ada, kelemahan dan kekurangan di masing-masing lembaga pendidikan tinggi nasional dapat ditutup dengan cepat dan mutu lulusan dapat ditingkatkan dengan cepat pula.

“Dan apabila program suplementasi itu direncanakan dan dipilih dengan baik, semua itu dapat diperoleh dengan biaya yang terjangkau, baik oleh institusi maupun oleh mahasiswa,” kata Wakil Presiden Boediono saat membuka Konvensi Kampus Ke-9 dan Temu Tahunan Ke-15 Forum Rektor Indonesia di Gedung Grhadhika Bhakti Praja, Semarang, Jumat 18 November 2013. Hadir bersama Wapres adalah Menteri Pendidikan Nasional M. Nuh dan Rektor Universitas Islam Sultan Agung La Ode M. Kamaluddin sebagai Ketua Forum Rektor Indonesia 2013.

Pendapat Wapres tersebut disampaikan ketika secara khusus ia meminta perhatian akan upaya peningkatan mutu pengajaran secara umum. Menurutnya, kunci utama meningkatkan mutu pengajaran adalah pada tersedianya dosen dan pembimbing yang berkualitas dan tersedianya bahan pengajaran yang berkualitas. Sementara kenyataannya, dosen yang berkualitas dan bahan ajaran yang berkualitas tidak tersed. ia secara merata dan dalam jumlah yang cukup di semua lembaga pendidikan tinggi di tanah air.

“Sehingga kualitas pengajaran sangat bervariasi di antara lembaga-lembaga pendidikan tinggi kita. Variasi kualitas yang besar ini merupakan satu problem mendasar dalam pendidikan tinggi kita,” kata Wapres.

Dengan mempelajari dan memperluas wawasan melalui bahan-bahan ajaran onlineyang memenuhi standar internasional, maka kita bisa melakukan perbaikan – perbaikan yang cepat dan massal dan dengan biaya yang terjangkau.

“Saya sangat menganjurkan kepada perguruan-perguruan tinggi yang berhasrat untuk meningkatkan mutu pengajarannya dengan cepat, karena kekurangan dosen yang berkualitas dan bahan ajaran yang berkualitas, untuk memikirkan kemungkinan mengintegrasikan atau men-suplementasi matakuliah-matakuliah yang ditawarkan on line tersebut ke dalam sistem pengajarannya,” kata Wapres.

Saat ini, lanjutnya, matakuliah-matakuliah online tersebut tersedia dalam Bahasa Inggris sebagai bahasa instruksinya. Idealnya di waktu mendatang para ahli Indonesia sendiri, dapat menciptakan matakuliah-matakuliah online, dalam Bahasa Indonesia, dengan contoh-contoh kongkrit dari Indonesia, dan tentu harus tetap menjaga agar memenuhi standar internasional.

“Kita harus upayakan ke arah itu. Tapi hal itu masih akan memakan waktu. Untuk sementara ini, kalau kita memang ingin memperbaiki dengan cepat mutu lulusan kita, kita dapat memanfaatkan pengajaran online yang ada,” kata Wapres.

Lebih lanjut Wapres meyakini bahwa penggunaan Bahasa Inggris sebenarnya justru dapat memberikan manfaat sampingan bagi anak didik yang harus bersaing di era globalisasi ini. Perlu dicatat pula bahwa, demi mengejar ketertinggalan dalam kualitas pengajaran mereka, sejumlah negara di kawasan Asia, termasuk Cina, telah mengundang universitas-universitas ternama di dunia untuk membuka cabang kampusnya di negara-negara tersebut.

“Dalam kaitan dengan integrasi dan suplementasi yang ada dengan pengajaranonline ini, saya minta Saudara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengkaji opsi-opsi yang ada dan merumuskan apa yang dapat dilakukan Pemerintah untuk memfasilitasi lembaga-lembaga pendidikan tinggi yang berniat untuk melaksanakannya,” kata Wapres.

“Saya juga meminta Saudara Menteri untuk menyusun blueprint pengembangan sistem pengajaran online perguruan tinggi, buatan Indonesia, dalam Bahasa Indonesia dan dengan konteks Indonesia, namun secara keilmuan tetap memenuhi standar internasional, menyamai standar universitas-universitas terbaik di dunia. Dan yang sangat penting, sistem online itu harus dapat diakses dan dimanfaatkan oleh semua lembaga pendidikan tinggi dan para mahasiswanya di tanah air, dengan biaya yang minimal. Mari kita manfaatkan dengan cerdas teknologi untuk mengatasi masalah-masalah pendidikan kita,” kata Wapres (Selanjutnya baca Pidato Wapres di Ruang Media).

Wapres juga meminta kalangan pendidikan untuk memberi perhatian pada pengajaran keterampilan soft skills yang mencakup penghayatan hak dan tanggungjawab warganegara, patriotisme, toleransi terhadap pandangan yang berbeda, sportivitas, kemampuan berkomunikasi, kemampuan teamwork, apresiasi seni dan sebagainya. Soft skills akan melengkapi pendidikan setiap anak didik sebagai manusia, sebagai warganegara, sebagai anggota masyarakat, sebagai anggota tim kerja.

Sistem pendidikan kita harus memberi tempat dan porsi yang cukup bagi pengajaran dan kegiatan-kegiatan praktek untuk membangun soft skills pada anak didik,” kata Wapres.

Wapres mengutip survei konsultan internasional McKinsey yang dilaksanakan Agustus-September 2012 di sembilan negara yang terdiri dari negara maju dan negara berkembang. Salah satu hasil survei itu menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan di negara-negara tersebut, ketika ditanya mengenai ketrampilan apa yang paling mereka hargai dari para karyawannya, memberikan jawaban bahwa peringkat yang paling tinggi mereka berikan pada work ethic, kemudian diikuti oleh kemampuan teamwork, kemudian diikuti oleh kemampuan oral communications.

“Dari kacamata pemberi pekerjaan pun soft skills nampaknya mendapatkan nilai tinggi. Saya mengerti bahwa masalah pengajaran soft skills ini sedang digodog sebagai bagian dari kurikulum baru SD sampai SMA. Saya harap hal serupa juga dilakukan bagi pendidikan tinggi dan, menurut saya, para Rektor adalah mitra terbaik untuk membahas masalah itu,” kata Wapres.

Di awal sambutannya, Wapres memberikan apresiasi kepada Forum Rektor yang telah 15 tahun terakhir aktif mengawal perjalanan reformasi melalui berbagai kegiatan nyata. Dua hal yang menjadi kelebihan Forum Rektor menurutnya adalah pandangan Forum Rektor yang didasarkan pada pertimbangan kepentingan nasional, bukan kepentingan politik sempit partai, golongan, suku, ras dan agama tertentu. Serta, pandangan dan rekomendasi yang didasarkan pada pertimbangan objektif dan sahih karena didukung tokoh-tokoh cendekiawan dan pendidik.

Menurut Rektor Universitas Islam Sultan Agung La Ode M. Kamaluddin sebagai Ketua Forum Rektor Indonesia 2013, Konvensi Kampus IX dan Temu Tahunan XV Forum Rektor Indonesia 2013 ini dihadiri sampai 400 orang perwakilan dari perguruan tinggi swasta dan negeri se-Indonesia.

Dalam konvensi Forum Rektor Indonesia akan membahas sejumlah topik antara lain kebijakan pendidikan karakter bangsa, kemandirian ketahanan pangan, kepemimpinan Indonesia di era pasar bebas Asia Tenggara, layanan pendidikan dan kesehatan serta perubahan iklim dan lingkungan.

Tema yang mengusung tema "Kepemimpinan Indonesia Baru Menyongsong Era Asia" ini dianggap relevan mengingat jumlah kelas menengah yang tidak lagi miskin berjumlah hingga 150 juta orang yang akan siap menghadapi pasar bebas Asia Tenggara 2015.


Dalam kesempatan itu juga ditandatangani Nota Kesepahaman antara Ketua Komisi Pemilihan Umum dan Forum Rektor Indonesia dalam rangka Peningkatan Partisipasi Masyarakat pada Pemilu 2014.

Tidak ada komentar: