Phnompenh (ANTARA News) - Pemimpin penting dunia, termasuk Presiden AS Barack Obama, yang baru terpilih kembali, dan Perdana Menteri China Wen Jiabao bersama sekitar 1.700 insan media asing tiba untuk KTT ASEAN dengan harapan memperkuat hubungan.
KTT ke-21 Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan temu puncak terkait diselenggarakan pada 18-20 November di Istana Perdamaian di Phnompenh, ibu kota Kamboja, kata pejabat di Phnompenh pada Jumat.
Peristiwa-peristiwa itu akan mempertemukan semua pemimpin ASEAN dan para pemimpin negara mitra dialog ASEAN, termasuk Presiden AS Barack Obama, Perdana Menteri China Wen Jiabao, Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak, Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda, Perdana Menteri India Manmohan Singh, Perdana Menteri Australia Julia Gillard, dan Perdana Menteri Selandia Baru John Key.
Presiden Rusia Vladimir Putin akan absen dalam konferensi kali ini.
Tuan rumah para pemimpin dunia diperkirakan akan membahas isu-isu ekonomi dan politik selama tiga hari.
Juga akan ada beberapa perjanjian yang akan ditandatangani antara negara tuan rumah dan China selama kunjungan Perdana Menteri Wen, kata juru bicara pemerintah Kamboja dan Menteri Informasi Khieu Kanharith kepada media.
Integrasi ASEAN, masalah ekonomi dan keuangan, keamanan regional, antara lain akan menjadi agenda utama dalam KTT mendatang.
Salah satu sorotan utama dari pertemuan tersebut dipastikan adopsi deklarasi hak asasi manusia yang ditujukan untuk memerangi penyiksaan dan penangkapan ilegal di daerah yang terkenal karena pelanggaran, meskipun terdapat kritik bahwa pakta tersebut tak jauh dari standar internasional.
Para pemimpin ASEAN dijadwalkan untuk secara resmi mengadopsi Deklarasi Hak Asasi Manusia ASEAN pada Minggu, menurut Menteri Luar Negeri Kamboja Hor Namhong.
"Ini adalah pertama kalinya ASEAN memiliki deklarasi ini dan saya pikir itu adalah langkah yang baik," katanya kepada media di sini.
Dia menambahkan bahwa "di masa depan dalam kasus itu perlu, Komisi Antarpemerintah ASEAN tentang Hak Asasi Manusia dapat mengadakan pertemuan dengan masyarakat sipil untuk meningkatkan deklarasi saat ini."
Penandatanganan Perjanjian ASEAN tentang Gerakan Orang-orang secara Alami dan peluncuran perundingan untuk kemitraan ekonomi komprehensif regional juga akan berlangsung.
Peluncuran Institut ASEAN untuk Perdamaian dan Rekonsiliasi bersama dengan Pusat Pembersihan Ranjau Regional ASEAN akan mengatasi masalah umum di antara para anggota.
Masalah keuangan global dan mendorong agenda pada tujuan konektivitas ASEAN menjadi seperti blok Uni-Eropa pada tahun 2015 juga akan menjadi agenda utama.
Banyaknya media internasional diharapkan merupakan indikasi perhatian dunia.
Pemerintah Kamboja telah bekerja keras untuk menyediakan infrastruktur yang diperlukan termasuk komputer serta tenda-tenda yang disiapkan untuk media, demikian Xinhua-OANA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar