DAFTAR BERITA

Jumat, 05 Oktober 2012

Pesawat tak berawak tewaskan lima militan Al Qaida Yaman


Aden (ANTARA News) - Serangan pesawat tak berawak menghancurkan dua mobil yang membawa sejumlah orang bersenjata yang diduga anggota Al Qaida di Shabwa, Yaman selatan, Kamis, menewaskan lima orang dari mereka, kata seorang kepala suku dan beberapa saksi.

"Lima militan anggota Ansar Al-Sharia tewas dalam serangan pesawat tak berawak" di provinsi selatan tersebut, kata kepala suku itu, lapor AFP.

Beberapa saksi mengatakan, pesawat tak berawak itu menembakkan empat rudal ke arah dua mobil yang sedang melewati kota Saeed di Shabwa, yang merupakan markas kelompok militan itu.

"Kedua mobil itu masih terbakar dan kami tidak bisa mendekatinya karena pesawat tak berawak itu masih terbang di atas daerah tersebut," kata seorang warga setempat.

Menurut kepala suku itu, orang-orang bersenjata yang diduga memiliki hubungan dengan Al Qaida itu sebelumnya tiba dengan empat kendaraan dan "membentuk sebuah pos pemeriksaan di jalan yang menghubungkan Saeed dan Ataq," ibu kota provinsi Shabwa.

AS merupakan satu-satunya negara yang memiliki pesawat tak berawak di kawasan itu dan dalam beberapa bulan terakhir ini melancarkan serangan terhadap sasaran Al Qaida di Yaman selatan dan timur.

Militan Al Qaida memperkuat keberadaan mereka di wilayah selatan, dengan memanfaatkan melemahnya pemerintah pusat akibat pemberontakan anti-pemerintah yang meletus pada Januari 2011.

Ofensif pasukan Yaman yang diluncurkan pada Mei berhasil menghalau militan Al Qaida dari sejumlah kota dan desa di wilayah selatan dan timur yang selama lebih dari setahun mereka kuasai.

Sejak ofensif militer dimulai pada 12 Mei, ratusan orang yang mencakup anggota Al Qaida, prajurit, militan lokal pro-militer dan warga sipil tewas.

Ofensif itu didukung oleh pesawat tak berawak AS yang pada hari itu melancarkan dua serangan udara di Yaman timur yang menewaskan 11 terduga anggota Al Qaida.

Pada 6 Mei, serangan udara AS di Yaman timur menewaskan pemimpin Al Qaida Yaman Fahd al-Quso, yang diburu dalam kaitan dengan pemboman mematikan terhadap kapal USS Cole pada 2000.

Serangan pada Oktober 2000 terhadap USS Cole, kapal perusak Angkatan Laut AS, di pelabuhan Aden, Yaman, menewaskan 17 pelaut dan mencederai 40 orang.

Quso tewas dalam serangan dua rudal di dekat rumahnya di Rafadh, sebelah timur Ataq, ibu kota provinsi Shabwa.

Menurut laporan-laporan, pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan lebih dari sepuluh serangan udara di Yaman dalam beberapa bulan terakhir.

Badan Intelijen Pusat AS (CIA) meminta izin untuk melancarkan serangan lebih lanjut pesawat tak berawak di Yaman, meski ada risiko korban mungkin bukan teroris, kata Washington Post pada April.

AS tidak pernah secara resmi mengakui penggunaan pesawat tak berawak terhadap Al Qaida di Yaman, yang dianggap sebagai cabang paling aktif dan mematikan dari jaringan teror global itu dan menjadi pusat perang melawan teror.

Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Al Qaida di Semenanjung Arab (AQAP).

AS ingin presiden baru Yaman, yang berkuasa setelah protes terhadap pendahulunya membuat militer negara itu terpecah menjadi kelompok-kelompok yang bertikai, menyatukan angkatan bersenjata dan menggunakan mereka untuk memerangi kelompok militan itu.

Militan melancarkan gelombang serangan sejak mantan Presiden Ali Abdullah Saleh pada Februari menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, Abdrabuh Mansur Hadi, yang telah berjanji menumpas Al Qaida. 

Tidak ada komentar: