Shanghai (ANTARA News) - Perusahaan-perusahaan besar Jepang menutup sementara pabrik-pabrik dan kantor-kantor perwakilannya di China menyusul demonstrasi penuh kemarahan yang melanda seluruh pelosok China.
Demonstrasi ini dipicu oleh sengketa teritorial yang kemudian menyulut sentimen anti Jepang terburuk di China dalam beberapa dekade terakhir.
Sengketa antara Jepang dan China seputar sekumpulan pulau tak berpenghuni di Laut China Timur, telah meletupkan serangan terhadap komplek-kompleks bisnis terkenal Jepang seperti produsen mobil Toyota dan Honda.
Demonstrasi ini juga memaksa para ekspatriat bersembunyi, sekaligus mengantar hubungan kedua raksasa Asia itu ke kondisi krisis.
Ketegangan memuncak Senin ini, bahkan media resmi negara China memperingatkan Jepang bakal mengalami "dekade hilang" jika hubungan kedua negara terus memburuk.
Tahun lalu Jepang mengekspor lebih dari 340 miliar dolar AS ke China dan negeri ini adalah mitra dagang terbesar Jepang.
"Hari ini saya tak akan keluar dan saya telah meminta pacar saya yang orang China untuk menemani saya seharian esok," kata Sayo Morimoto, mahasiswi asal Jepang berusia 29 tahun yang berkuliah pada satu universitas di Shenzhen.
Demonstrasi anti-Jepang merebak di sejumlah kota besar China pekan lalu yang beberapa diantaranya berubah rusuh.
Demonstrasi pecah sebagai tanggapan atas keputusan pemerintah Jepang pekan lalu yang membeli sejumlah pulau yang disengketakan dari satu pihak swasta Jepang.
Langkah pemerintah Jepang ini membuat Beijing marah.
Demonstrasi-demonstrasi ini terutama menyasar misi-misi diplomatik Jepang, toko-toko, restoran dan dealer mobil milik Jepang yang ada di setidaknya lima kota besar China.
Toyota dan Honda melaporkan bahwa serangan pembakaran telah membuat sejumlah dealernya rusak berat di Qingdao.
Sementara Grup elektronik Jepang Panasonic mengungkapkan bahwa salah satu pabriknya telah disabotase oleh para pekerja China dan akan tetap didutup sampai Selasa esok.
Selasa esok adalah juga hari peringatan China untuk pendudukan Jepang tahun 1931 pada sejumlah wilayah daratan China.
Tokyo sendiri telah memperingatkan warga negaranya mengenai demonstrasi besar-besaran di China Selasa esok.
Banyak sekolah Jepang di seluruh pelosok China, termasuk di Beijing dan Shanghai, meliburkan diri pekan ini.
Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda yang menjamu Menteri Pertahahan AS Leon Panetta, Senin ini, mendesak Beijing untuk menjamin keselamatan warga Jepang dan hak miliknya.
Panetta sendiri mengatakan Amerika Serikat menegaskan kewajiban keamanannya untuk Jepang, namun menyatakan tidak akan memihak.
Panetta mendesak kedua pihak untuk menenangkan diri dan meredakan ketegangan.
"Masalah ini sudah menjadi keprihatinan semua orang...bagi Jepang dan China untuk membangun hubungan yang baik dan mencari cara dalam menghindarkan eskalasi konflik yang lebih jauh," kata Panetta kepada wartawan di Tokyo seperti dikutip Reuters.
Sengketa mengenai kepulauan yang disebut Senkaku oleh Jepang dan Diaoyu oleh China ini meningkat pekan lalu manakala China mengirim enam kapal pengintai ke wilayah yang kaya cadangan gas itu, sebagai respons atas pembelian kepulauan itu oleh Jepang.
Edisi internasional Harian Rakyat, surat kabar utama Partai Komunis China, memperingatkan bahwa Beijing bisa saja memilih penghancuran ekonomi jika sengketa itu kain memburuk.
"Apakah Jepang ingin mengalami dekade hilang lagi, atau bahkan bersiap kembali ke dua dekade di belakang," tulis koran China itu dalam editorialnya di halaman muka.
"China senantiasa sangat berhati-hati dalam memainkan kartu ekonominya", tulis koran itu lagi seperti dilaporkan Reuters.
"Namun demi memperjuangkan kedaulatan teritorial, dan bilamana Jepang melanjutkan provokasinya, maka China akan menjawab peperangan itu," kata koran China ini lagi.
Menteri Luar Negeri Jepang Koichiro Gemba mengatakan bahwa Tokyo dan Washington sepakat bahwa persoalan pulau-pulau yang disengketakan itu ada dalam wilayah pakta keamanan Jepang - AS.
"Saya tidak menyangkut-nyakutkan soal tersebut, namun sangatlah dimengerti oleh Jepang dan AS bahwa itu (pulau-pulau tersebut) dicakup oleh pakta keamanan tersebut," katanya usai bertemu Panetta seperti dikutip Reuters.
Perusahaan elektronik Jepang Canon Inc akan menghentikan produksinya tiga dari empat pabriknya di China, Senin ini dan Selasa esok.
Canon mengkhawatirkan keselamatan para pekerja Jepang, sedangkan All Nippon Airways Co telah membatalkan jadwal penerbangan dari China ke Jepang.
China adalah mitra dagang terbesar Jepang, sementara Jepang sendiri adalah mitra dagang ketiga terbesar China.
Setiap dampak buruk kepada hubungan bisnis dan investasi akan buruk pula bagi kedua negara, apalagi China kini tengah menghadapi pelambatan ekonomi.
Polisi Qingdao mengumumkan di Internet bahwa mereka telah menangkap sejumlah orang yang disangka melakukan kekacauan sosial selama demonstrasi, yaitu menyerang pabrik atau toko yang dioperasikan warga Jepang.
Di Shanghai di mana ekspatriat terbesar Jepang yang mencapai 56.000 orang tinggal, seorang ekspatriat mengatakan bahwa keluarganya dan juga orang-orang Jepang lainnya telah ditarik keluar dari sebuah restoran Jepang oleh para demonstran yang menggelar demonstrasi dekat gedung konsulat Jepang.
Polisi Guangzhou mengungkapkan dalam satu mikroblog resminya bahwa mereka telah menahan 11 orang yang melempari mobil-mobil buatan Jepang, kaca toko dan billboard dalam demonstrasi hari Minggu kemarin.
Demonstrasi ini dipicu oleh sengketa teritorial yang kemudian menyulut sentimen anti Jepang terburuk di China dalam beberapa dekade terakhir.
Sengketa antara Jepang dan China seputar sekumpulan pulau tak berpenghuni di Laut China Timur, telah meletupkan serangan terhadap komplek-kompleks bisnis terkenal Jepang seperti produsen mobil Toyota dan Honda.
Demonstrasi ini juga memaksa para ekspatriat bersembunyi, sekaligus mengantar hubungan kedua raksasa Asia itu ke kondisi krisis.
Ketegangan memuncak Senin ini, bahkan media resmi negara China memperingatkan Jepang bakal mengalami "dekade hilang" jika hubungan kedua negara terus memburuk.
Tahun lalu Jepang mengekspor lebih dari 340 miliar dolar AS ke China dan negeri ini adalah mitra dagang terbesar Jepang.
"Hari ini saya tak akan keluar dan saya telah meminta pacar saya yang orang China untuk menemani saya seharian esok," kata Sayo Morimoto, mahasiswi asal Jepang berusia 29 tahun yang berkuliah pada satu universitas di Shenzhen.
Demonstrasi anti-Jepang merebak di sejumlah kota besar China pekan lalu yang beberapa diantaranya berubah rusuh.
Demonstrasi pecah sebagai tanggapan atas keputusan pemerintah Jepang pekan lalu yang membeli sejumlah pulau yang disengketakan dari satu pihak swasta Jepang.
Langkah pemerintah Jepang ini membuat Beijing marah.
Demonstrasi-demonstrasi ini terutama menyasar misi-misi diplomatik Jepang, toko-toko, restoran dan dealer mobil milik Jepang yang ada di setidaknya lima kota besar China.
Toyota dan Honda melaporkan bahwa serangan pembakaran telah membuat sejumlah dealernya rusak berat di Qingdao.
Sementara Grup elektronik Jepang Panasonic mengungkapkan bahwa salah satu pabriknya telah disabotase oleh para pekerja China dan akan tetap didutup sampai Selasa esok.
Selasa esok adalah juga hari peringatan China untuk pendudukan Jepang tahun 1931 pada sejumlah wilayah daratan China.
Tokyo sendiri telah memperingatkan warga negaranya mengenai demonstrasi besar-besaran di China Selasa esok.
Banyak sekolah Jepang di seluruh pelosok China, termasuk di Beijing dan Shanghai, meliburkan diri pekan ini.
Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda yang menjamu Menteri Pertahahan AS Leon Panetta, Senin ini, mendesak Beijing untuk menjamin keselamatan warga Jepang dan hak miliknya.
Panetta sendiri mengatakan Amerika Serikat menegaskan kewajiban keamanannya untuk Jepang, namun menyatakan tidak akan memihak.
Panetta mendesak kedua pihak untuk menenangkan diri dan meredakan ketegangan.
"Masalah ini sudah menjadi keprihatinan semua orang...bagi Jepang dan China untuk membangun hubungan yang baik dan mencari cara dalam menghindarkan eskalasi konflik yang lebih jauh," kata Panetta kepada wartawan di Tokyo seperti dikutip Reuters.
Sengketa mengenai kepulauan yang disebut Senkaku oleh Jepang dan Diaoyu oleh China ini meningkat pekan lalu manakala China mengirim enam kapal pengintai ke wilayah yang kaya cadangan gas itu, sebagai respons atas pembelian kepulauan itu oleh Jepang.
Edisi internasional Harian Rakyat, surat kabar utama Partai Komunis China, memperingatkan bahwa Beijing bisa saja memilih penghancuran ekonomi jika sengketa itu kain memburuk.
"Apakah Jepang ingin mengalami dekade hilang lagi, atau bahkan bersiap kembali ke dua dekade di belakang," tulis koran China itu dalam editorialnya di halaman muka.
"China senantiasa sangat berhati-hati dalam memainkan kartu ekonominya", tulis koran itu lagi seperti dilaporkan Reuters.
"Namun demi memperjuangkan kedaulatan teritorial, dan bilamana Jepang melanjutkan provokasinya, maka China akan menjawab peperangan itu," kata koran China ini lagi.
Menteri Luar Negeri Jepang Koichiro Gemba mengatakan bahwa Tokyo dan Washington sepakat bahwa persoalan pulau-pulau yang disengketakan itu ada dalam wilayah pakta keamanan Jepang - AS.
"Saya tidak menyangkut-nyakutkan soal tersebut, namun sangatlah dimengerti oleh Jepang dan AS bahwa itu (pulau-pulau tersebut) dicakup oleh pakta keamanan tersebut," katanya usai bertemu Panetta seperti dikutip Reuters.
Perusahaan elektronik Jepang Canon Inc akan menghentikan produksinya tiga dari empat pabriknya di China, Senin ini dan Selasa esok.
Canon mengkhawatirkan keselamatan para pekerja Jepang, sedangkan All Nippon Airways Co telah membatalkan jadwal penerbangan dari China ke Jepang.
China adalah mitra dagang terbesar Jepang, sementara Jepang sendiri adalah mitra dagang ketiga terbesar China.
Setiap dampak buruk kepada hubungan bisnis dan investasi akan buruk pula bagi kedua negara, apalagi China kini tengah menghadapi pelambatan ekonomi.
Polisi Qingdao mengumumkan di Internet bahwa mereka telah menangkap sejumlah orang yang disangka melakukan kekacauan sosial selama demonstrasi, yaitu menyerang pabrik atau toko yang dioperasikan warga Jepang.
Di Shanghai di mana ekspatriat terbesar Jepang yang mencapai 56.000 orang tinggal, seorang ekspatriat mengatakan bahwa keluarganya dan juga orang-orang Jepang lainnya telah ditarik keluar dari sebuah restoran Jepang oleh para demonstran yang menggelar demonstrasi dekat gedung konsulat Jepang.
Polisi Guangzhou mengungkapkan dalam satu mikroblog resminya bahwa mereka telah menahan 11 orang yang melempari mobil-mobil buatan Jepang, kaca toko dan billboard dalam demonstrasi hari Minggu kemarin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar