detinews
INFO PALUTA com-Dua petani asal Kabupaten Padang Lawas, Sumatra Utara (Sumut), terpaksa menjahit mulut mereka karena kesal tidak mendapat respons dari pemerintah meski sudah enam hari melakukan aksi, Selasa (12/6).
Para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Torang Jaya Mandiri ini melakukan aksi mogok makan di depan gedung DPRD Sumut sebagai aksi protes terhadap penyerobotan lahan garapan mereka oleh PT SSL dan PT SSR.
Kedua perusahaan ini membuka lahan perkebunan sawit di Desa Tobing Tinggi, Kecamatan Barumun, Kabupaten Padang Lawas. Selain itu, kedua perusahaan ini juga dituding melakukan pembakaran dan kriminalisasi petani.
Dua petani yang melakukan aksi jahit mulut yakni Nurman Sidabutar dan H Silitonga. Keduanya mengaku nekat melakukan aksi ini sebagai wujud kekecewaan mereka atas respons yang tak pernah mereka terima.
"Aksi jahit mulut yang dilakukan dua petani ini dimulai pada Selasa (12/6) dini hari. Rencananya setiap hari akan ada satu petani yang melakukan aksi jahit mulut hingga tuntutan mereka dipenuhi oleh pemerintah," kata Sugianto, salah seorang petani.
Sebelumnya, tiga orang peserta mogok makan sudah dilarikan ke rumah sakit karena kondisinya menurun. Ketiganya adalah Manuari Sidauruk, Lindani Nainggolan, dan M Br Simanjuntak.
Melalui aksi ini, mereka menuntut pemerintah menjamin keamanan warga di lokasi itu serta mendesak kepolisian mengusut aksi pembakaran dan kekerasan yang dilakukan pihak kedua perusahaan kepada para petani
INFO PALUTA com-Dua petani asal Kabupaten Padang Lawas, Sumatra Utara (Sumut), terpaksa menjahit mulut mereka karena kesal tidak mendapat respons dari pemerintah meski sudah enam hari melakukan aksi, Selasa (12/6).
Para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Torang Jaya Mandiri ini melakukan aksi mogok makan di depan gedung DPRD Sumut sebagai aksi protes terhadap penyerobotan lahan garapan mereka oleh PT SSL dan PT SSR.
Kedua perusahaan ini membuka lahan perkebunan sawit di Desa Tobing Tinggi, Kecamatan Barumun, Kabupaten Padang Lawas. Selain itu, kedua perusahaan ini juga dituding melakukan pembakaran dan kriminalisasi petani.
Dua petani yang melakukan aksi jahit mulut yakni Nurman Sidabutar dan H Silitonga. Keduanya mengaku nekat melakukan aksi ini sebagai wujud kekecewaan mereka atas respons yang tak pernah mereka terima.
"Aksi jahit mulut yang dilakukan dua petani ini dimulai pada Selasa (12/6) dini hari. Rencananya setiap hari akan ada satu petani yang melakukan aksi jahit mulut hingga tuntutan mereka dipenuhi oleh pemerintah," kata Sugianto, salah seorang petani.
Sebelumnya, tiga orang peserta mogok makan sudah dilarikan ke rumah sakit karena kondisinya menurun. Ketiganya adalah Manuari Sidauruk, Lindani Nainggolan, dan M Br Simanjuntak.
Melalui aksi ini, mereka menuntut pemerintah menjamin keamanan warga di lokasi itu serta mendesak kepolisian mengusut aksi pembakaran dan kekerasan yang dilakukan pihak kedua perusahaan kepada para petani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar