JAKARTA, KOMPAS.com - Satu orang tewas dan tiga orang lainnya terluka dalam aksi pembantaian di SPBU Shell Jalan Danau Sunter Utara, Pademangan, Jakarta Utara pada Sabtu (7/4/2012) tengah malam. Empat buah kamera CCTV berhasil merekam adegan per adegan aksi penyiksaan itu dilakukan para pria yang datang menggunakan sepeda motor.
Di dalam rekaman itu, terdapat 13 orang pria berbadan tegap. Beberapa diantaranya menggunakan helm dan cat putih di kedua pipi. Namun, menurut keterangan saksi, jumlah pelaku ada sekitar 30-50 orang.
Berikut kronologi yang tergambar dalam empat rekaman tersebut:
Pukul 02.51
Ada sekelompok pria tiba-tiba saja datang dan memarkirkan motornya di sembarang tempat di dalam areal SPBU. Jumlah mereka sekitar 13 orang yang terekam kamera.
Mereka turun dari sepeda motor sambil membawa linggis dan kayu pemukul. Tidak jelas arah mereka ke mana. Namun, satu orang di antaranya masih terekam dalam kamera CCTV tampak sedang melakukan komunikasi melalui telepon selulernya tidak jauh dari satu unit mobil Avanza warna silver.
Pukul 02.53
Seluruh pria itu kembali ke sepeda motornya masing-masing. Mereka pun langsung pergi meninggalkan lokasi. Saat itu, tampak beberapa pengendara sepeda motor yang sedang mengisi bensin cepat-cepat pergi dari tempat itu setelah melihat gerombolan tersebut.
Pukul 02.55
Gerombolan pria dengan mengendarai sepeda motor itu kembali ke dalam SPBU. Lagi-lagi, mereka turun dengan membawa linggis, kayu, dan celurit. Ada satu orang pria yang turun dari sepeda motor belakangan. Pria itu terlihat jelas di kamera CCTV mengenakan kaos dalaman ketat warna biru, berkulit kecokelatan, dan berambut cepak.
Ia lalu menyusul rekan-rekannya yang lain menuju arah minimarket. Kali ini, tampak di dalam rekaman lainnya, gerombolan itu keluar masuk ke minimarket Circle K. Salah seorang petugas Circle K berseragam tampak berusaha berargumen dengan gerombolan pemuda ini sampai akhirnya dia keluar dari minimarket itu.
Sekali, petugas Circle K ini juga sempat diajak masuk dan seolah bertransaksi dengan beberapa pria dari gerombolan itu. Pria-pria itu tampak memberikan sesuatu kepada sang petugas. Tak jelas benda apakah itu.
Pukul 03.01
Sudah ada 10 orang pria yang sebagian besar berjaket hitam, berhelm, dan bercat putih di bagian pipi di dalam minimarket tampak mencari-cari sesuatu. Beberapa saat kemudian, tampak seorang pria diseret oleh enam orang gerombolan ini dari sebuah ruangan di samping kasir Circle K.
Sambil membawa linggis, kelompok ini terus menyeret pria itu keluar meski ia sempat meronta. Selanjutnya, satu orang pria lagi diseret sambil ditendang mukanya oleh gerombolan ini. Sedangkan satunya lagi, tampak dianiaya di depan SPBU.
Ada satu orang pria dari kelompok pelaku yang tampak mengatur pergerakan teman-temannya. Ia berdiri di pintu Circle K sambil mengacung-acungkan jarinya seperti memerintah sesuatu. Tidak seperti lainnya, muka pria itu tampak begitu jelas. Ia tidak memakai helm dan hanya mengenakan topi.
Pukul 03.03
Seluruh pria ini kembali ke sepeda motornya masing-masing. Namun sebelum itu, dua orang korban tampak kembali dianiaya dekat sepeda motor yang terparkir. Beberapa orang di antaranya ada yang menendang, ada pula yang menghujam korban dengan senjata tajam seperti celurit.
Tidak berhenti di situ, korban yaang tersungkur di jalan itu dipaksa berdiri dan menaiki sepeda motor. Ada dua sepeda motor yang berbonceng tiga. Dua korban diapit oleh dua orang pelaku di dua buah sepeda motor. Setelah itu, seluruh pelaku meninggalkan lokasi kejadian.
Dalam peristiwa ini, empat orang pemuda menjadi korban. Satu orang tewas, yakni Soleh (17). Tiga lainnya, yakni Zainal (19), Reza (16), dan Adrian (19), mengalami luka berat. Polisi hingga kini masih mengejar pelaku dan menelusuri motif di balik aksi brutal ini.
Dugaan sementara, peristiwa itu dipicu tewasnya Klasi (KLS) Arifin, staf khusus Panglima Armabar TNI AL, di Jalan Benyamin Sueb, Pademangan, Jakarta Utara, pada 31 Maret 2012. Saat itu, Arifin tewas dikeroyok sejumlah pemuda yang tergabung dalam komunitas motor.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto menduga tewasnya Arifin juga terkait dengan aksi pembantaian di Kemayoran pada Minggu (8/4/2012). "Kejadian di tiga tempat itu berkaitan. Dugaan sementara ada balas dendam akibat peristiwa yang terjadi pertama tanggal 31 Maret itu," ucap Rikwanto.
Berita terkait Lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar