DAFTAR BERITA

Selasa, 24 Januari 2012

KETUA UMUM PGRI:GURU HARUS BERSABAR

INFO PALUTA.com-Ketua Umum PB PGRI, Sulistiyo meminta agar para guru sabar dan tangguh dalam menghadapi berbagai persoalan dan sistem yang diberlakukan, baik oleh pemerintah pusat maupun daerah. Juga terkait kasus ketidaklulusan di Rayon X Jawa Barat yang dikoordinatori Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Ia bahkan menilai proses penilaian dalam program sertifikasi saat ini mengada-ada.

"Khusus pelaksanaan sertifikasi, jika guru tak sabar dan tangguh maka akan banyak yang stres. Jangan sampai ada lagi guru yang bunuh diri ketika mengikuti PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru) atau sakit sampai akhirnya meninggal. Guru harus sabar dan tangguh," ungkapnya kepada wartawan, Kamis (19/1).

Betapa tidak, katanya, sepertinya kini banyak pihak yang tidak rela jika para guru meningkat kesejahteraannya dengan tunjangan profesi pendidik melalui proses sertifikasi. Sekali lagi, ia meminta para guru untuk sabar dan tidak cepat marah.

Menurutnya, apa yang ditetapkan mengenai sertifikasi dengan uji kompetensi sangat mengada-ada, mubazir, dan cenderung membuat guru tertekan. "Uji kompetensi sejenis itu tak ada urgensinya, seandainya itu dianggap tidak melanggar PP No. 74/2008 karena secara eksplisit tak dilarang, tetapi memang tidak diperlukan dalam penetapan peserta sertifikasi itu," tuturnya.

Padahal, katanya, PP No. 74 tentang Guru pasal 12 sudah jelas mengatur bahwa guru yang memenuhi syarat adalah mereka yang sudah S1. Karena kuota terbatas, selanjutnya ditentukan berdasarkan urutan usia, masa kerja, dan golongan ruang. Meski tidak disebut tidak boleh dengan uji kompetensi, tetapi pada bagian berikutnya dinyatakan langsung mengikuti sertifikasi melalui uji kompetensi yang berbentuk portofolio.

Jika masih kurang, ia mengatakan, maka diikuti dengan PLPG. "Nah, sekarang justru portofolio juga ditinggal, hanya satu persen saja," katanya.

Sementara itu, secara akademik sebetulnya tidak ada yang salah dengan fortofolio yang selama ini disusun para guru. Jika dalam pelaksanaannya kemudian ada penyimpangan, itulah yang harus diatasi dan diperbaiki. Karenanya, dalam mengikuti PLPG guru juga harus tangguh dan menyiapkan diri dengan baik. Banyak tugas dan kegiatan yang sering tidak mempertimbangkan kondisi guru, bahkan ada asesor yang gaya dan nadanya mengancam dan menakut-nakuti hingga jadi beban bagi guru.

Sejumlah peraturan yang juga kurang bersahabat dengan nasib para guru, katanya, juga terjadi pada Permenpan dan RB No. 16/2009 yang mulai berlaku Januari 2013. Terutama berkaitan dengan pengumpulan angka kredit untuk kenaikan pangkat. Tidak hanya itu, berbagai urusan sekarang cenderung lebih rumit.

"Lihat saja dukungan untuk studi lanjut, banyak guru yang tidak punya uang untuk biaya kuliah S1, tetapi anggaran di Kemdikbud banyak yang tidak terserap," katanya.

Begitu juga dengan inpassing yang harus diselesaikan secara berbulan-bulan bahkan hingga tahunan. "Sabar bukan berarti kalah. Tetapi mengalah untuk menang," tegasnya. (B.107)**

Share 

Tidak ada komentar: