Brigjen Pol. Boy Rafli Amar (FOTO ANTARA/Reno Esnir) |
"Iya benar meninggal jam 15.35 WIB, karena trauma inhalasi dan fungsi ginjal," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Rabu.
Sementara itu tim dokter Polri terus melakukan pemeriksaan sampel DNA sebagai pembanding yang diduga keluarga terduga teroris yang belum diketahui identitasnya tersebut.
"Dengan hasil DNA terhadap yang kita duga keluarga dari Mr X dan keluarganya sudah diambil DNA hasilnya negatif, dengam asumsi kita bahwa Mr X itu orang yang beinisial YR, dengan demikian kemarin langsung memaksimalkan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan menemukan identitas atau KTP dan dokumen lainnya di Beji," kata Boy.
Dari olah TKP ditemukan KTP dengan inisial W dengan alamat di Jawa Tengah, dan tim dari Mabes Polri langsung berangkat guna melakukan pengecekan, katanya.
"Dan tim sudah mendapatkan data pembanding DNA yang rencananya akan diperiksa hari ini," kata Boy.
Ledakan bom terjadi di Yayasan Yatim Piatu Pondok Bidara Jalan Nusantara Raya Nomor 2 RT O4 RW 13, Beji, Depok, Jabar, Sabtu (8/9) malam, sekitar jam 21.20 WIB.
Di TKP, polisi menemukan bahan material seperti "black powder" dan beberapa serbuk kimia termasuk cairan kimia, diduga kuat sebagai bahan pencampur bahan bom rakitan.
Kemudian ada jenis batu baterai dan alat solder termasuk senjata api, selain itu ditemukan pistol, tiga granat. Semua sudah dilakukan evakuasi, seluruh bahan kimia yang ada di tkp di periksa Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar