DAFTAR BERITA

Jumat, 06 Maret 2015

Kejaksaan Undurkan Waktu Eksekusi Mati

erpidana mati Myuran Sukumaran dan Kapolresta Denpasar, Kombes (Pol) Djoko Hari Utomo di dalam pesawat yang membawa anggota sindikat Bali Nine dari Bali ke Cilacap, Rabu (4/3). Foto:Kompas TV


INFO TABAGSEL.com
- Kejaksaan Agung memastikan eksekusi mati terhadap terpidana hukuman mati kasus narkoba tahap kedua tak akan dilaksanakan pekan ini. Kejaksaan mengklaim masih ada persiapan yang belum rampung di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan. Beberapa terpidana pun masih menempuh upaya hukum.

"Kita pastikan fasilitas dan kesiapan teknis belum seratus persen," kata Kepala Pusat Penerangan Umum Kejaksaan Agung Tony Spontana di Kejaksaan Agung, Jumat, 6 Maret 2015.

Menurut dia, Jaksa Agung Prasetyo akan menggelar konferensi pers ihwal kepastian waktu pelaksanaan eksekusi itu. Dalam kesempatan tersebut, Prasetyo juga akan memastikan jumlah terpidana yang akan dieksekusi pada gelombang kedua ini. Hingga saat ini, kata Tony, jumlah terpidana mati yang akan dieksekusi sepuluh orang, sesuai dengan surat penolakan grasi yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo.

Saat ini, menurut Tony, baru sembilan terpidana mati yang sudah berada di LP Nusakambangan. Satu terpidana asal Filipina, Mary Jane Fiesta Veloso, masih belum dipindahkan karena sedang menjalani sidang peninjauan kembali di Pengadilan Negeri Yogyakarta. Kejaksaan masih menunggu putusan yang akan diambil Mahkamah Agung atas upaya hukum tersebut. "Kita akan kawal putusannya," kata Tony.

Selain itu, Kejaksaan masih menunggu hasil pembanding dari unit kesehatan Kepolisian Daerah Jawa Tengah tentang kondisi terpidana mati asal Brasil, Rodrigo Guarte. Kejaksaan mengklaim kesehatan fisik dan jiwa Ridrigo dalam keadaan baik, tapi tetap menunggu hasil pemeriksaan resmi dari kepolisian.

Menurut Tony, hingga saat ini para terpidana masih bergabung di LP Nusakambangan. Belum ada di antara mereka yang sudah masuk ruang isolasi. Pemindahan ke ruang isolasi dilakukan sebelum pemberian notifikasi eksekusi 3 x 24 jam. "Kita akan lihat satu per satu supaya ketika eksekusi semua clear, supaya tak ada masalah di kemudian hari," kata Tony.