DAFTAR BERITA

Sabtu, 07 Maret 2015

Kain Tenun Khas Paluta Dipamerkan di PRSU

Pimpinan IKM Hidayah Desa Sidingkat Safii Rambe memberikan kain tenun kepada Ketua TP PKK Kabupaten Paluta Siti Aisyah Bachrum Harahap, Rosmawati Riskon Hasibuan dan Roslinawati Tongku Palit Hasibuan.


INFO TABAGSEL.com-INDUSTRI Kecil Menengah (IKM) Hidayah yang berada di Desa Sidingkat, Kecamatan Padang Bolak memproduksi kain tenun ciri khas Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta).

IKM Hidayah dibawah asuhan Safii Rambe dan Putir Bulan Siregar ini pun telah mengajukan motif tenun ke Pemkab Paluta untuk di patenkan serta akan di produksi secara massal. Meski dengan alat tenun manual dan seadanya tak menyurutkan langkah Safii Rambe untuk berkarya memberikan tenunan hasil terbaik dan hasil tenunannya itu pun kini akan di pamerkan dalam ajang Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) yang ke 44 di Kota Medan tanggal 20 Maret hingga 20 April mendatang.

Saat berkunjung ke IKM Hidayah Desa Sidingkat, Kamis (5/3), wartawan menyempakan diri untuk melihat secara langsung berbagai kerajinan tenun tersebut. Meski sederhana, tempat ini merupakan salah satu rumah produksi tenun dan kerajinan yang ada dan terbilang besar di wilayah Paluta.

Hasil kerajinan yang dihasilkan IKM Hidayah Desa Sidingkat berupa kain tenunan dengan motif khas Paluta, tas dan juga dompet. Selain melihat berbagai hasil kerajinan, wartawan juga berdialog khusus dengan pemilik rumah produksi safii Rambe beserta para pengrajin yang sedang sibuk membuat tenunan.

Safii Rambe menceritakan kisah perjalanan pendirian IKM Hidayah di Desa Sidingkat. Awalnya IKM Hidayah yang berdiri sejak tahun 2009 lalu hanyalah pengrajin yang memproduksi tikar sulam berbahan dari daun pandan. Namun seiring perkembangan dunia kerajinan, IKM Hidayah pun selain memproduksi tikar sulam juga memproduksi kain tenun sejak tahun 2013 lalu dan saat itu masih hanya sebatas edisi terbatas.

Edisi terbatas itu maksudnya, hasil kerajinan berupa kain tenun itu di produski untuk mengikuti berbagai pameran baik itu perlombakan pada pameran tingkat Kabupaten, Propinsi dan bahkan tingkat nasional.

“Dulunya hanya memproduksi kerajinan tikar sulam dari daun pandan, lama-lama kita mencoba kain tenun,” ujar Rambe, Kamis (5/3).

6 Tahap

Lebih lanjut, proses pembuatan kain tenun terbagi menjadi enam tahap. Pertama, mengumpulkan bola benang sebagai bahan utama membuat tenun. Jenis benang pun berbeda-beda bahan dan warna, ada yang terbuat dari katun, rayon, semi sutra dan juga kapas, kemudian menyusun bola-bola benang tadi di atas mesin tenun, terakhir benang lain diikatkan dengan tujuan untuk membentuk motif, lalu dicelup ke bahan pewarna.

Setelah itu motif kembali diatur menggunakan tangan dan mesin dan dimulailah proses menenun sedangkan pembuatan hingga menjadi sehelai kain tenun bisa mencapai 2 helai dalam satu harinya. Namun produksi bisa lebih cepat jika dikerjakan dengan membentuk satu tim yang berjumlah enam orang.

“Satu hari bisa mengerjakan dua sampai tiga helai kain tenun. Tergantung banyaknya anggota yang sedang bekerja,” ungkapnya.

Safii juga menjelaskan, harga produk tenun yang dijualnya bisa sangat bervariasi. Mulai dari harga 300 ribu rupiah hingaa 750 ribu, tergantung bahannya serta dari tingkat kesulitan pembuatannya.

Sedangkan untuk kerajinan dompet dari bahan tenun di hargai 100 ribu rupiah hingga 200 ribu rupiah. Kain tenun dengan motif khusus yang telah di rancangnya itu akan di pamerkan pada ajang PRSU ke-44, untuk itu ia berharap agar Pemkab Paluta memberikan pembinaan dan perhatian kepada pengrajin-pengrajin, demi kemajuan dunia pengrajin yang ada di Kabupaten Paluta.

Sementara, Kadis Perindag Kabupaten Paluta Hamdan Sukri Siregar Ssos MM menyampaikan, hasil kerajinan berupa kain tenunan yang di produksi oleh IKM Hidayah Desa Sidingkat nantinya akan di bawa pada ajang PRSU ke-44.

Dia yakin bahwa hasil tenunan yang dikerjakan oleh IKM Hidayah Desa Sidingkat itu nantinya akan mampu bersaing dengan hasil kerajinan dari daerah lain.

Masih kata Hamdan, untuk IKM dan pengrajin di Paluta, disamping sebagai pengenalan produk, ajang PRSU juga diharapkan dapat dijadikan tempat untuk meraup keuntungan bagi para pengusaha IKM dari hasil penjualan produk serta dapat menjadi tempat untuk jalinan kerjasama dagang dengan insvestor dan pedagang lain sehingga bisa meningkatkan ekonomi pelaku IKM dan pengrajin yang ada di daerah Paluta.(Analisa)