DAFTAR BERITA

Jumat, 13 Maret 2015

Es Krim Salak Gemadana Mencuri Perhatian di Jakarta

Bisnis es krim salak. ©2015 Merdeka.com


INFO TABAGSEL.com- Es Krim Salak hasil kreatifitas Anak  Padangsidimpuan mendapat   Perhatian dalam ajang
Wirausaha Muda Mandiri di Jakarta   Convention Center.Salah satu media nasional " merdeka.com" menurunkan tulisan di laman utamanya seperti bertikut ini:
                                  
Anda ingin menikmati salak tapi takut melihat tampilan luarnya seperti sisik ular? Jangan sedih. Kini, sudah banyak produk olahan salak. Salah satunya es krim buatan Gemadana Irza, akrab dipanggil Gema.

Berawal dari keprihatinannya akan rendahnya harga salak, hanya Rp 5 ribu per kilogram, Gema mulai mencoba mengolah salak menjadi es krim pada 2012. Padahal salak adalah komoditas unggulan daerahnya, Padangsidempuan .

Mengapa Gema memilih es krim untuk memopulerkan salak Sidempuan? Sederhana saja, es krim adalah penganan disukai semua generasi.

"Pertama kami coba-coba dan komposisinya sering salah. Es krim ini memiliki rasa khas salak Sidempuan, asam, manis, dan kelat (rasa antara manis dan asam)," ungkap mahasiswa Teknik Industri Universitas Sumatera Utara itu saat berbincang dengan merdeka.com disela-sela acara Wirausaha Mandiri di Jakarta Convention Center, Kamis (12/3).

Gema mengantongi modal awal Rp 6 juta untuk memproduksi es krim. Dana itu diperoleh dari Ditjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan lantaran proposal bisnisnya lulus seleksi program kreativitas mahasiswa di bidang kewirausahaan pada 2011.

Gema kemudian menjual produknya itu di bazaar-bazaar. Di sisi lain, pesanan juga mengalir.

Respon positif ini membuat pemuda berusia kepala dua tersebut mulai menyeriusi usaha bernama "Zalacca Ice Cream" itu. Saat ini sudah ada tiga outlet Zalacca Ice Cream di Medan. "Kami satu-satunya es krim rasa salak di Indonesia."

Dalam sepekan, Gema menghabiskan 12 kilogram salak untuk menghasilkan 48 kilogram es krim siap jual. Dia mengklaim, es krim buatannya bisa bertahan selama dua pekan.

"Biasanya kami produksi tiga hari sekali, setiap produksi butuh 6 kg salak," ujarnya. "Kami dalam berproduksi tidak hanya fokus dengan satu tipe. Kami ada Zalacca Ice Cream Cup, Zalacca Ice Cream Wafer, dan Zalacca Ice Cream with Brownies atau Rainbow."

Tak sebatas itu. Gema juga menyanggupi memodifikasi es krim sesuai selera konsumen. Dengan harga Rp 6 ribu-Rp 35 ribu per cup, Gema bisa meraup omzet Rp 15 juta-Rp 20 juta per bulan.

Sayang, Gema belum bisa menjual produknya hingga luar negeri. "Saat ini paling jauh di Jakarta, izin administrasi untuk ekspor belum lengkap."