DAFTAR BERITA

Kamis, 10 Januari 2013

Website Presiden RI Diserang Hakcer Kemarin


INFO TABAGSEL.com-Serangan terhadap laman resmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini kemarin memang bukan peretasan (hacking) melainkan pengalihan alamat Internet Protokol atau IP Address. Pelakunya menggunakan sebuah hosting yang berlokasi di kawasan Bekasi, Jawa Barat.

"Ini bukan kejadian pertama, tapi tiap kali terjadi kami selalu mengambil langkah-langkah cepat untuk melakukan pemulihan agar publik bisa mengakses kembali," kata Daniel Sparringa, Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik.

Daniel, yang juga Pemimpin Redaksi situs Presiden SBY, menyampikan hal ini di Binagraha, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (10/1) siang.

Laman resmi Presiden SBY memiliki dua alamat, yakni www.presidensby.info dan www.presidenri.go.id. Yang diserang kemarin ini adalah www.presidensby.info. DNS Server-nya ada yang di dalam negeri dan luar negeri. Situs Presiden SBY ini dikelola oleh Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik.

Menurut Daniel Sparringa, ini merupakan serangan kedua, yang pertama terjadi pada 2007 lalu. Kasus ini sedang ditangani Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.

Penyerangan terhadap situs Presiden SBY terjadi setiap hari, tapi selalu bisa diatasi. "Serangan serupa juga terjadi pada situs-situs pemerintah di negara manapun. Hal ini biasa terjadi," Daniel Sparringa menambahkan.

Sementara itu, Menkominfo Tifatul Sembiring sebelum menghadiri rapat terbatas kabinet di Kantor Presiden menjelaskan, pelaku serangan bisa dilacak asalkan log server belum dihapus atau belum rusak.

"Nanti kami akan bicarakan dengan tim untuk dipindahkan DNS Server-nya ke Indonesia," ujar Tifatul ketika ditanya wartawan.

Alternatif lainnya, lanjut Tifatul, DNS Server yang di Texas, Amerika Serikat, menjadi secondary. "Seperti kasus peretasan situs resmi pemerintah Israel ketika perang melawan Palestina oleh anonymous," Tifatul menjelaskan.

Menurut Menkominfo, peretasan internet di Indonesia setahun mencapai 36,6 juta. "Kita harus lebih berhati-hati," Tifatul mengingatkan.

Ada beberapa motif yang biasanya dimiliki peretas. "Motif hackers tertinggi adalah ekonomi, kadang-kadang juga reputasi mereka, kadang-kadang orang iseng. Bagi mereka itu prestasi sendiri," kata Tifatul

Tidak ada komentar: