Dia menjelaskan, petani di Sumut belum terbiasa menanam aren. Selain produksinya yang masih dalam skala kecil, penyadapan air nira juga membutuhkan proses yang cukup rumit untuk menghasilkan gula aren, Kalaupun dijual langsung hanya berupa tuak. Tidak seperti kelapa sawit yang sudah jelas produksi dan hasilnya, bahkan memiliki nilai ekspor yang tinggi.
Karena itu, katanya, Disbun Sumut, akan berupaya mengembangkan tanaman aren. Apalagi di tahun 2014, Disbun Sumut juga sudah memberikan bantuan berupa bibit aren dan kelapa untuk ibu PKK di kabupaten/kota. Bantuan ini akan diberikan secara lanjutan pada tahun ini.
Bantuan yang diberikan sesuai dengan ketentuan dari PKK dan akan diberikan sebanyak 3 bibit per KK. "Belum tahu pasti berapa yang akan dikeluarkan, setidaknya disiapkan ribuan bibit aren," ucapnya.
Syahrida mengungkapkan, Disbun Sumut juga sudah memberikan bantuan dari segi industri hilir pada tahun 2014, berupa alat pengolahan gula aren dan pengolahan gula semut dalam rangka meningkatkan produksi aren. " Satu unit di Tapsel dan satu unit lagi di Paluta," jelasnya.
Adapun, tambah Syahrida, produksi aren terbesar terdapat di Tapanuli Selatan, Padang Lawas Utara (Paluta), Langkat, Deliserdang, Mandailing Natal (Madina), Batubara dan Serdang Bedagai (Sergai).
