Anggota DPRD Sumut Sutrisno Pangaribuan yang dihubungi Antara di Medan, Kamis, mengatakan, batu yang ditemukan di pinggir sungai tersebut berupa pahatan wajah manusia dengan kualitas yang sangat bagus.
Dari informasi masyarakat sekitar, batu tersebut diduga kuat sebagai arca karena adanya sejarah agama hindu di daerah itu pada ratusan tahun lalu.
“Sebelumnya, masyarakat juga pernah menemukan piring kuno disana,” kata anggota DPRD Sumut dari daerah pemilihan Tapanuli Bagian Selatan tersebut.
Menurut Sutrisno, batu diduga arca tersebut pertama kali ditemukan seorang remaja bernama Maruli Manullang yang menebang pohon bambu di bagian atas pinggiran sungai Desa Purba Tua.
Namun bambu yang telah ditebang tersebut jatuh dan menancap di tanah yang ada di pinggiran sungai sehingga anak itu turun untuk mengambilnya.
Disebabkan yang ditebang bambu tersebut menancap ke tanah cukup dalam, anak Desa Purba Tua itu berupaya menggali tanah dengan parang.
“Tidak lama dikorek, kelihatan mata arca, sehingga anak itu menjadi takut dan pulang,” kata politisi PDI Perjuangan tersebut.
Ia menambahkan, remaja yang putus sekolah tersebut memberitahukan keluarganya tentang tentang temuan batu yang diduga arca itu kepada keluarganya.
Setelah menerima informasi dari Maruli Manullang, keluarganya mengajak masyarakat Desa Purba Tua untuk mendatangi lokasi dan melihat batu tersebut.
“Sekarang, batu yang diduga arca itu masih di lokasi karena cukup berat,” katanya.
Pihaknya telah menghubungi Camat Tano Tombangan Angkola, Saftar Harahap dan pihak kepolisian setempat untuk menjaga baru tersebut. “Kami juga telah meminta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk memastikan temuan itu arca atau tidak,” ujar Sutrisno.
