INFO TABAGSEL.com-Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berusaha menghindari konflik dalam muktamar ketiga yang digelar di Surabaya, Jawa Timur, Minggu.
Terkait hal itu, sejumlah elit PKB menyatakan bahwa agenda penentuan ketua umum, bagian yang paling menarik sekaligus berpotensi menimbulkan konflik dalam muktamar, tidak akan melalui pemilihan, namun secara aklamasi menetapkan kembali Muhaimin Iskandar sebagai ketua umum.
"Cak Imin aklamasi," kata Ketua DPP PKB yang juga Ketua Fraksi PKB DPR Marwan Jafar di arena muktamar di salah satu hotel di Surabaya.
Ketua DPP PKB yang juga Ketua Umum Garda Bangsa Muhammad Hanid Dhakiri juga menyatakan hal senada.
"Permintaan mayoritas DPW dan DPC Cak Imin memimpin PKB lagi," kata Sekretaris Fraksi PKB DPR RI itu.
Pernyataan sama dikemukakan Abdul Kadir Karding dan Helmy Faishal Zaini, keduanya juga ketua DPP PKB.
Oleh karena itu, berbeda dari muktamar sebelumnya, kali ini tidak terdengar seorang kader pun yang hendak mengajukan diri sebagai calon ketua umum pesaing Muhaimin.
Meskipun mengatakan membuka kesempatan kepada kader untuk mencalonkan ketua umum, Muhaimin menyatakan siap maju jika dibutuhkan untuk menjaga tidak terjadi konflik terkait pemilihan ketua umum, apalagi sampai terjadi praktik politik uang.
Bahkan, ketika membuka Musyawarah Nasioal Pergerakan Perempuan Kebangkitan Bangsa yang digelar di hotel yang sama dan hari yang sama, Muhaimin berharap pemilihan ketua umum PPKB juga sedapat mungkin menghindari konflik.
Ia mengaku lebih senang jika penentuan ketua umum PPKB dilakukan melalui musyawarah, bukan pemilihan. Berbeda dari muktamar PKB, dalam Munas PPKB ada dua nama yang disebut-sebut siap bersaing memperebutkan jabatan ketua umum, yakni Chusnunia Chalim dan Siti Masrifah.
"Saya harap pemilihan ketua umum PPKB tidak berlama-lama, bagi peran saja," katanya.
Menurut Muhaimin, ada kecenderungan muncul perpecahan setelah suatu partai atau organisasi lain melaksanakan pemilihan ketua umum, yang berujung pada munculnya organisasi kembar atau sempalan.
"Ada kecenderungan muktamar menghasilkan anak muktamar. PKB semangatnya tidak perlu buang energi untuk memilih pimpinan, berlangsung aman dan nyaman tapi menghasilkan pengurus yang kokoh," kata dia.
Menurut dia, bagi PKB dalam periode 2014-2019 hanya ada satu agenda yaitu bekerja, apalagi PKB bertekad mengalahkan Partai Golkar pada Pemilu 2019.
Terkait hal itu, sejumlah elit PKB menyatakan bahwa agenda penentuan ketua umum, bagian yang paling menarik sekaligus berpotensi menimbulkan konflik dalam muktamar, tidak akan melalui pemilihan, namun secara aklamasi menetapkan kembali Muhaimin Iskandar sebagai ketua umum.
"Cak Imin aklamasi," kata Ketua DPP PKB yang juga Ketua Fraksi PKB DPR Marwan Jafar di arena muktamar di salah satu hotel di Surabaya.
Ketua DPP PKB yang juga Ketua Umum Garda Bangsa Muhammad Hanid Dhakiri juga menyatakan hal senada.
"Permintaan mayoritas DPW dan DPC Cak Imin memimpin PKB lagi," kata Sekretaris Fraksi PKB DPR RI itu.
Pernyataan sama dikemukakan Abdul Kadir Karding dan Helmy Faishal Zaini, keduanya juga ketua DPP PKB.
Oleh karena itu, berbeda dari muktamar sebelumnya, kali ini tidak terdengar seorang kader pun yang hendak mengajukan diri sebagai calon ketua umum pesaing Muhaimin.
Meskipun mengatakan membuka kesempatan kepada kader untuk mencalonkan ketua umum, Muhaimin menyatakan siap maju jika dibutuhkan untuk menjaga tidak terjadi konflik terkait pemilihan ketua umum, apalagi sampai terjadi praktik politik uang.
Bahkan, ketika membuka Musyawarah Nasioal Pergerakan Perempuan Kebangkitan Bangsa yang digelar di hotel yang sama dan hari yang sama, Muhaimin berharap pemilihan ketua umum PPKB juga sedapat mungkin menghindari konflik.
Ia mengaku lebih senang jika penentuan ketua umum PPKB dilakukan melalui musyawarah, bukan pemilihan. Berbeda dari muktamar PKB, dalam Munas PPKB ada dua nama yang disebut-sebut siap bersaing memperebutkan jabatan ketua umum, yakni Chusnunia Chalim dan Siti Masrifah.
"Saya harap pemilihan ketua umum PPKB tidak berlama-lama, bagi peran saja," katanya.
Menurut Muhaimin, ada kecenderungan muncul perpecahan setelah suatu partai atau organisasi lain melaksanakan pemilihan ketua umum, yang berujung pada munculnya organisasi kembar atau sempalan.
"Ada kecenderungan muktamar menghasilkan anak muktamar. PKB semangatnya tidak perlu buang energi untuk memilih pimpinan, berlangsung aman dan nyaman tapi menghasilkan pengurus yang kokoh," kata dia.
Menurut dia, bagi PKB dalam periode 2014-2019 hanya ada satu agenda yaitu bekerja, apalagi PKB bertekad mengalahkan Partai Golkar pada Pemilu 2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar