INFO TABAGSEL.com-Kunjungan resmi Menter Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, di Indonesia selama dua hari juga dia manfaatkan untuk melihat langsung dan merasakan aktivitas keseharian di dalam Masjid Istiqlal, Minggu pagi.
"Saya kagum akan masjid terbesar di Indonesia ini. Terbesar di Asia Tenggara dan penting di Asia dan dunia ini. Saya saksikan dari dekat sekarang dan saya kagum," katanya, saat berkeliling selasar dan lantai-lantai serta ruang ibadah utama mesjid yang dirancang arsitek Indonesia, Frederick Silaban, itu.
Kerry datang bersama Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert O Blake Jr, dan selama berkeliling kompleks Masjid Istiqlal, dia dipandu Imam Besar Mesjid Istiqlal, Ali Mustafa Ya'kub. Kerry tampil dalam setelan jas hitam sementara Yakub mengenakan setelan jas abu-abu dengan kopiah di kepalanya.
Baik Kerry, Blake Jr, petugas Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, jurnalis yang turut dari Washington, pengawal, dan petugas tambahan lain, semuanya melepaskan sepatunya begitu memasuki kompleks Masjid Istiqlal.
Bahkan, perempuan-perempuan staf Kerry dan jurnalis dari Amerika Serikat mengenakan kerudung berbagai motif selama ada di dalam Masjid Istiqlal.
Kerry melewatkan lebih banyak waktunya saat berada di depan mimbar utama Masjid Istiqlal, dan menanyakan beberapa hal kepada Yakub, termasuk interior utama dalam kubah yang diberi ornamen khas Timur Tengah bernuansa hijau.
Protokol Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta dan Kementerian Luar Negeri telah mengatur "rute" berjalan kaki yang seharusnya dilalui Kerry dan rombongan selama di dalam Masjid Istiqlal.
Namun, beberapa kali dia melenceng dari rute itu. Kerry menyempatkan diri menyapa dan berbincang dengan beberapa ibu-ibu pengajian yang duduk tengah mendalami ayat-ayat suci Al Quran.
Sempat juga dia "menghilang" dari pandangan jurnalis di balik pilar-pilar besar Masjid Istiqlal, dan setelah muncul kembali ternyata dia melihat pemandangan sekitar Mesjid Istiqlal dari balkon di lantai dua.
Yakub menerangkan berbagai hal tentang mesjid terbesar di Asia Tenggara itu, termasuk aliran Sungai Ciliwung.
Sebelum ke Jakarta, dia berkunjung resmi di Beijing, dan setelah Jakarta, dia dijadualkan ke Abu Dhabi.
Masjid Istiqlal berada persis di depan Gereja Katedral, dan keduanya menjadi simbol kehadiran dua agama besar dunia di Indonesia. Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal yang berdampingan itu juga menjadi simbol harmonisasi dan kerukungan menjalankan ajaran agama masing-masing pemeluk agama itu.
Silaban, seorang kristen protestan Indonesia, diberi tugas Presiden Soekarno untuk merancang dan membangun Mesjid Istiqlal, yang peletakan batu pertamanya dilakukan Soekarno pada 1961. Pada saat itu, diperkirakan 200.000 muslimin dan muslimat bisa shalat berjamaah di dalam Masjid Istiqlal, sementara kini jumlah itu telah berlipat kali.
Nama Istiqlal dipilih karena bermakna kemerdekaan dalam bahasa Arab, satu ungkapan syukur kepada Allah SWT, atas kemerdekaan Indonesia. Soekarno menetapkan masjid yang dalam visinya menjadi monumen besar dunia itu di bekas retuntuhan satu benteng dan loji pertahanan VOC, di Taman Wilhelmina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar