DAFTAR BERITA

Selasa, 25 Februari 2014

Anak Panti Samuel dirawat negara

INFO TABAGSEL.com-Dua belas anak yang dibawa oleh aparat kepolisian dan petugas Komnas Perlindungan Anak Senin (24/02) kini dipelihara di sebuah lokasi yang dirahasiakan yang dikelola Kementrian Sosial, kata Ketua Komnas PA.

Seluruh anak masih berusia balita, dua diantaranya bayi usia tiga dan delapan bulan yang kini dirawat di sebuah rumah sakit di Tangerang, Banten karena menderita demam tinggi. 


Sementara pemilik panti asuhan, Samuel Watulingan, menurut kuasa hukumnya, Stephanus Roy Rening, akan dipanggil sebagai saksi oleh kepolisian dengan dugaan penelantaran dan penganiyaan.

Insiden penyelamatan anak-anak ini menjadi perhatian nasional setelah muncul dugaan puluhan anak jadi korban penelantaran pengelola panti.

Warga yang tinggal di sekitar rumah yang dijadikan sebagai panti - di Gading Serpong, Tangerang - menyatakan anak-anak kerap tak diawasi, kurus dan terkesan tak terurus.

"Memang kondisi tidak normal dan memprihatinkan, kata Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait kepada Dewi safitri dari BBC Indonesia.

"Cuma ada pengasuh satu, bibik agak tua untuk anak begitu banyak. Kesannya juga kamar-kamarnya kurang baik, tidak layak," tambah Arist.
Perlu visum

Laporan yang diterima Komnas PA pada tanggal 11 Februari, menurut Arist menyebut sudah ada enam anak yang kabur dari panti karena tak tahan dengan perlakuan pemilik.

Komnas melakukan pengambilan paksa anak panti setelah muncul laporan dua bayi sakit sementara beberapa bulan sebelumnya sudah ada satu bayi lain meninggal dunia di panti itu.

"Soal hukumnya kita serahkan pada pihak berwajib saja, saya dengar laporannya sudah sampai ke Polda Metro Jaya.

"Sekarang konsentrasi kita selamatkan dulu anak-anak ini. Karena kita juga tidak mungkin wawancarai mereka, anak-anak balita, kamu diapakan saja selama di sana," tambahnya.

Sementara itu kuasa hukum Samuel, Stephanus Roy Rening mengatakan kliennya akan dipanggil sebagai saksi dengan "dugaan penelantaran dan penganiyaan."

"Dugaan pertama tak benar karena anak-anak di panti asuhan mendapatkan makan, minum, tempat tinggal sampai bersekolah. Sampai hari ini mereka masih sekolah, dapat pakaian, makanan, tempat tinggal, tempat tidur," kata Stephanus kepada BBC Indonesia.

"Sementara terkait dugaan penganiyaan perlu pembuktian karena perlu visum." "Biar dalam penyidikan terbongkar karena akan ada pelapor, saksi korban, dan biar polisi yang mengamb

Tidak ada komentar: