DAFTAR BERITA

Rabu, 26 Februari 2014

Apa yang Dimaksud dengan "Turun Berok"?

SUATU ketika di lini masa Twitter, seorang penyanyi memasang status berisikan keluhan.

Dia bilang, menyanyikan lagu-lagunya Mbak Beyonce itu susah. Susunan nadanya tinggi, liar, dan sarat teriakan. Dalam konteks bercanda, menyanyi ala Mbak Beyonce yang cenderung meneriak lirik bisa bikin "turun berok".
  • Tentu saja, si penyanyi tidak serius. Tapi kami jadi berpikir, apa itu “turun berok”?

Sejumlah artikel kesehatan di dunia maya menyamakan "turun berok" dengan hernia pada pria. Yakni, keluarnya organ usus dari tempat seharusnya. Usus melorot lewat lubang locus minoris. Jika ada tekanan besar, usus bisa "brojol" melalui lubang itu. Kami mengonfirmasi arti "turun berok" kepada dr. Eva Roria Silalahi, SpO(K) dari Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan.


 Empat Tingkat "Turun Berok"
 

Bahasa medis "turun berok" ialah prolapsus uteri. "Rahim yang bergeser (turun) dari posisinya ke bawah melalui liang vagina. Rahim yang seharusnya berada di rongga perut bagian bawah, menurun ke bawah bahkan bisa sampai tampak di luar liang vagina. Pada prolapsus ringan umumnya tidak ada gejala, namun pada kasus yang berlanjut terdapat beberapa keluhan. Gejala khas prolapsus uteri yakni keluar jaringan dari liang vagina, nyeri di perut bagian bawah, dan sering buang air kecil. Prolapsus uteri memiliki empat grade (tingkat keparahan) dengan perawatan berbeda," Eva menerangkan.

Empat grade yang dimaksud sebagai berikut:
1. Prolapsus uteri tingkat I. Serviks uteri menurun, dalam liang vagina sampai setinggi 1 cm di atas introitus vagina (lubang vagina/himen).
2. Prolapsus uteri tingkat II. Serviks uteri turun sampai > 1 cm dari introitus vagina
3. Prolapsus uteri tingkat III. Serviks uteri menonjol keluar dari > 1 cm di atas introitus vagina
4. Prolapsus uteri tingkat IV. Seluruh uterus telah keluar dari vagina. Fenomena ini sering disebut procidentia uteri dan menuntut tindakan medis berupa operasi.

"(Maaf) itu, kan lubang untuk bersenggama. Artinya, jika mau melakukan hubungan suami istri, rahim harus dimasukkan dulu. Tindakan medis memasukkan rahim ke posisinya semula relatif mudah. Tapi jika ibu melakukan banyak aktivitas, tekanan dari tubuh bagian atas membuat rahim melorot kembali," imbuhnya. Ketika penderita prolapsus uteri berdiri, sebagian rahimnya akan turun


Ini akan memicu rasa sakit oleh karena ada tekanan dari rahim yang turun dan menekan ke arah kandung kemih khususnya lubang kemih atau uretra dan memicu infeksi saluran kemih. Selain itu juga serviks yang turun akan bergesekan dengan pakaian dalam mengakibatkan jaringan tertekan, nekrosis (sel rusak dan membusuk), lecet, terluka, dan mudah terinfeksi. Ini biasanya terjadi pada prolapsus uteri tingkat III dan IV. Kalau sudah begini, yang dirasakan si ibu bukan hanya sensasi nyeri, tapi juga susah buang air kecil. Untuk berdiri dan berjalan pun akan terasa sangat sakit.

"Pada kasus grade III-IV , dokter akan menempuh operasi histerektomi vaginal (pengangkatan rahim dari vagina-red.). Karenanya jika Anda merasa nyeri di perut bagian bawah, segera lakukan pemeriksaan ginekologi. Itu seperti pemeriksaan reguler. Bukan pemeriksaan yang njelimet dan mahal. Ingat, wanita hamil bisa mengalami turun berok. Tapi setelah hamil, bisa dipulihkan lagi dengan olahraga. Misalnya, senam kegel," Eva menukas.

Kenali Faktor Pemicunya

Rahim terkait erat dengan persalinan dan keturunan. Awam lalu mengasosiasikan "turun berok" dengan tingkat kesuburan. Muncul opini, ibu hamil yang mengalami "turun berok", tidak bisa punya keturunan lagi. Benarkah? "Prolapsus uteri enggak berhubungan langsung dengan tingkat kesuburan. Hanya letak rahimnya yang bergeser. Kalau grade ringan, pasien tidak disarankan operasi selama tidak mengganggu," ulas Konsultan Fetomaternal Rumah Sakit Fatmawati Jakarta itu

Penyebab prolapsus uteri, melemahnya otot-otot dasar panggul, ligamentum, dan fascia yang menyokong rahim.

Selain itu, Eva menyebut setidaknya empat faktor pemicu prolapsus uteri, yakni:
1. Beberapa kali melahirkan, sehingga jaringan penopang rahim (ligamentum) tidak sekuat dulu.
2. Seiring dengan bertambahnya umur, beberapa organ tubuh mengalami perlemahan fungsi, tidak semaksimal dulu termasuk ligamentum.
3. "Mengangkat beban berat. Tenaga yang dikeluarkan untuk mengangkat beban membuat perut mengembang, menekan organ bagian bawah. Jaringan penopang rahim berkurang elastisitasnya karena sering mendapat tekanan. Sama seperti karet. Kalau terus dimainkan dan direntangkan, lama-lama tingkat elastisitasnya berkurang," begitu Eva mengumpamakan.
4. Batuk yang terlalu lama, tak kunjung sembuh. Ketika batuk, terjadi tekanan di otot perut bagian bawah. Itu bisa berdampak pada performa otot-otot perut bagian bawah.
5. Mengejan kuat pada waktu melahirkan atau buang air besar oleh karena konstipasi (sembelit).

Turun berok hanya terjadi pada perempuan. Karena hanya mereka yang dianugerahi rahim. Kasusnya tidak bisa disamakan dengan penyakit hernia pada laki-laki. Rahim adalah organ yang diikat dan ditopang jaringan. Kalau jaringan penopang melemah, posisi rahim akan bergeser. Agar ini tidak terjadi, Anda disarankan ikut senam kegel agar otot jaringan mampu menjaga posisi rahim. Selain itu, hindari rokok, mengonsumsi makanan sehat kaya serat, serta menghindari mengangkat beban berat.

"Mayoritas wanita mengalami turun berok pada usia 55 tahun. Berbarengan dengan menopause. Dari pengalaman saya, turun berok jarang dialami oleh wanita di usia 50 tahun ke bawah kecuali kasus turun berok pada masa kehamilan. Itu terjadi karena fluktuasi hormonal dan kelemahan sifat pada jaringan ligamentum. Pasien yang mengalami persalinan susah bisa saja ligamentum-ligamentum-nya mengalami perlemahan. Dalam keadaan begini, sedikit tekanan intraabdominal bisa memicu penurunan uterus. Ini patut kita indahkan," Eva mengakhiri perbincangan.

Tidak ada komentar: